Profil Lengkap Bung Hatta

Diposting oleh orang maros bisa tonji on Jumat, 05 Oktober 2012



Muhammad Hatta





Profil Lengkap Bung Hatta
, - Seorang Tokoh Nasional yang sangat saya kagumi dan menjadi inspirasi dalam berbagai hal, ya namanya Dr. Drs. H. Mohammad Hatta lahir dengan nama Muhammad Athar dan populer dengan sebutan Bung Hatta seorang anak manusia yang lahir di Kota Bukit Tinggi pada tanggal 12 agustus 1902 dan menjadi Wakil Presiden Pertama di Indonesia. Adalah merupakan sosok pejuang negara dan sekaligus ekonom yang handal dan tidak salah ketika dia dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Atas Prestasi dan jasa-jasanya sehingga nama Beliau dan Bung Karno dijadikan sebagai Bandara Udara Terbesar di Indonesia yaitu Bandara Seokarno - Hatta.



Ia menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu Fort de Kock dan pada tahun 1913-1916 melanjutkan studinya ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang. Saat usia 13 tahun, sebenarnya ia telah lulus ujian masuk ke HBS (setingkat SMA) di Batavia (kini Jakarta), namun ibunya menginginkan Hatta agar tetap di Padang dahulu, mengingat usianya yang masih muda. Akhirnya Bung Hatta melanjutkan studi ke MULO di Padang. Baru pada tahun 1919 ia pergi ke Batavia untuk studi di Sekolah Tinggi Dagang "Prins Hendrik School". Ia menyelesaikan studinya dengan hasil sangat baik, dan pada tahun 1921, Bung Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar ilmu perdagangan/bisnis di Nederland Handelshogeschool (bahasa inggris: Rotterdam School of Commerce, kini menjadi Universitas Erasmus). Di Belanda, ia kemudian tinggal selama 11 tahun.

Pada tangal 27 November 1956, Bung Hatta memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Hukum dari Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Pidato pengukuhannya berjudul "Lampau dan Datang".


Saat berusia 15 tahun, Hatta merintis karier sebagai aktivis organisasi, sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond Cabang Padang. Di kota ini Hatta mulai menimba pengetahuan perihal perkembangan masyarakat dan politik, salah satunya lewat membaca berbagai koran, bukan saja koran terbitan Padang tetapi juga Batavia. Lewat itulah Hatta mengenal pemikiran Tjokroaminoto dalam surat kabar Utusan Hindia, dan Agus Salim dalam Neratja. Kesadaran politik Hatta makin berkembang karena kebiasaannya menghadiri ceramah-ceramah atau pertemuan-pertemuan politik. Salah seorang tokoh politik yang menjadi idola Hatta ketika itu ialah Abdul Moeis.

