sedikit kisah tentang DAJJAL,,,, ni buat teman2
Keluarga Dajjal dan permulaan timbulnya bencanaDi suatu negeri kecil di Palestina yaitu Samirah yg nanti akan menjadi sebuah negara besar pada masa Dawud dan sesudahnya, bahkan menjadi Ibukota kerajaan Bani Israil warisan Nabi Sulaiman. Hal ini berdasarkan sisi masa kelahiran Nabi Musa, yg kira2 satu abad sebelumnya.Dari seorang laki-laki dan seorang perempuan keturunan Yahudza setelah masa 30th perkawinannya, lahirlah seorang anak yg paling membahayakan kedua orang tuanya, sebagaimana digambarkan oleh junjungan kita, Nabi Muhammad saw, "Kedua matanya tidur, tetapi hatinya tetap terjaga." Keluarga Dajjal, Ayah, Ibu, dan, Kakeknya semuanya adalah penyembah berhala. Dulu mereka menyembah sebuah berhala mirip sapi betina. Sebenarnya, berhala itu bukan sekedar patung, melainkan setan durjana yg menyerupakan dirinya dengan patung sapi betina itu. Mereka biasa menyembelih hewan untuk dikurbankan kepada berhala, yg sebenarnya dipersembahkan kepada setan, beserta minuman arak yg mereka suguhkan kepadanya setiap hari. Disamping itu, mereka suka melakukan penghambaan atau persembahan dan ketaatan. Setiap pagi, mereka hanya menemukan sisa-sisa dari apa yg mereka kurbankan di tempat itu. Mereka menyangka hal itu sebagai tanda bahwa Tuhan mereka meridhai apa yg mereka lakukan. Permintaan kedua orang tua Dajjal ialah agar mereka diberi anak laki-laki. Akhirnya Allah SWT menghendaki terjadinya kehamilan pada seorang wanita yg dilahirkan dari perbuatan zina antar-mahram dari seorang suami yg juga dilahirkan dari hasil perzinaan antar-mahram. Sementara itu, pekerjaan setan adalah ikut masuk ledakan saluran kencing laki-laki penyembah berhala setiap kali ia akan mencampuri istrinya. Jadi, setanpun ikut mencampuri istri penyembah berhala itu bersama-sama suaminya. Maka bertemulah campuran sperma dan ovum dari unsur manusia dengan unsur syahwat yg penuh kedengkian dari jin, sesuai dengan yg ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa. Pada malam yg sangat menakutkan, diiringi hembusan angin, badai salju, dan hujan lebat, pasangan suami-istri itu mendengar suara dari patung sapi betina liar yg memberitahukan bahwa ia telah meridhai keduanya. Bahkan katanya, ia memerintahkan malaikat untuk mengaruniakan kepada mereka seorang anak. Tetapi, jika keduanya tidak memperbanyak ketaatan dan persembahan, serta tidak banyak menumpahkan darah kurban, maka ia akan mengganti anak laki-laki itu dengan anak perempuan. Dengan penuh khidmat keduanya bersujud dan bersimpuh dihadapanya dan menegaskan bahwa mereka menginginkan anak laki-laki. Lalu patung setan itu menyuruh mereka untuk menyembelih seekor sapi betina gemuk dan besar serta kemudian meletakkannya dihadapanya, sementara mereka berdua dilarang untuk masuk ketempat itu sepanjang malam. Sungguh, setan telah mempermainkan mereka berdua untk melakukan apa saja menurut kehendak dan kemauanya. Dari satu sisi, setan melihat apa yg tidak bisa mereka lihat sebagai manusia biasa. Sebab, jin bisa melihat apa yg ada didalam jasad manusia seakan-akan kedua matanya bagaikan sinar-X sehingga bisa melihat kandungan sang perempuan sejak awal. Karena setan tidak mengetahui apa yg akan terjadi, arakan anak itu perempuan atau laki-laki, sementara ia mengetahui kerinduan seorang suami akan kelahiran seorang anak laki-laki yg akan membawa harum nama ayahnya, disamping mengetahui secara pasti keinginan wanita untuk membuat ridha suaminya, maka ia segera menyatakan bahwa anak itu laki-laki. Tetapi jika ternyata Allah berkehendak menentukan anak tersebut perempuan, maka setan memberitahukan kepada pasangan suami-istri itu bahwa mereka tidak diridhai, atau keduanya tidak ikhlas dalam pengurbanannya, atau riya' alias pamer, hanya ingin pujian dari manusia. Begitulah kelicikan setan. Padahal, masalahnya sangat sederhana dan tidak sulit. Bukankah jin sangat menyukai kebohongan, penipuan, dan kepalsuan sebagaimana manusia menyukai air dingin dihari yg sangat panas? Perkataan tersebut itu terdapat di dalam berbagai tulisan pada berbagai alat tulis seperti batu dan manuskrip diatas bebatuan di kota Irbid di kerajaan Yordania. Disebabkan peredaran dan perputaran zaman, lukisan dan manuskrip pada bebatuan yg berisi tulisan-tulisan itu dicuri atau menghilang. Tak seorangpun mengetahui dimana semuanya itu disembunyikan atau kemana menghilang. Tetapi periwayatannya masih tersimpan dalam otak sebagian para ulama yg menerimanya, secara turun-temurun, dari kakek-kakek mereka di Syam bahwa dulu pernah tersebar berita tentang kelahiran seorang anak laki-laki setelah berlalu tiga puluh tahun usia perkawinan kedua orang tuanya tanpa melahirkan seorang anakpun. Mereka juga meriwayatkan secara turun-temurun bahwa kedua mata anak itu cacat sejak lahir. Ia suka tidur malam dan siang serta jarang bangun untuk menghisap air susu ibunya yg berbadan besar. Hal itu sejalan dengan sabda Rasulullah saw mengenai keluarga Dajjal, yg diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya, "Ayahnya tinggi, gemuk, dan hidungnya seperti paruh burung. Sedangkan ibunya fardhakhiyyah, yakni banyak dagingnya dan gemuk badannya. Kedua tangannya panjang, dan kedua teteknya pun besar". Karena anaknya tidak disusui oleh ibunya, maka ibunya terkena penyakit yg ditimbulkan oleh tertahannya air susu, bahkan dapat mengakibatkan keracunan yg berakhir dengan kematiannya. Jadi anak laki-laki itu sejak awal memang telah mendatangkan kesialan bagi ibunya dan bahkan sangat membahayakan ibunya sekalipun. Hal itu sesuai dengan yg dikatakan junjungan kita, Nabi Muhammad yg sangat jujur dan benar itu. Yg sungguh mengagetkan pula adalah bahwa anak laki-laki itu selama beberapa tahun diam dan hanya bergerak beberapa kali, sehingga orang tuanya menyangka bahwa ia lumpuh atau tuhan-tuhan mereka memurkainya. Maka, mereka pun menyajikan berbagai sesajian tanda ketaatannya, tetapi sang anak laki-laki itu tetap saja seperti semula dan tidak mengalami perubahan. Tiba-tiba pada suatu malam, anak itu bergerak, meskipun selama sepanjang hidupnya sejak empat tahun sebelumnya ia belum pernah berjalan. Padahal orang tuanya telah memberinya air susu kambing disertai usaha untuk membangunkan dan mendudukkannya. Anak itu hanya meminum seteguk atau dua teguk saja, lalu ia tidur lagi. Orang tuanya tidak pernah tenang ihwal apakah anaknya masih hidup. Mereka pun meletakkan tangan dan telinganya pada dada anak itu. Ternyata mereka mengetahui bahwa anaknya masih hidup. Betul apa yg dikatakan Rasulullah saw., "Kedua matanya tidur, tetapi hatinya tetap terjaga". Tiba-tiba anak itu bergerak bangun, sementara orang tuanya ada disisinya sedang tidur. Ia mencoba merangkak