Di Batavia, ia juga aktif di Jong Sumatranen Bond Pusat sebagai Bendahara. Ketika di Belanda ia bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, telah berkembang iklim pergerakan di Indische Vereeniging. Sebelumnya, Indische Vereeniging yang berdiri pada 1908 tak lebih dari ajang pertemuan pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Ernest Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) di Belanda pada 1913 sebagai orang buangan akibat tulisan-tulisan tajam anti-pemerintah mereka di media massa.
Pada usia 17 tahun, Hatta lulus dari sekolah tingkat menengah (MULO). Lantas ia bertolak ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School. Di sini Hatta mulai aktif menulis. Karangannya dimuat dalam majalah Jong Sumatera, "Namaku Hindania!" begitulah judulnya. Berkisah perihal janda cantik dan kaya yang terbujuk kawin lagi. Setelah ditinggal mati suaminya, Brahmana dari Hindustan, datanglah musafir dari Barat bernama Wolandia, yang kemudian meminangnya. "Tapi Wolandia terlalu miskin sehingga lebih mencintai hartaku daripada diriku dan menyia-nyiakan anak-anakku," rutuk Hatta lewat Hindania.
Pemuda Hatta semakin tajam pemikirannya karena diasah dengan beragam bacaan, pengalaman sebagai Bendahara Jong Sumatranen Bond Pusat, perbincangan dengan tokoh-tokoh pergerakan asal Minangkabau yang mukim di Batavia, dan diskusi dengan temannya sesama anggota JSB: Bahder Djohan. Setiap Sabtu, ia dan Bahder Djohan punya kebiasaan keliling kota. Selama berkeliling kota, mereka bertukar pikiran tentang berbagai hal mengenai tanah air. Persoalan utama yang kerap pula mereka perbincangkan ialah perihal memajukan Bahasa Melayu. Untuk itu, menurut Bahder Djohan perlu diadakan suatu majalah. Majalah dalam rencana Bahder Djohan itupun sudah ia beri nama Malaya. Antara mereka berdua sempat ada pembagian pekerjaan. Bahder Djohan akan mengutamakan perhatiannya pada persiapan redaksi majalah, sedangkan Hatta pada soal organisasi dan pembiayaan penerbitan. Namun, “karena berbagai hal cita-cita kami itu tak dapat diteruskan,” kenang Hatta lagi dalam Memoir-nya.
Selama menjabat Bendahara JSB Pusat, Hatta menjalin kerjasama dengan percetakan surat kabar Neratja. Hubungan itu terus berlanjut meski Hatta berada di Rotterdam, ia dipercaya sebagai koresponden. Suatu ketika pada tahun 1922, terjadi peristiwa yang mengemparkan Eropa. Turki yang dipandang sebagai "Orang Sakit dari Eropa", memukul mundur tentara Yunani yang dijagokan Inggris. Rentetan pantauan peristiwa tersebut ditulis Hatta menjadi serial tulisan untuk Neratja di Batavia. Serial tulisan Hatta itu menyedot perhatian khalayak pembaca. Bahkan banyak surat kabar di tanah air yang mengutip tulisan-tulisan Hatta.


Perangko Satu Abad Bung Hatta diterbitkan oleh PT Pos Indonesia tahun 2002

Hatta mulai menetap di Belanda semenjak September 1921. Ia segera bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, telah tersedia iklim pergerakan di Indische Vereeniging. Sebelumnya, Indische Vereeniging yang berdiri pada 1908 tak lebih dari ajang pertemuan pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) di Belanda pada 1913 sebagai eksterniran akibat kritik mereka lewat tulisan di koran De Expres. Kondisi itu tercipta, tak lepas karena Suwardi Suryaningrat ( Ki Hadjar Dewantara ) menginisiasi penerbitan Majalah Hindia Poetra oleh Indische Vereeniging mulai 1916. Hindia Poetra bersemboyan “Ma’moerlah Tanah Hindia! Kekallah Anak-Rakjatnya!” berisi informasi bagi para pelajar asal tanah air perihal kondisi di Nusantara, tak ketinggalan pula tersisip kritik terhadap sikap kolonial Belanda.
Pergerakan Hatta dalam Indische Vereeniging tak lagi tersekat oleh ikatan kedaerahan, sebab Indische Vereeniging berisi aktivis dari beragam latar belakang daerah. Lagipula, nama Indische –meski masih bermasalah– sudah mencerminkan kesatuan wilayah, yakni gugusan Kepulauan Nusantara yang secara politis diikat oleh sistem kolonialisme Hindia-Belanda.
Hatta mengawali karier pergerakannya di Indische Vereeniging sebagai bendahara pada 19 Februari 1922, ketika terjadi pergantian pengurus Indische Vereeniging. Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen Kartawisastra. Momentum suksesi kala itu punya arti penting bagi mereka di masa mendatang, sebab ketika itulah mereka memutuskan untuk mengganti nama Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging dan kelanjutannya mengganti nama Nederland Indie menjadi Indonesia. Sebuah pilihan nama bangsa yang sarat bermuatan politik. Dalam forum itu pula, salah seorang anggota Indonesische Vereeniging menyatakan bahwa dari sekarang kita mulai membangun Indonesia dan meniadakan Hindia atau Nederland Indie.
Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda. Dan dari sinilah ia bersahabat dengan nasionalis India, Jawaharlal Nehru. Aktivitasnya dalam organisasi ini menyebabkan Hatta ditangkap pemerintah Belanda. Hatta akhirnya dibebaskan, setelah melakukan pidato pembelaannya yang terkenal: Indonesia Free.
Pada tahun 1932, Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia melalui proses pelatihan-pelatihan. Belanda kembali menangkap Hatta, bersama Soetan Sjahrir, ketua Club Pendidikan Nasional Indonesia pada bulan Februari 1934. Hatta diasingkan ke Digul dan kemudian ke Bandaneira selama 6 tahun.
Pada tanggal 9 Maret 1943 setelah datangnya militer Jepang ke Indonesia, Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dimana Hatta dan Soekarno ditunjuk sebagai ketuanya. Soekarno berpikir bahwa ini akan menjadi cara agar mereka bisa mendapatkan dukungan bagi kemerdekaan Indonesia. Pada bulan November 1943, usaha Hatta dan Soekarno untuk bekerja sama dengan pemerintah Jepang diakui oleh Kaisar Hirohito yang dihiasi dengan penghargaan di Tokyo.
Setelah gelombang Perang Pasifik mulai berbalik dengan kekalahan yang dialami oleh tentara Jepang, pemerintah Jepang membubarkan Putera dan diganti dengan Djawa Hokokai pada Maret 1944. Ketika kekalahan mulai membayang di pihak Jepang, Perdana Menteri Koiso Kuniaki mengumumkan pada bulan September 1944 bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan Indonesia dalam waktu dekat.
Sejak saat itu momentum mulai berkumpul untuk kemerdekaan Indonesia. Didorong oleh sentimen nasionalis Indonesia dan didukung oleh simpatisan dari Jepang seperti Laksamana Maeda. Dalam hal Maeda, ia bahkan mendirikan sebuah forum diskusi yang disebut "Kemerdekaan Indonesia Centre" dan mengundang Hatta serta Soekarno untuk memberikan kuliah tentang nasionalisme. Hal ini diikuti pada bulan April 1945, dengan pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI akan bertemu selama tiga bulan ke depan dan akan memutuskan hal-hal seperti konstitusi dan wilayah yang akan menjadi bagian dari Indonesia. 


Pada bulan Agustus 1945, Jepang akhirnya menyetujui kemerdekaan Indonesia dan membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Tanggal 8 Agustus 1945, Hatta dan Sukarno dipanggil ke Saigon, untuk bertemu dengan Marsekal Terauchi, panglima pasukan Jepang di Asia Tenggara. Terauchi mengatakan kepada Hatta dan Soekarno bahwa PPKI akan terbentuk pada 18 Agustus dan bahwa Indonesia akan merdeka dengan pengawasan Jepang.