kemudian berdiri untuk berjalan dengan kedua kakinya. Setelah sebelumnya ia berjalan merangkak di atas kedua tangan dan kedua kakinya, tiba-tiba ia mampu berdiri di atas kedua kakinya. Kemudian ia berjalan perlahan-lahan tanpa diketahui kedua orang tuanya, seakan-akan ada ruh lain yg menyusup ke dalam tubuhnya seraya memberitahukan dan menuntunnya untuk berdiri dan berjalan. Tentu saja ia bukan ruh lain, melainkan jin setan (jinny mutasyaithan). Memang kedua mata anak laki-laki itu cacat, dan ia dirasuki setan yg bersemayam dalam patung sapi. Lalu setan itu membawanya pada patung sapi betina. Kemudian ia di tinggalkan tidur disisi patung tersebut. Sang ayah pun bangun dan mendapatkan anaknya tertidur di pangkuan tuhan-tuhan (dari patung sapi betina). Ia mencoba untuk memahami apa yg terjadi. Tetapi bagaimana mungkin ia dapat memahami hal itu dengan kaca mata kemusyrikannya? Sang ayah mencoba memanggil tetangganya yg tidak mempercayainya, bahwa menuduhnya bahwa sang ayahlah yg membawa anak itu dan meletakkannya di pangkuan tuhan-tuhan tersebut. Sebab, sepengetahuan mereka, anak itu lumpuh dan hanya dapat duduk. Berita pun semakin menyebar. Berduyun-duyunlah orang datang untuk menyaksikan dari dekat kejadian aneh yg terjadi pada anak laki-laki itu. Bahkan, tidak sedikit orang yg mencari berkah darinya. Namun, mata-mata hakim tidak mau menerima begitu saja. Mereka membawa ayah anak itu ke hadapan hakim kota yg kemudian memaksanya untuk mengakui apa yg sesungguhnya terjadi, tetapi disertai pemaksaan untuk mengakui bahwa ia yg membawa anak itu ke pangkuan patung sapi betina. Tetapi sang ayah bersikeras menolak dakwaan hakim. Lalu hakim memerintahkan supaya sang ayah di dera dan dimasukkan ke dalam penjara.. Kemudian, harus diakui ketika itu bahwa tidak ada yg berhak dituruti titahnya kecuali hakim agung yg menguasai negeri tersebut. Pada gilirannya, muncullah protes keras dan serangan dahsyat yg menginginkan kematian setiap orang yg menyembah sapi betina. Ketika ia melihat dan merasakan bermacam-macam siksaan, terpaksalah ia berbohong. Lalu ia mengumumkan di hadapan hakim dan penduduk negeri bahwa tidak ada tuhan selain hakim, dan bahwa tidak ada yg dapat memberi manfaat dan menimpakan bencana selain hakim. Hanya hakimlah pembawa berkah dan membagi-bagikannya. Dengan pengakuan bohong itu, hakim pun berkenan untuk segera mengeluarkannya dari penjara, dan agar anaknya dijaga dengan hati-hati dan tidak boleh keluar dari istana hakim. Tak pelak lagi, anak itu sangat membahayakan orang tuanya. Ayahnya dipenjara dan disiksa dengan hebat. Kemudian ia harus kehilangan anaknya untuk selama-lamanya. Wallahu a'lam bis shawab.
KEAJAIBAN SAMIRI.Berita tentang keajaiban anak laki-laki itu semakin menyebar sehingga disebut sebagai A'jubah as-Samirah (Keajaiban Samirah). Menurut hakim, anak laki-laki aneh itu dirasuki setan. Berita ini disebarluaskan ke berbagai penjuru dunia. Sang hakim pergi ke berbagai penjuru dunia meminta bantuan tukan sihir dan para dukun untuk mengeluarkan setan dari anak laki-laki itu. Menurutnya, setan akan mengguncangkan singgasana atau 'Arsy Tuhan. Karena ada berita itu, timbullah hiruk-pikuk dan kekacauan di tengah-tengah masyarakat, seperti halnya berbagai masyarakat dibelahan bumi mana pun jika ada suatu kejadian aneh dan ganjil. Salah seorang yg berpura-pura sebagai filosof (dari Samirah) berkata, "Anak itu memang betul-betul keturunan Samiri. Dua huruf ra' dan ha' (dua huruf terakhir dari kata Samirah), dulu mengisyaratkan suatu negeri yaitu negeri Sam (bukan Syam), karena Sam bin Nuh a.s. adalah sendiri gerakan Samirah setelah terjadinya banjir besar. Ketika Sam masih kecil, ia tidak banyak bergerak sehingga didatangi seorang malaikat, yg kemudian mengajarinya bagaimana menggerakkan kedua kakinya. Anak itu adala cucu dari Sam". Tetapi tidak ada yg mempercayai filosof itu. Bahkan, ia dituduh gila. Sebagian orang tetap suka membicarakan hal itu sebagai bahan senda-gurau belaka, sehingga mereka menamai anak itu sebagai Sam kecil putra Sam besar. Menurut hakim, kisah itu harus dibungkam dan jangan dibicarakan lagi. Jika tidak, ia mengancam orang yg membicarakannya seperti layaknya seorang hakim. Kalau peringatannya tidak digubris, maka kekuasaanlah yg akan berbicara. Ia menyuruh wakilnya mengumumkan dengan tegas agar semua orang mengikuti pendapat umum ketika membicarakan anak itu agar digelari dengan julukan as-Samiri, yg disandarkan pada negeri kelahirannya dan bukan dinisbatkan kepada seseorang. Ayah anak laki-laki itu mati karena menderita apa yg diistilahkan sebagai adz-dzabhah ash-shadriyyah al-mutakarrarah (tekanan batin berkelanjutan). Sang ayah mati lebih disebakan oleh watak anaknya yg sangat ganjil itu, dan tampaknya tidak ada sebab lain kecuali kondisi anaknya itu. Dialah satu-satunya anak yg paling membahayakan hidup orang tuanya dan anak yg paling sedikit, bahkan tidak ada manfaatnya. Bukankah ia tidak pernah menyenangkan orang tuanya kecuali ketika mereka ternyata dikaruniai anak laki-laki? Bahkan, anak itu tidak bermanfaat bagi seorang manusia pun, karena ia secara mutlak dinilai hanya mempunyai karakteristik yg membahayakan saja. Ia hanya bermanfaat untuk membedakan kebaikan dari keburukan yg menjadi fitnah bagi manusia. Yang demikian itu hanyalah suatu manfaat yg tidak disengaja kemunculannya, dan itu hanya itu hanya dengan kadar ketentuan Allah dan kehendak-Nya saja. Wallahu a'lam bis shawab.
SEBUAH BULAN KELUAR DARI POROSNYA. Tinggalah anak ajaib itu dalam pengawasan dan pemeliharaan tuan hakim di istananya. Setelah berlalu satu tahun, yakni ketika usianya mencapai lima tahun, anak itu mulai bangun dari tidurnya yg unik seraya bergerak dan mencoba berbicara dengan orang-orang sekitar istana megah itu, meskipun dengan ucapan terbata-bata dan terputus-putus. Mereka menangkap aib pada kedua matanya. Mereka lalu mencoba mengobatinya. Akan tetapi, para dokter istana berkesimpulan secara pasti bahwa penyakit itu tidak akan bisa disembuhkan secara medis dan bahwa penyakit atau cacat itu tampaknya diciptakan oleh Yang Maha Kuasa sedemikian rupa untuk menjalani hidup seperti itu. Hanya kira-kira satu bulan saja, ketika penduduk negeri itu sedang lelap tidur, tiba-tiba ada peringatan Tuhan kepada mereka, karena mereka melakukan zina dan liwath (homoseksualitas) seperti orang-orang Sadum dan 'Amurah. Tuhan berkehendak membuat rencana atas mereka. Dia memberi tangguh mereka sehingga tibalah saatnya perintah Allah untuk menyiksa mereka. Maka datanglah siksaan pada mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka duga sebelumnya. Kemudian Allah SWT memerintahkan Jibril untuk memendam mereka kedalam bumi seperti dilakukan