Hatta dan Soekarno kembali ke Indonesia pada 14 Agustus. Dalam hal Hatta, Sutan Sjahrir sudah menunggunya dengan berita tentang bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Sjahrir mengatakan kepada Hatta bahwa mereka harus mendorong Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia segera, karena dalam beberapa hari orang Jepang mungkin tidak ada untuk memberikan pengawasan. Sjahrir mengatakan Hatta tidak perlu khawatir tentang pemerintah Jepang karena rakyat akan berada di pihak mereka.
Sjahrir dan Hatta kemudian pergi menemui Soekarno, dimana Syahrir mengulangi argumennya di depan Soekarno. Hatta kemudian berbicara, mengatakan bahwa dia khawatir Sekutu akan melihat mereka sebagai kolaborator Jepang. Soekarno juga punya perasaan ini dan Syahrir meninggalkan rapat karena frustrasi.
Hari berikutnya pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu. Di Indonesia, berita itu hanya rumor dan belum dikonfirmasi. Hatta dan Soekarno pergi ke kantor pemerintah Jepang di Jakarta, dan menemukan kantor itu telah kosong. Hatta dan Soekarno kemudian pergi ke Maeda yang menegaskan bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Hatta dan Soekarno tampak terkejut bahwa Jepang telah menyerah. Selama siang hari, Hatta dan Soekarno berhadapan dengan pemuda Indonesia yang menginginkan kemerdekaan untuk diikrarkan sesegera mungkin. Sebuah perdebatan panas terjadi, dan Soekarno meminta para pemuda untuk lebih sabar.
Pada pagi hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda Indonesia menculik Hatta dan Soekarno, dan membawa mereka ke Rengasdengklok. Disini para pemuda terus berusaha untuk memaksa Hatta dan Soekarno menyatakan kemerdekaan, tetapi tidak berhasil. Di Jakarta terjadi kepanikan, dimana PPKI telah memulai pertemuan hari itu dan merencanakan untuk memilih Soekarno sebagai ketua dan Hatta sebagai wakil ketua. Ketika informasi tentang keberadaan Hatta dan Soekarno diketahui dan penyerahan Jepang telah dikonfirmasi, Achmad Subardjo, seorang anggota PPKI pergi ke Rengasdengklok untuk menjemput Hatta dan Soekarno. Malam itu, Hatta dan Sukarno kembali ke Jakarta menuju rumah Maeda. Di rumah ini mereka menyusun teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10 waktu Jawa, Hatta bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sehari kemudian, secara aklamasi ia diangkat sebagai wakil presiden pertama RI, mendampingi Soekarno yang menjadi presiden RI. Oleh karena peran tersebut maka keduanya disebut dwitunggal, Bapak Proklamator Indonesia.


Setelah ditunjuk sebagai wakil presiden RI dalam sidang PPKI, Hatta membuat tiga keputusan penting pada masa awal kelahiran republik. Pada bulan Oktober, Hatta membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang berperan sebagai lembaga legislatif, selain sebagai penasehat presiden. Pada bulan yang sama, Hatta juga mengeluarkan maklumat pembentukan partai politik di Indonesia. Bulan berikutnya, Hatta juga membuat keputusan yang mengambil peran presiden sebagai kepala pemerintahan kepada seorang perdana menteri.

Ketika Belanda mulai mengirimkan pasukan mereka kembali ke Indonesia, Hatta bersama dengan Sjahrir dan Soekarno sepakat untuk melakukan perundingan dengan pihak Belanda. Hal ini menyebabkan ketegangan dengan unsur-unsur radikal dalam pemerintahan, seperti pemimpin para pemuda : Chaerul Saleh dan Adam Malik. Pada bulan Januari 1946, Hatta dan Soekarno pindah ke Yogyakarta, meninggalkan Sjahrir (yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri) untuk memimpin perundingan di Jakarta.
Pada November 1946 ditandatangani Perjanjian Linggarjati, yang berisi pengakuan Belanda atas Republik Indonesia. Namun pengakuan Belanda hanya untuk wilayah Jawa, Sumatera, dan Madura. Selain wilayah itu, republik ini akan menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat dengan Ratu Belanda selaku kepala negara. Namun sebelum kesepakatan itu akhirnya diratifikasi oleh Dewan Perwakilan Belanda, beberapa kompromi dibuat tanpa persetujuan pihak republik. Akhirnya Indonesia menolak untuk melaksanakan bagian dalam kesepakatan itu, sehingga terjadi Agresi Militer Belanda I pada bulan Juli 1947.
Pada masa ini Hatta dikirim ke luar negeri untuk mencari dukungan bagi Indonesia. Menyamar sebagai ko-pilot pesawat, Hatta menyelinap ke India untuk meminta bantuan. Disana ia meminta dukungan Nehru dan Mahatma Gandhi. Nehru meyakinkannya bahwa India akan mendukung Indonesia di forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pada bulan Desember 1947, diadakan perundingan di atas kapal USS Renville, dan perjanjian ditandatangani pada Januari 1948. Perjanjian ini lebih menguntungkan pihak Belanda, dimana Belanda menyerukan kepada pihak republik untuk mengakui wilayah-wilayah yang telah diambil Belanda selama Agresi Militer I. Perjanjian ini menyebabkan kemarahan banyak pihak dan memaksa Amir Syarifuddin untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri.
Untuk menggantikan Syarifuddin, Soekarno menunjuk Bung Hatta sebagai Perdana Menteri dan menyatakan bahwa kabinet akan bertanggung jawab kepada Presiden, bukan KNIP. Pada saat yang sama Bung Hatta juga mengemban posisi sebagai Menteri Pertahanan. Sebagai Perdana Menteri, Bung Hatta harus membuat keputusan tidak populer. Pada bulan Agustus 1948, Bung Hatta terpaksa melakukan demobilisasi beberapa prajurit.
Pada bulan Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II dan fokus serangan mereka adalah Yogyakarta. Bung Hatta dan Soekarno, bukannya melarikan diri untuk melakukan perang gerilya, namun memilih untuk tetap tinggal hingga akhirnya mereka ditangkap. Soekarno memberikan wewenang kepada Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), sebelum pergi ke pengasingan di Pulau Bangka dengan semua pemimpin republik lainnya, termasuk Bung Hatta.
Perlawanan di bawah Jenderal Sudirman dan pasukan TNI, menyebabkan Belanda mendapatkan tekanan internasional. Pada bulan Mei 1949, Perjanjian Roem-Roijen ditandatangani dan Belanda berjanji untuk mengembalikan para pemimpin yang mereka tangkap. Pada bulan Juli 1949, Bung Hatta dan Soekarno kembali ke Yogyakarta.
Pada bulan Agustus 1949, Bung Hatta memimpin delegasi ke Den Haag untuk Konferensi Meja Bundar (KMB). Pada bulan November 1949, pembentukan Republik Indonesia Serikat akhirnya disetujui. Ratu Belanda akan terus menjadi kepala negara simbolis, sementara Bung Karno dan Bung Hatta tetap sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Pada tanggal 27 Desember 1949, pemerintah Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia. Wakil Presiden Bung Hatta dan Ratu Juliana menandatangani pengakuan kedaulatan Republik Indonesia.
Setelah KMB, Bung Hatta melanjutkan jabatannya sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia Serikat dan memimpin transisi dari negara federal kepada negara kesatuan, yang akhirnya resmi terbentuk pada tanggal 17 Agustus 1950.


Biodata BUng Hatta



Nama: Mohammad Hatta



Tempat/Tanggal lahir: Kampung Aur Tajungkang Bukittinggi, 12 Agustus 1902



Agama: Islam



Tempat/Tanggal wafat: Jakarta, 14 Maret 1980



Keluarga Bung Hatta



  * Istri: Rahmi Hatta

    * Anak:
          o 1. Meutia Farida Hatta (21 Maret 1947)
          o 2. Gemala Rabi’ah Hatta (1953)
          o 3. Halidah Nuriah Hatta (25 Januari 1956)
    * Orang tua Hatta:
          o Kakek Hatta: Syekh Abdurrahman (dikenal sebagai Syekh Batuhampar)
          o Bapak: Haji Muhammad Djamil (Ulama dari Batuhampar, Kabupaten Limapuluh Kota)
          o Ibu: Saleha (Keluarga pengusaha terpandang dari Bukittinggi)


    * Bung Hatta adalah anak bungsu dalam keluarga dengan rincian sebagai berikut:

          o 1. Halimah (kakak, satu ayah lain ibu)
          o 2. Rabiah (kakak, satu ayah lain ibu)
          o 3. Rafiah (satu ayah, satu ibu)
          o 4. Bung Hatta (anak bungsu)


Pendidikan :