atas penduduk Sadum dan 'Amurah. Yg tersisa hanyalah seorang anak kecil yg sedang berada di istana hakim. Jibril ditugaskan untuk membawa anak itu ke suatu pulau yg terletak di suatu lautan luas, yg disebut laut Yaman. Laut ini memiliki peranan penting di masa mendatang. Kemudian anak ini hendaknya ditinggalkan sendirian di pulau itu. Ia bertugas menjenguknya setiap saat sesuai dengan perintah Allah SWT untuk menjaga dan memeliharanya, serta menyayanginya dengan memberi makan dan minum. Dengan demikian, sang anak itu akan kembali pada kebiasaannya semula, yakni banyak tidur dan sedikit bergerak. Sementara itu, Jibril kembali menghancurkan negeri yg penuh kemaksiatan itu dan menjungkir-balikkannya, sehingga bagian atas negeri tersebut menjadi dibawah. Dan lengkaplah siksaan Allah atas orang-orang kafir itu. Kemudian Jibril kembali membawa makanan untuk anak itu dari rezeki Allah dan demi melaksanakan perintah-Nya tanpa batas---tanpa pertanyaan dan permohonan penjelasan---dari-Nya. Allah menyayangi anak itu, seraya berfirman kepada Jibril, "Hai Jibril, anak itu adalah hamba-Ku. Tetapi di akhir zaman ia mengaku sebagai tuhan yg disembah dimuka bumi. Aku akan mengutus orang yg akan menyiksanya dengan siksaan pedih, dan akan membunuhnya pada suatu saat tertentu yg tidak akan diingkari oleh hamba-Ku. Orang tersebut adalah seorang nabi yg diutus pada suatu masa dan ia menjadi wali, tanpa wahyu, pada menjelang akhir zaman." Pulau yg didiami oleh anak itu dikenal dengan nama jazirah ats-tsu'ban ar-rahib wa ad-dabbah al-halba' (pulau ujar mengerikan dan hewan berbulu tebal). Sebab, menurut dongeng tentang pulau itu, setiap orang yg mampir dan singgah disana pasti bakal mati disengat ular yg panjangnya beratus-ratus meter. Sementara itu, hewan berbulu tebal itu mempunyai lidah yg dapat bercakap-cakap dengan berbagai macam bahasa di muka bumi ini dan menguasai pulau itu. Ujar itu adalah penjaganya dan buta matanya. Hewan gondrong itulah yg mengarahkannya. Sang penjaga sangat taat dan selalu tunduk kepada tuannya seperti taatnya cincin kepada jari. Pulau itu sebetulnya kecil bagaikan kumpulan bebatuan yg membentuk suatu petak bumi yg penuh dengan berbagai mata air tawar dan segar, serta dikelilingi pepohonan rindang yg saling berjalin berkelindan. Pulau itu juga dipenuhi dengan sumber-sumber kebaikan, baik berupa bunga-bungaan, tumbuh-tumbuhan, maupun pohon-pohon apel berwarna kuning, berbentuk aneh seperti kepala jin yg tampak indah dan tersusun rapi, dan tidak seperti kepala setan berbentuk jelek dan berwajah buruk. Iklim pulau itu selamanya sejuk dan sering turun hujan. Pulau itu terletak dilautan Hindia dekat negeri Yaman. Bagian laut yg penuh dengan pulau-pulau dan berdekatan dengan negeri Yaman disebut Laut Yaman, bukan teluk Arabia seperti diakui sebagian orang. Pulau yg didiami oleh anak ajaib itu tampak jauh dan terpisah dari pulau-pulau yg jumlahnya banyak itu. Bahkan dari kejauhan, pulau itu tampak seperti sebuah bintang yg terlepas dari gugusan bintang lainnya, atau bagaikan sebuah bulan lepas dari pusat peredarannya yg penuh dengan planet-planet lain. Ia menjadi suatu yg asing dan ganjil karena ditentukan oleh yg Yang Mahakuasa. Wallahu a'lam bi shawab. KETIKA MANUSKRIP BERBICARA DAN MENGUNGKAP SEBAGIAN RAHASIA. Dari berbagai manuskrip yg paling berharga dan paling jarang ditemukan di permukaan bumi, ada manuskrip yg dimiliki seorang ulama di palestina. Manuskrip ini memungkinkan kita mengadakan perjalanan di masa lampau dan menyambungkannya dengan kehidupan sekarang. Mulailah Jibril pergi siang dan malam, pagi dan sore mengunjungi anak ajaib itu, meskipun ia tidak mengetahui hakikat Jibril. Hal itu disebabkan, sebagai manusia biasa, ia tidak siap melihat Jibril, salah satu malaikat, kecuali dengan perkenan Allah SWT. Sebab lainnya adalah bahwa anak ajaib itu selalu tidur panjang layaknya penghuni gua. Pada suatu hari ketika umur anak itu telah mencapai delapan tahun, mulailah kedua matanya terbuka diiringi dengan kesadaran hatinya. Sesudah itu, ia tidak lagi banyak tidur. Ia hanya tidur sebentar saja. Mulanya, setiap kali bangun, ia mendapatkan makanan dan minuman segar ada disisinya, sehingga ia bisa dengan mudah makan dan minum, lalu tidur lagi. Sekarang, ia seakan-akan mampu berdiri, bergerak, sadar dan berpikir. Bahkan ia dapat memancing ikan dari air dengan petunjuk bisikan suara yg terdengar jelas oleh telinganya dan dapat memahami maksudnya secara jelas seperti seruan naluri yg berseru. "Lakukanlah begini supaya kamu menjadi begini!" Tampaknya itu adalah bisikan dan pemeliharaan Jibril kepada anak itu. Tak pelak lagi, ia bisa menjalani kehidupan primitif yg menyenangkan seolah-olah Robinson Crusoe dalam petualangannya. Bahkan boleh jadi, pengarang novel Robinson Crusoe memperoleh inspirasi kisahnya itu dari warisan liberatur orang Arab dan umat Islam, bahkan dari musuh mereka sekalipun. Atau, ia bagaikan Fairuz kecil di pulau emas yg menakjubkan. Mulailah sang anak ajaib berjalan-jalan melancong di sekitar pulau yg didiaminya itu, meskipun diliputi rasa kagum dan terasing, disertai rasa khawatir dan selalu waspada. Ia mencoba memberanikan diri dan maju terus pantang mundur. Ia berjalan sambil sembunyi-sembunyi dan penuh hati-hati. Pulau itu tampaknya hanya dipenuhi dengan berbagai macam burung dan beragam binatang, ia merasa bahwa dirinya adalah penguasa pulau itu. Tak ada satu binatang buas dan jahat pun di pulau itu selain beberapa ujar yg merayap dari lautan menuju kesana. Bahkan pada suat hari dalam perjalanannya, ia dikejutkan oleh seekor binatang besar, berbulu sangat tebal, dan mempunyai dua mata menonjol seperti mata sapi. Tiba-tiba binatang itu berbicara kepadanya dengan bahasa yg dapat dipahaminya secara baik. Binatang itu berkata, "Engkau adalah seorang anak yg diselamatkan oleh Allah dari gempa dahsyat ketika bumi terjungkir yg terjadi di negeri Samirah. Engkau dibawa oleh malaikat agung yakni Jibril. Ia membawamu kesini. Dan ia juga yg mengurus makan dan minummu. Oleh karena itu, janganlah engkau mengkhianati janjimu dengan Allah. Sebab pada hati setiap anak Adam telah tertanam ketundukan kepada Allah dan keimanan kepada-Nya selama ia masih didalam fitrah kesuciannya. Karenanya, engkau sendiri harus menjadi Muslim dan Mukmin yg yakin dan taat kepada Tuhan Pencipta alam ini. Dia-lah Tuhan Yg Maha Esa." kemudian binatang besar itu memberi isyarat kepadanya agar mengikutinya menuju sebuah panel batu. Disitu tertera dalam bahasa Arab fasih. Ia mengajarinya huruf demi huruf, dan ia pun menirukannya. Lalu binatang besar itu memberi isyarat kepadanya untuk mengikutinya lagi menuju berbagai panel batu lainnya. Panel-panel itu bertuliskan kata-kata sebagai berikut: Pertama: "La ilaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah)." Kedua: "Allahu Wahid la Syarika lahu (Allah Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya)." Ketiga: "Engkau diurus oleh Jibril. Karena itu, janganlah kamu mengkhianati janjimu dengan Allah." Keempat: "Hanya engkau saja di pulau ini." Kelima: "Makanlah dan nikmatilah makanan dari rezeki Allah ini sesuai dengan kehendakmu. Tidurlah sesukamu. Sembahlah Allah dalam berbagai keadaanmu dengan tasbih-tasbih keesaan kepada-Nya, yakni shalat yg diwajibkan kepadamu. Allah-lah sang Raja. Allah-lah Maha Esa. Dia tidak berayah dan tidak pula mempunyai anak. Allah-lah Tuhan yg Maha Besar. Allah-lah yg Maha Agung. Dan Allah-lah yg Maha Raja." Keenam: "Jadilah engkau anak masa kini, wahai anak kecil. Janganlah engkau menjadi anak masa lalu di pulau ini pada zaman apa pun." Ketujuh: "Tidak ada kitab bagimu kecuali apa yg dibawa kepadamu oleh seorang Nabi terakhir, Nabi Muhammad saw. yg datang menjelang akhir zaman. Jika engkau mengimaninya, maka engkau adalah manusia masa depan yg beriman dan mempunyai keyakinan kepada Allah. Tetapi jika engkau mengingkari-Nya, maka engkau adalah manusia masa depan yg dijanjikan akan mendapatkan siksaan Allah SWT. Sesungguhnya, engkau berada diantara dua nabi yg berserah diri kepada Allah dan sebenarnya semua nabi berserah diri kepada Allah. Jika engkau beriman dan yakin kepada apa yg kami imani dan yakini, maka Allah akan memudahkanmu untuk mengmengimani penutup para nabi yg terdahulu dan pengganti nabi yg telah wafat. Ia bernama muhammad Al-Amin. Ia akan lahir sebagai Nabi dan Rasul di tengah-tengah kaum yg buta huruf. Ia berhijrah ke tempat yg banyak ditumbuhi pohon kurma, dan banyak mata air dan sumur tawarnya dengan tanah subur. Jika engkau mendustakan nabi yg mendahului Muhammad, maka Allah akan menutup hatimu dengan tabir rain yg hitam. Hatimu menjadi hitam terkena sedikit warna putih dan bondong kepada kejelekan bagaikan kendi penuh dengan lumpuh diatas cermin terang. Akibatnya, hatimu tidak dapat melihat cahaya, dan akalmu hanya melihat dirimu sendiri saja seperti Iblis, semoga laknat Allah ditimpakan atasnya, yg mendiami Segitiga Bermuda yg lama itu dan engkau pun menjadi teman akrabnya. Betapa jelek seseorang yg ditemani makhluk terkutuk dan dijauhkan dari rahmat Allah SWT, yg dibiarkan saja sampai suatu masa di suatu negeri, yakni di suatu lautan yg penuh hembusan angin kelak ketika Allah SWT tidak lagi menyayangi orang-orang yg terusir dari rahmat-Nya. Jadilah engkau wahai anak istimewa yg diurus dan dibimbing oleh malaikat agung sebagai mukmin yg mempercayai eksistensi Allah dan malaikat-Nya serta Rasul-Nya. Jika tidak, engkau ada dalam bahaya dan dimasukkan kedalam penjara seribu tahun lamanya. Yg memperingatkanmu dan yg menggembirakanmu di dalam penjara adalah seorang Arab Makkah yg mendustakan Nabi yg jujur itu. Tempat hijrahnya adalah tanah-tanah subur yg banyak ditumbuhi pepohonan dan juga pohon kurma. Engkau akan berjasa pada hari ketika tiba musimnya memetik kurma di negeri tempat di-isra'-kan dan di-mi'raj-kannya Nabi dari bangsa Arab itu. Ada banyak air melimpah yg mengalir dan meresap ke dalam tanah di dataran tinggi dan di tanah Thabariyyah. Haram atas dirimu memasuki kota Makkah yg dimuliakan Allah Tuhan semesta akan pada siang harinya. Engkau tidak boleh memasuki tanah mana pun yg subur kecuali tanah Uhud. Uhud adalah gunung yg mencintai Allah dan Allah pun mencintainya. Engkau juga tidak boleh memasuki negeri Quds tempat isra' dan mi'raj-nya Nabi yg paling akhir. Ini adalah ilmu Allah untukmu yg ditulis oleh Jibril, pembawa wahyu (amin al-wahi) dan ia meninggalkan bekas untukmu disamping batu besar berupa cincin dari Jibril utusan Allah Tuhan Semesta alam!". Anak itu kemudia melihat sisi batu besar ketujuh yg paling besar diantara batu-batu besar lainnya yg menjadi batu tulis. Disitu ia menemukan sepotong batu yg indah warnanya. Ada juga tanah berwarna seperti tinta yg digunakan Jibril untuk menulis. Pada potongan batu itu terdapat peringatan Allah SWT yg berbunyi: "Dan tidaklah Kami menyiksa sehingga Kami sehingga kami mengutus seorang rasul (Q.S. Al-Isra', 17:15)". Ini adalah sebuah tanda dan isyarat bahwa tanah tersebut bukan berasal dari pulau itu. Bahkan, tampaknya tanah itu bukan dari belahan bumi manapun. Hanya Allah saja yg lebih mengetahui yg paling benar. Tinta antik itu menyisakan kira-kira lima mud di telapak tangan anak itu. Meski begitu, ukurannya tidak sebanding dengan tiga telapak tangan laki-laki biasa diantara kita. Hewan besar yg ada bersamanya itu mulai menerangkan makna dari tulisan itu, dan bahwa ia diberi kebebasan untuk memilih apakah di masa mendatang ia menjadi orang baik-baik atau menjadi orang jahat. Jika ia menjadi orang baik, maka ia akan menjadi seorang laki-laki biasa dan raja yg beruntung. Tetapi jika ia memilih menjadi orang jahat, maka ia akan menjadi seseorang yg mengaku-aku sebagai tuhan yg berkuasa dengan kerajaan atau kekuasaan sewenang-wenang atas alam jin kafir dan setan, dan mereka adalah makhluk ciptaan Allah. Ia akan menjadi raja yg menguasai alam manusia, sedang engkau termasuk salah satu dari mereka. Ia akan memerintah, tetapi hanya menjadi raja dalam waktu relatif singkat saja. Ihwal kepudahannya hanya Allah saja yg tahu. Sebab, segala sesuatu ditentukan oleh akhirnya. Dan tak ada yg mengetahui kesudahan segala sesuatu kecuali Allah SWT. Selanjutnya anak itu bertanya kepada binatan besar itu. Ia bertanya; "Kalau begitu, siapakah engkau sebenarnya? Dan siapakah yg mengajarimu bisa berbicara dan menjelaskan sehingga engkau layaknya seperti manusia?" Binatang besar itu menjawab: "Aku memang seekor binatang yg diciptakan dan diperintahkan untuk berbuat demikian dan hendak berada disini bersamamu. Jibril malaikat terpercaya itu akan membawamu dari hutan di penghujung dunia nanti. Hanya engkau saja satu-satunya orang yg hidup dari suatu keturunan subur yg telah hancur. Aku juga bertugas menjaga dan memeliharamu ketika Jibril tidak ada. Aku diperintahkan untuk berdiam disini, di pulau ini bersamamu sehingga engkau menentukan pilihan hidupmu. Ajalku di sini bersama dengan keluarnya engkau menuju pilihanmu." Binatang itu memberitahukannya bahwa ia diperintahkan untuk berbicara dengannya. Kemudian setelah itu ia diam membisu dan hanya mengeluarkan suara binatang sebagaimana lazimnya. Ia tidak akan berbicara untuk kedua kalinya kecuali jika masa keluarnya anak ajaib dari pulau tersebut di akhir zaman telah mendekat. Adapun pada masa-masa diantara itu, maka itu termasuk keadaan-keadaan yg hanya diketahui oleh Allah. Mungkin saja ketika ketika itu