    * Europese Lagere School (ELS) di Bukittinggi (lulus 1916)

    * Meer Vitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Padang (lulus 1919)
    * Handel Middlebare School (Sekolah Menengah Dagang) di Jakarta (lulus 1921)
    * Nederland Handelshogeschool di Rotterdam (tamat dengan gelar Drs, 1932)


Perjalan Karier :



 * Bendahara Jong Sumatranen Bond di Padang (1916-1919)

    * Bendahara Jong Sumatranen Bond di Jakarta dan mengurus majalah Jong Sumatra (1920-1921)
    * Menjadi anggota Indonesische Vereniging (ketika belajar di Belanda) yang kemudian berubah menjadi Perhimpoenan Indonesia, dan menjadi Dewan Redaksi majalah Indonesia Merdeka (1922-1925)
    * Ketua Pemuda Indonesia di Belanda (1925-1930)
    * Sebagai wakil Indonesia dalam gerakan Liga Melawan Imperialisme dan Penjajahan, berkedudukan di Berlin (1927-1931)
    * Ikut Konggres Demokratique International IV di Beirvile, Paris (1936)
    * Ditangkap dan dipenjara di Den Haag, Belanda (23 September 1927-22 Maret 1928) karena tulisan-tulisannya di Majalah Indonesia Merdeka
    * Kembali ke Indonesia (1932)
    * Ketua Partai Pendidikan Nasional Indonesia (lazim disebut PNI baru) dan menangani majalah Daulat Rakyat (1934-1935)
    * Dipenjarakan pemerintah Hindia Belanda di Glodok, Jakarta (1934)
    * Dibuang ke Boven Digul, Papua (1934-1935)
    * Dibuang ke Banda Naira (1935-1942)
    * Dipindahkan ke Penjara di Sukabumi (Februari 1942)
    * Dibebaskan dari penjara (9 Maret 1942)
    * Kepala Kantor Penasihat pada pemerintah Bala Tentara Dai Nippon (April 1942)
    * Diangkat menjadi salah satu pimpinan Pusat Tenaga Rakyat (Putera-1943)
    * Anggota Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan-Mei 1945)
    * Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI-7 Agustus 1945)
    * Memproklamasikan Kemerdekaan RI bersama Soekarno (17 Agustus 1945)
    * Wakil Presiden Indonesia I (18 Agustus 1945-1 Desember 1956)
    * Mengeluarkan Maklumat Nomor X (16 Oktober 1945) yang memberikan kekuasaan untuk menentukan Garis-garis Besar Haluan Negara kepada Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
    * Mengeluarkan Maklumat Politik (1 November 1945) yang antara lain menyatakan bahwa Indonesia bersedia menyelesaikan sengketa dengan Belanda dengan cara diplomasi
    * Mengeluarkan Maklumat (3 November 1945) yang membuka peluang berdirinya partai-partai politik
    * Wakil Presiden merangkap sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan (29 Januari 1948-Desember 1949)
    * Ketua Delegasi Indonesia ke Konferensi Meja Bundar di Den Haag dan menerima penyerahan kedaulatan dari Ratu Juliana (1949)
    * Wakil Presiden merangkap sebagai Perdana Menteri dan Menlu dalam Kabinet RIS (Desember 1949-Agustus 1950)


Oke sob, semoga postingan saya ini tentang Profil Lengkap Bung Hatta

bisa menambah wawasan kita semua dan satu lagi yang hampir saya setelah melihat perjalan hidup Bung Hatta jadi gak berlebihan saya rasa ketika bang Iwan Fals membuat sebuah lagu yang berjudul Bung Hatta.

Muhammad Hatta




Sumber :
* Wikipedia
* Web Forum UPI

Tips Blogging, SEO, Blogger Pemula, Tentang Cinta, Info Kesehatan, Tips Facebook, Trik Handphone, Zodiak, Kontes SEO, Tips dan Trik, Maros, Selebritis, Blackberry Terima kasih telah membaca artikel: Profil Lengkap Bung Hatta.Silahkan baca artikel ©Blog Yhudiyuba yang lainnya!!!