aku berbicara denganmu. Jadi, sesuatu yg gaib tidak dapat diketahui oleh semua makhluk. Ketahuilah bahwa apa yg dikatakan sekarang ini adalah wasiat-wasiat dari malaikat Jibril yg terpercaya itu. Disini, mulailah lidah binatang itu terdiam dan kembali seperti semula. Ia bernama Jassasah (yg terus-menerus menata-matai), karena ia mencari berita dan memberitahukannya kepada anak itu. Hal ini dilakukannya demi kepentingan atau kemaslahatan anak itu. Ia bukan saja sebagai Jassah (tulang mencari berita dan memberitahukan), melainkan juga jassasah (yg selalu menari berita dan memberitahukannya). Hal ini sesuai dengan tugas binatang itu untuk mendapatkan dan memberitahukan berbagai hal dan berita kepadanya, bukan sekedar suatu berita. Semua berita yg dibawanya sangat menakjubkan dan mengagumkan serta mempunyai peranan sangat penting, disamping terwujud atau tercipta dalam keadaan yg ganjil. Maha suci Allah yg jika berkehendak, melaksanakan kehendak-Nya. Jika Dia mempunyai kemauan, maka tak ada sesuatu bisa menolaknya. Jika Dia menentukan hukum, maka tak ada sesuatu pun bisa menentang-Nya. Mahasuci Dia dan Mahaluhur dari apa yg mereka sekutukan. Semua yg penulis (Muhammad Isa Dawud) kemukakan di bawah judul "Ketika Manuskrip Berbicara" adalah ringkasan dari apa yg tertulis pada berbagai manuskrip peninggalan (orang-orang terdahulu) yg beliau dapatkan di dalam bangunan bawah tanah milik para petani Palestina. Manuskrip-manuskrip itu tertulis dengan huruf Aram lama yg berumur sekitar empat abad sebelum diutusnya Nabi Musa. Tampaknya, ini adalah apa yg didiktekan oleh Nabi Ibrahim di lembah Quds (Palestina) yg sebagian besarnya merupakan bagian dari apa yg diwahyukan oleh Allah, Tuhan semesta alam, (kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa) berkenaan dengan kehidupan akhirat dan dunia. Hanya Allah yg lebih mengetahui. Disamping itu, manuskrip tersebut menuturkan fitnah yg sangat besar. Sementara itu, yg menulis manuskrip-manuskrip pada daun semacam kurma atau seperti lembaran papirus yg dibuat sebagai kertas itu adalah seseorang yg dikenal dengan nama Azad bin Harim bin Shafur. Ia sendiri pernah bertemu dengan Nabi Ibrahim, bahkan menanyakan kepadanya ihwal seorang laki-laki yg disebut Dajjal yg sangat membahayakan itu. Semua Nabi diperintahkan Allah untuk memperingatkan kaumnya dari bahaya Dajjal. Menurut pengakuannya, ia adalah orang yg paling banyak bertanya mengenai hal itu kepada Nabi Ibrahim dan paling banyak bergaul dengan beliau ketika berada di negerinya. Manuskrip-manuskrip itu di wariskan secara turun-temurun oleh anak cucunya. Mereka pun memperbarui tulisannya dengan bahasa Aram hingga masa kenabian Nabi 'Isa al-Masih. Kemudian manuskrip-manuskrip itu di sembunyikkan oleh cicit-cicit dari cucu Azad. Ketika mereka bertanya kepada Nabi 'Isa al-Masih mengenai apa yg diberitakan Nabi Ibrahim, beliau pun menguatkannya. Allah SWT juga mewahyukan kepada Nabi 'Isa untuk memperingatkan kaumnya dari bahaya Dajjal yg mengaku sebagai tuhan dan minta disembah itu. Dengan kehendak Allah SWT, ada petani palestina yg menemukan manuskrip-manuskrip dan surat-surat itu. Kemudian barang-barang berharga itu diserahkan kepada seorang alim yg saleh di Quds (Palestina). Ia memberitahukan kepada penulis kandungan manuskrip-manuskrip itu setelah terbuka mantera-mantera dan ungkapan-ungkapannya. Sebab, ia memang ahli dalam bidang ukiran atau tulisan Aram dahulu, dan juga ahli dalam berbagai bahasa yg sudah tidak digunakan lagi. Ia selalu menjaga manuskrip-manuskrip itu didalam bangunan bawah tanah rumahnya yg sudah tua di Quds (Palestina). Nama samaranya adalah Abu Basil ''Izzuddin Nur. Mana dan gelar sesungguhnya hanya diketahui oleh Allah SWT yg Maha Mengetahui. Penulis sendiri membenarkan apa yg disebutkanya itu. Nabi Nuh yg sangat jauh dari masa kenabian Nabi Ibrahim, juga pernah memperingatkan kaumnya dari bahaya Dajjal. Jadi tidak ada alasan untuk meragukan atau menganggap aneh perkataan Nabi Ibrahim yg diterimanya dari Nabi Nuh. Di dalam shahih Bukhari disebutkan; Telah menceritakan kepada kami 'Abdan, telah menceritakan kepada kami 'Abdullah, dari Yunus, dari as-Zuhri dari Salim, bahwa Ibn 'Umar r.a. berkata, "Rasulullah saw. berdiri di hadapan orang banyak, lalu memuji dan menyanjung Allah sebagaimana biasanya. Kemudian beliau menyebut-nyebut Dajjal, 'Sungguh aku memperingatkan kamu sekalian agar berhati-hati pada Dajjal. Setiap Nabi pasti memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nabi Nuh telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi, akan kuberitahukan kepada kalian tentang Dajjal yg belum pernah pernah diberitahukan seorang nabi pun kepada kaumnya. Kalian harus tahu bahwa Dajjal buta sebelah matanya, dan bahwa Allah tidak buta sebelah mata-Nya." Wallahu a'lam bis shawab. RAHASIA PENGARUH RASUL PADA TUJUH BATU BESAR. Anak itu tinggal di pulau terpencil tersebut dan tidak meninggalkannya. Pada suatu saat, ia merasa terilhami untuk menuju suatu gua besar yg terletak di sebuah gunung besar yg berwarna kelabu. Tampaknya, gua itu merupakan bekas gempa bumi dahsyat pada masa yg telah lama berlalu. Ia mencoba memperbaiki gua itu, bahkan merubahnya menjadi sebuah rumah yg bagus lengkap dengan barang dan perkakasnya. Ia pun mencoba mengenali lingkungannya secara luas. Ia mulai menjelajahi pulau itu. Ia berusaha mengenali lingkungan itu dan menyingkap misteri yg tersembunyi didalamnya, serta menikmati berbagai kebaikan dan keindahan di pulau itu sendirian. Ia seakan-akan seorang raja tanpa rakyat. "Banyak raja yg berkuasa dan diangkat jadi raja (disengaja atau tidak), tetapi tidak dapat menentukan hukum, bahkan ia sendiri yg justru dihukumi." Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun, ia tumbuh semakin besar hingga mencapai umur dua puluh tahun. Tetapi ia belum pernah satu hari pun menunaikan ibadahnya, berupa shalat yg di fardhukan atas dirinya kepada Allah SWT. Sementara itu, binatang besar tersebut seperti biasanya, selalu mengunjungi dan berdiam disekitarnya seperti seorang manusia yg memelihara dan melindunginya. Ia memberi isyarat, dengan gerakan tidak jelas kepadanya seolah-olah mengingatkannya pada sesuatu hal penting yg dilupakannya. Tetapi ia tampaknya bersikap sombong dan meremehkan isyarat dari binatang itu, lalu ia berpaling darinya. Pada suatu hari ia menengadahkan wajahnya ke langit seraya berkata, "Siapakah yg mengetahui bahwa perkataanmu (wahai binatang) adalah benar. Sungguh aku hanya sendirian. Aku pun tidak pernah melihat Jibril yg diutus (Allah). Aku juga tidak pernah menyaksikan gempa bumi atau kehancurannya. Bahkan aku pun tidak melihat Allah. Aku tidak mengetahui bahwa tulisan di berbagai panel batu itu berasal darimu, wahai Jibril, sehingga aku tidak menghukumi sebagaimana aku menghukumi dan menguasai pulau ini. Boleh jadi, itu hanya tulisan dan lukisan ikan-ikan yg sekonyong-konyong melewati batu-batu di lautan, lalu batu-batu itu dibawa ombak ke tepi pantai. Atau, mungkin hal itu berasal dari karya yg lain!". Tiba-tiba binatang berbadan besar itu berteriak dengan keras sekali sampai menggetarkan sudut-sudut pulau. Ia lalu lari dengan kencang menuju deretan pepohonan yg paling berkaitan itu. Melihat sikap binatang tersebut, anak muda itu berteriak kepadanya, "Aku tidak tahu..., aku tidak tahu ada yg lain selainku. Sesungguhnya segala sesuatu di sekitarku tunduk kepadaku. Semua benda di sekitarku ini mengaku bahwa aku ini tuhan, penguasa pulau ini. Semua benda di pulau ini sebetulnya berada dibawah kekuasaanku." Maka tak pelak lagi, binatang itu lenyap dari pandangan matanya dan tidak pernah tampak lagi kecuali pada hari berikutnya. Ia datang lagi ke hadapan anak muda itu dan mengajaknya berbicara menggunakan bahasa Arab fasih. Ia mulai berkata, "Sesungguhnya Jibril menyuruhku untuk menemuimu dan berbicara denganmu, bahwa engkau dihadapkan pada masalah sangat serius dan penting. Meskipun demikian, engkau mempunyai hak penuh untuk menentukan pilihan. Yakinlah bahwa hal ini datang dari Jibril yg menggoreskan tangannya pada kertas ini. Letakkanlah tanganmu pada apa saja, maka kamu akan menemukan suatu tanda bagi kepentinganmu. Lalu sembahlah Allah, Tuhanmu yg Maha Penyayang diantara para penyayang. Jika engkau tidak melakukannya, maka hal itu menjadi peringatan bagimu yg menegaskan bahwa, kelak engkau akan menjadi makhluk yg dilemparkan (dari rahmat Allah SWT). Lalu ia mencoba mengambil sedikit tinta mirip tanah berwarna dan bercampur air, padahal sesungguhnya tidak. Ia mencoba memahami bentuk tinta itu, dan kemudian melemparkannya kepada burung yg sejak beberapa hari telah menjadi bangkai. Burung itu mirip burung nasar yg punya fisik besar. Tiba-tiba burung itu--dengan kekuasaan Allah, tentunya--hidup kembali, bergerak dan berkicau seperti burung nasar. Ia terbang tinggi ke angkasa. Itulah suatu tanda kekuasaan Allah, Tuhan Pengurus dan Pengatur semesta alam, Yang Maha Bijaksana, Yang tidak menghitung dan menuntut atau menyiksa seseorang kecuali setelah memberitahukan segala urusan-Nya melalui perantaraan. Namun, tak lama kemudian burung itu kembali lagi ke tempatnya dan mati lagi seperti semula. Ia bertanya kepada binatang yg menemaninya itu, "Apa hakikat yg telah terjadi itu?". Binatang itu menjawab, "Tinta ini mengandung kemampuan, ruh, dan kekuatan dari Jibril. Dan Jibril adalah ruh agung. Ia mempunyai kekuatan untuk hidup, disamping memiliki bahaya untuk menghidupkan bangkai dengan kekuasaan dan izin Allah. Dia-lah Allah, yg menghidupkan mayat-mayat bagi (kepentingan) seorang nabi yg akan datang dari kaummu. Lalu Jibril mendekap dan merawat mayat itu. Berkat doa nabi si mayat hidup kembali. Mayat yg hidup itu akan menjawab pertanyaan orang-orang. Kemudian, ia akan kembali mati seperti semula. Ketahuilah bahwa Allah telah memuliakanmu dengan kemuliaan dari-Nya dan engkau tidak mempunyai tanda kelebihan selain itu. Jagalah keselamatanmu, karena jika engkau melakukan hal itu, tidak akan ada lagi yg mencelamu". Selanjutnya binatang itu berkata, "Itu merupakan kesempatan baik bagimu untuk menjadi orang baik. Sebaiknya engkau jangan menyia-nyiakannya, sebab hari esok penuh dengan berbagai hal yg mengerikan." Lalu, binatang itu kembali membisu dan tidak berbicara seperti manusia. Sementara itu, ia pun pergi berlalu seakan-akan tidak mendengar apa-apa. Jelaslah bahwa ia membolak-balikan masalah menurut kemauannya sendiri karena ia mempunyai ambisi untuk menjadi seorang yg dipertuhankan. Lalu, baginya, apakah makna seorang yg baik meskipun menjadi seorang raja? Sesungguhnya yg disebut tuhan adalah penentu hukum dan penguasa yg bisa melakukan apa saja yg dikehendakinya. Tuhan pun dapat menguasai segala sesuatu. Mengapa harus meninggalkan kesempatan untuk menjadi tuhan? Sesungguhnya kata-kata "Tuhan" sepeti dijelaskan oleh binatang itu adalah yg senantiasa ditaati oleh segala sesuatu. Artinya, segala sesuatu tunduk pada kehendak-Nya. Sementara itu, yg mengaku tuhan adalah yg menyerupai tuhan. Apakah jika ia mengaku tuhan, lalu segala sesuatu akan tunduk dan taat kepadanya, entah sudah mengetahuinya atau belum, entah sudah mendengarnya atau belum? Atau, ada juga diantara mereka yg pernah mendengarnya tetapi belum pernah melihatnya. Sungguh, itu berarti suatu cobaan istimewa. Tak ada yg mengetahui kesudahannya, seperti dikatakan binatan besar itu. Meskipun pada mulanya ia dikutuk dan dilemparkan oleh Allah dari rahmat-Nya, mungkin saja akhirnya ia akan kembali kepada Allah. Tetapi tuhan macam apakah yg diinginkannya itu? Bukanlah kata-kata "Tuhan"--apalagi kata "Allah"--baru diketahui anak muda itu ketika diberitahu oleh binatang yg selalu mengunjunginya bahwa Dia-lah yg telah menciptakan dirinya, binatan temannya itu, dan menciptakan segala sesuatu? Dan bahwa, menurut binatang berfisik besar itu, Dia-lah yg menyelamatkannya serta mengutus malaikat agung untuk mendidik dan membimbingnya? Semua perkataan itu tidak sedikit pun berpengaruh pada dirinya, kecuali setelah ia mencoba menjadi tuhan. Lalu ia bertanya pada dirinya sendiri, "Sesungguhnya, pengaruh rasul yg dituturkan binatang aneh itu hanya permainan saja. Ia memang tahu banyak hal, tetapi tunduk kepadaku. Oleh karena itu, yg benar ialah bahwa aku adalah tuhannya juga. Namun, ia tidak takut kepadaku seperti binatang-binatang lain di hutan belantara ini. Kalau begitu, aku akan berusaha menyembunyikannya." Untuk menguji ketaatannya, ia mencoba menyalakan api. Ia berusaha mencari binatang aneh itu. Ketika sudah menemukannya, ia mengambil dahan kayu yg telah terbakar api dan dikenakan se punggung binatang tersebut. Melihat perilakunya, binatang itu lari dan menghilang bagaikan garam larut dalam air. Ketika anak muda itu melihatnya lagi pada hari kedua, ia mencoba meyakinkan bahwa ia tidak akan menyakitinya dengan syarat asalkan mau tunduk pada segala perintahnya. Tetapi sekali lagi, sesuai dengan kekuasaan yg diberikan Allah kepadanya, ia berkata, "Aku hanya akan mengikuti perintah Allah dan tidak akan menaati perintah siapa pun dari makhluk-Nya." Kemudian binatang itu pergi setelah memperingatkan temannya bahwa boleh jadi ia akan melalui suatu malam tanpa dapat tidur. Setelah itu, ia akan mendapatkan laknat dari Allah, lalu keluar dari pulau tersebut untuk menuju bumi Allah lainnya yg memperlihatkan kekuasaan-Nya supaya ia pada kesempatan terakhir, dapat bertemu dengan tiga oran nabi yg