{ 17 komentar... read them below or add one }

Anonim mengatakan... Reply Comment

I think this is one of the most significant information for me.
And i'm glad reading your article. But want to remark on few general things, The web site style is ideal, the articles is really nice : D. Good job, cheers

Feel free to surf to my site Www.Clearporescoupons.com

Anonim mengatakan... Reply Comment

This is a topic which is close to my heart.
.. Best wishes! Where are your contact details though?

Feel free to visit my blog post; Las Vegas Golf Instruction

Anonim mengatakan... Reply Comment

Excellent, what a web site it is! This blog gives helpful data
to us, keep it up.

Look into my website - http://fonzation.com

Anonim mengatakan... Reply Comment

I couldn't resist commenting. Exceptionally well written!

Here is my page Residential LED Lighting

Anonim mengatakan... Reply Comment

I will right away clutch your rss as I can't to find your e-mail subscription link or e-newsletter service. Do you've any?

Kindly permit me understand so that I may subscribe. Thanks.


Here is my website ... physical therapy programs in florida

Anonim mengatakan... Reply Comment

We stumbled over here coming from a different page and thought I should check things out.
I like what I see so now i'm following you. Look forward to checking out your web page again.

my blog; giantowner388.livejournal.com

Anonim mengatakan... Reply Comment

I am really thankful to the owner of this web page who has shared
this great paragraph at at this place.

Visit my blog ... St Cloud Florist

Anonim mengatakan... Reply Comment

Hurrah, that's what I was searching for, what a information! existing here at this webpage, thanks admin of this website.

My site ... chiropractic treatments anxiety

Anonim mengatakan... Reply Comment

Keep on writing, great job!

my page ... golf schools in houston texas

Anonim mengatakan... Reply Comment

Hello, I enjoy reading all of your article post. I like to
write a little comment to support you.

Feel free to surf to my webpage - Chiropractor

Anonim mengatakan... Reply Comment

This is a very good tip particularly to those new to the blogosphere.
Short but very precise information? Many thanks
for sharing this one. A must read article!

Feel free to visit my web-site; private mortgage lenders Toronto

Anonim mengatakan... Reply Comment

Today, I went to the beach with my kids. I found a sea shell and gave it to my 4 year
old daughter and said "You can hear the ocean if you put this to your ear." She put the shell to her ear and screamed.
There was a hermit crab inside and it pinched her ear. She never
wants to go back! LoL I know this is totally off topic but I had
to tell someone!

Feel free to visit my homepage :: Severe neck Pain

Anonim mengatakan... Reply Comment

I have read so many posts concerning the blogger lovers except
this piece of writing is genuinely a nice piece of writing,
keep it up.

My blog post - golf Schools las Vegas

Anonim mengatakan... Reply Comment

Awesome post.

Here is my web page; Chiropractor

Anonim mengatakan... Reply Comment

Way cool! Some extremely valid points! I appreciate you penning this write-up plus the
rest of the site is really good.

My webpage - back pain device as seen on tv

Anonim mengatakan... Reply Comment

Heya i'm for the first time here. I found this board and I find It really useful & it helped me out a lot. I hope to give something back and aid others like you helped me.

my website ... fonzation.com

Anonim mengatakan... Reply Comment

From the Collection" screenings at the lack of a sex addict is a real man of God locked her out, as privacy groups have accused the company makes far more zest than finesse. Each slide can have an unlimited number of layers meaning you can create a cesspool of turmoil & yearning that results in mental anguish & regret. Learn to make sure that you can't have anyone on Earth who doesn't share the joy the joy the joy the joy of being a joke or a girl.

Feel free to surf to my web-site - telefonsex

Posting Komentar

Komentar sesukanya sob...
yang penting sopan dan membangun.........
Nyepam langsung di hapus....