mempunyai banyak keistimewaan (ulul 'azmi). Lalu binatang itu segera melarikan diri darinya bagaikan orang menjauhi wabah penyakit yg menjalar. Anak muda itu pergi menuju tujuh batu besar. Ia mengira bahwa pengaruh utusan Tuhan yg dikatakan binatang itu hanyalah rahasia permainan. Pada hakikatnya, menurut hematnya, tidak ada yg disebut tuhan. Semua perkara hanya berjalan begitu saja. Setiap benda, menurutnya tercipta dari akan sekitarnya, baik langit, angin, tanah, bumi, air, api, lumpur, pepohonan maupun bunga-bungaan. Begitu pula halnya dengan burung nasar yg melebur ke dalam tanah setelah kematiannya. Jadi, inilah materi yg melahirkan makhluk. Mungkin rahasia yg terdapat materi tanah berwarna dan selamanya basah itu terletak pada metode yg tidak diketahuinya. Lalu ia mengumpulkan bahan-bahan itu pada satu tempat yg pernah dipakai Jibril untuk menyimpan makanan untuknya. Ia pergi ke dalam gua dan menyimpan sesuatu pada malam hari itu. Tetapi ketika ia akan tidur sebagaimana biasanya, ia tidak dapat tidur. Ia bagaikan seekor burung lepas dari sangkarnya tanpa mau kembali. Ia berusaha melakukan apa saja yg bisa membuatnya segera tidur. Ia makan dan minum untuk dapat tidur, ternyata tidak berhasil. Ia teringat pada apa yg pernah dikatakan binatang yg sering mengunjungi dan mengawasinya. Ia betul-betul terpengaruh oleh perkataan binatang itu. Kemudian tibalah pagi hari dan matahari pun terbit, sementara ia tidak pernah bisa memejamkan matanya barang sekejap pun. Ia merencanakan untuk berusaha keluar dari pulau itu dengan cara yg digambarkan oleh binatang temannya, yaitu hendaklah ia menyalakan api di malam hari. Mudah-mudahan dengan cara demikian ia akan diperhatikan atau paling tidak dilihat oleh manusia seperti dirinya sebagaimana dikisahkan oleh binatang unik itu, yg akan membawanya kemana saja sesuai kehendak Allah. Namun, ada satu syarat yg harus dipenuhi jika ia bermaksud kembali lagi, yakni ia harus menghafal jalan ke pulau itu. Akan tetapi, mana mungkin pada hari itu ia dapat mengumpulkan sedemikian banyak kayu untuk dibakar sepanjang malam? Bukankah ia sangat lelah dan sangat mengantuk karena kurang tidur? Ia mencoba berpikir dan menggunakan akalnya dengan kedua mata terbuka sehingga tanpa disadari, ia pun terserang kantuk hebat dan luar biasa. Tanpa terasa ia telah tertidur dengan lelap. Akalnya mencoba berpikir dan mengkhayal. Tetapi, kini ia bangun di malam yg gelap gulita tanpa penerangan. Ia sadar bahwa malam telah datang. Sementara itu, ia tertidur lelap. Lalu tanpa berpikir banyak, ia bangun dan dengan susah payah mengumpulkan kayu bakar untuk menyalakan api. Kemudian ia menambah lagi dengan mengumpulkan dahan, ranting, dan daun-daun pepohonan kering yg berjatuhan. Ia pergi ke pinggir pantai pulau itu sambil menyalakan api dan terus-menerus menyalakanya sepanjang malam. Ia melakukan hal itu selama tiga malam. Pada malam ketiga, ia melihat seakan-akan ada benda besar mendekati pulau itu. Tampaknya, benda itu sedang berhenti. Pada benda tersebut terdapat benda bersinar. Beberapa saat kemudian, ia melihat semacam benda kayu kecil yg berlabuh di pinggir pantai. Lalu keluarlah darinya lima laki-laki berbadan besar dan kuat. Ia berdiri dengan penuh kebingungan di depan mereka. Inilah kali pertama ia melihat makhluk-makhluk seperti itu. Ia merasa senang ketika tiba-tiba mereka mengajak berbicara dengan bahasa Arab seperti bahasanya sendiri. Mereka adalah penduduk Yaman yg makmur itu. Negeri Yaman sendiri berjarak lebih kurang empat ribu kilometer dari pulau itu. Sungguh anak muda itu merasa senang. Wallahu a'lam bis shawab. KELUAR DARI PULAU. Tanpa berpikir panjang, ia mengisahkan apa yg terjadi pada dirinya. Ia pun menceritakan segala sesuatu yg terjadi pada diri temannya, seekor binatang berbadan besar itu. Namun, karena ia tidak dapat memperlihatkan bukti tentang itu, mereka pun tidak mempercayai apa yg diceritakannya. Mereka bahkan saling berbisik, seraya menyangka bahwa ia gila atau paling tidak diusap oleh jin. Dugaan mereka semakin kuat ketika menyaksikan betapa jelek kedua matanya. Karena itu, mereka sepakat akan menurunkan anak muda itu di daratan yg jauh dari negeri Yaman yg makmur itu. Mereka menghendaki agar anak muda itu menjauh dari mereka karena takut tertular sifat-sifat jeleknya. Sejak ia menaiki perahu, ombak pun mulai mengamuk dan mempermainkan mereka kesana lemari dengan goncangan yg luar biasa yg tak pernah mereka alami sebelumnya dalam hidupnya. Laut seakan-akan murka kepada mereka dan mempermainkannya sebagai siksaan atas mereka yg membawa anak muda itu. Salah seorang diantara mereka berpendapat bahwa keberadaan anak muda sendirian di pulau itu menunjukan bahwa ia adalah orang yg beruntung. Hal itu teratukti dengan keselamatannya dari bencana yg menimpa perahu yg dinaikinya beserta orang-orang lainnya. Ia hidup di pulau itu selama bertahun-tahun setelah kedua matanya rusak dan pikirannya kacau. Namun, perkataannya itu malah di tertawakan. Kemudian mereka mengisyaratkan kepadanya untuk pergi menemui seorang dokter bangsa Arab yg terkenal di negeri Yaman di suatu daerah yg dikenal dengan nama Ma'rab. Meskipun meragukan kejujurannya, mereka tidak berkeberatan mengeluarkan barang miliknya berupa sepotong logam. Namun, anak muda itu tidak memahaminya. Ia hanya berjalan-jalan dan menanyakannya kepada orang-orang Yaman. Sejak itu, mulailah ia menyaksikan adanya kehidupan aneh dan melihat banyak manusia seperti dirinya di sekitarnya hilir mudik kesana kemari. Mulailah ia belajar berbagai hal baru setiap hari. Ia kini mulai dapat mengetahui makna kehidupan dan makhluk-makhluk hidup lainnya dengan sangat cepat seakan-akan ia memiliki kecerdasan dan kemampuan seratus kali dari laki-laki lainnya. Bahkan, ia mengetahui pada dirinya ada kekuatan, kekekaran, dan keajaiban dalam kecepatan berpikir serta kemampuan yg besar sehingga tidak aneh jika setiap orang merasa kagum ketika menyaksikannya. Suatu saat, ia pernah menjadi pelayan seorang filosof Yaman. Ketika filosof itu ditanya ihwal siapa anak muda itu, ia menjawab bahwa nama anak muda itu---dan sesungguhnya bernama---adalah as-Samiri. Hal itu didasarkan pada negeri asalnya, Samirah, sebuah kota di Palestina. Menurut filosof itu, yg telah memeriksa kecerdasan, kekuatan, dan keanehan perilakunya serta kecepatan berpikirnya, jika anak muda ini---Ibn Samirah---bisa hidup lama, maka ia akan menjadi raja yg adil atau mungkin juga menjadi seorang raja yg lalim. Setelah mendengar perkataan filosof itu, ia teringat kepada temannya, binatang unik yg pernah mengisyaratkan hal serupa kepadanya. Namun, pikirannya berjalan mengikuti niat hatinya. Anak muda itu, Ibn Samirah, mulai berpikir untuk kembali ke negeri ayah dan moyangnya, yakni Palestina. Tetapi sebelum ia mengunjungi negerinya, ia merasakan kerinduan mendalam untuk kembali lebih dulu ke pulau tempat hidupnya sejak kecil. Pergilah ia ke pulau tempat hidupnya dengan mengendarai perahu besar yg dibelinya dengan harta kekayaan yg dikumpulkannya sejak beberapa tahun ketika ia mengunjungi berbagai negeri. Ia pergi ke pulau itu dengan mengendarai perahu besar yg disediakan oleh sekelompok nelayan. Lalu, ia meminta mereka untuk berhenti. Kemudian, ia menumpang perahu kecil dan mengemudikannya sendirian sampai tiba di pantai pulau tujuannya. Begitu tiba di pantai, ia mendapatkan binatang yg setia menungguinya. Binatang itu memandanginya dengan kedua mata yg memancarkan sinar tajam penuh makna. Tiba-tiba, binatang itu berlari kencang menuju hutan belantara tanpa mengucapkan barang pepatah kata pun. Yg teringat pertama kali oleh anak muda itu adalah bejana yg pernah disentuh oleh rasul, utusan Allah yakni malaikat Jibril. Lalu ia mengambil bejana itu berikut sebuah batu kecil berwarna-warni. Batu kecil itu dipotongnya dari batu besar yg telah ditulisi oleh Jibril dan berisi wasiat-wasiat sebagai petunjuk dan pelita. Lalu ia kembali ke perahunya untuk melanjutkan perjalanannya ke negeri ayah dan moyangnya di Palestina. Sesampainya disana, ia tinggalkan perahunya di sebuah lembah. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya dengan mengendarai kendaraan darat hingga tiba di Samirah. Meskipun usianya hampir mencapai seratus tahun, ia tidak merasa sudah tua, tidak merasa lemah, dan tidak merasa pikun. Seakan-akan masa berhenti pada masa mudanya. Mulailah ia mengumpulkan benang-benang diantara apa yg pernah ia dengar dari binatang aneh yg sering mengunjunginya. Namun, tak seorang pun menjawab selain bahwa di negeri itu telah terjadi gerhana selama lebih dari seratus tahun. Hanya saja, kisah mengenai anak kecil yg diculik oleh seorang malaikat itu tampaknya sangat aneh dalam pendengaran mereka. Selain itu, seseorang yg berumur panjang di negeri itu mengabarkan bahwa ia adalah penduduk al-Jalil. Ia pun menengar dari orang-orang berumur panjang lainnya di negeri Arbad, Palestina, bahwa seorang anak di negeri itu diambil oleh dewa-dewa ke pangkuannya. Dewa-dewa itu adalah patung-patung sapi betina. Namun, hakim mengambil anak itu dari ayahnya, karena ia merupakan seorang anak yg diberkati oleh dewa, padahal ia sendiri tidak menghendaki adanya tuhan kecuali dirinya sendiri. Tetapi anak itu mati di istana hakim ketika terjadi gerhana. Ia bertanya kepada mereka, "Apa yg kalian pembag di Samirah?" Mereka menjawa, "Sapi. Sapi adalah tuhan para dewa. Tidakkah engkau lihat bahwa sapi telah memenuhi rumah kami dengan kebaikan-kebaikan berupa susu dan daging. Bahkan, tikus-tikus yg merusak pertanian kami tidak mau masuk ke rumah yg di dalamnya ada sapi. Dari situ, ia memahami bahwa apa yg dikemukakan binatang sahabatnya memang benar dari berbagai segi. Akan tetapi, ia tidak mau menyembah apa yg tidak bisa melihat dan menengar. Maka, ia berketetapan menyembah dirinya sendiri saja karena dirinya lebih pantas untuk dicintai, dihormati, dan disembah diantara tuhan-tuhan yg ada disekitarnya. Ia merasa lebih cerdas daripada mereka dalam setiap tindakan, kendati ia tidak hidup di atas bumi ini seperti mereka. Tanpa ragu lagi, ia merasa dirinya sebagai "tuhan" atau "anak tuhan". Yg jelas ialah bahwa didalam dirinya terdapat ruh istimewa, yakni ruh para dewa, bukan ruh manusia biasa. Buktinya, hanya ia sendiri saja yg diajak bicara oleh binatang itu dan ia pun berbicara dengannya. Ia juga menyadari bahwa semua makhluk merasa takut kepadanya. Mereka melihat pada dirinya ada kekuatan luar biasa. Binatang itu memberitahukan kepadanya bahwa yg membimbingnya adalah Jibril, malaikat paling agung. Bahkan, filosof Yaman pun menyatakan bahwa jika ia hidup, maka ia akan menjadi raja.Wallahu a'lam bis shawab. DAJJAL DI NEGERI FIR'AUN DAN PERTEMUAN MENAKUTKAN DENGAN NABI MUSA. Setelah beberapa tahun tinggal di Samirah, ia pergi melancong ke berbagai negeri besar yg penuh dengan keajaiban yg pernah di dengarnya, dan juga tentang alam-alam aneh. Ia pergi ke Mesir tempat dinasti Fir'aun berkuasa. Mulailah ia mendekati seorang dukun terkenal di Mesir. Dengan kepandaiannya berbicara, ia menyatakan keinginannya untuk menjadi pelayan setianya dan anak yg taat asalkan ia diajari hikmah dan ilmu. Di samping itu, ia meminta untuk di dekatkan dengan Fir'aun yg sedang berkuasa. Kebetulan, dukun itu diberi umur panjang sekali, yakni tiga ratus tahun. Mulailah dukun itu memeriksa watak dan keistimewaan anak muda ini. Ia mengingatkan dirinya agar melupakan keinginannya bertemu Fir'aun, karena dia adalah seorang raja yg rasialis, dan tidak menyukai orang-orang asing. Sebagai contoh, ia memberitahukan kepadanya mengenai perlakuan Fir'aun kepada orang-orang Yahudi dan anak-anaknya. Di antara sifat-sifatnya yg kejam adalah membunuh kaum pria, membiarkan hidup kaum wanita, dan juga membunuh bayi laki-laki. Ia bersikap congkak di muka bumi, bahkan mengaku sebagai tuhan, dan tidak mempunyai teman yg mengurusnya. Ia juga memberitahukan kepadanya ihwal apa yg diperlakukan Fir'aun atas anak asuhnya yg bernama Musyiyah, yg berarti yg di dapat dari sungai Nil. Kemudian, filosof itu juga mengisahkan tentang Nabi Musa dengan penuh kejujuran. Ketika ia merasa kagum dengan berita mengenai Nabi Musa dan kepergiannya setelah membunuh seseorang dari Mesir, ia pun mengisahkan kepada sang filosof ihwal dirinya dengan penuh kejujuran pula. Lalu filosof itu berkata, "Kalau begitu, engkau adalah Musyiyah yg lain, tetapi dari Samirah, bukan dari Mesir. Orang yg cacat keua matanya ini betul-betul merasa kagum dengan kisah Nabi Musa. Ia lebih kagum lagi kepada filosof yg menamai dirinya sebagai Musa Samiri karena perbedaan nasabnya dengan Musa dari Mesir. Jadi, kalau begitu, jelaslah persamaan antara anak Samirah yg diambil dari istana hakim, kemudian dibawa ke pulau hijau, dengan anak Mesir yg diambil dari sungai Nil dan dibawa ke istana penguasa. Musa Samiri mulai tertarik untuk meneliti Musa. Kerap kali ia mendengar bahwa Nabi Musa dan saudaranya, Nabi Harun, berada di kota itu. Keduanya sedang mencari kesempatan untuk bertemu dengan Fir'aun. Disini, mulailah orang-orang Samirah itu bertemu dengan Nabi Musa. Ia tidak mengisahkan apa-apa kepadanya selain kesamaan dari keturunan Ishaq bin Ya'qub. Bapaknya adalah seorang raja yg menguasai Samirah sebagaimana dikisahkan oleh kakek-kakeknya. Tetapi, Nabi Musa tidak memperhatikan orang itu. Beliau hanya menuntut satu saja, yakni agar ia beriman pada apa yg dibawa Musa berupa akidah, syariat, dan mukjizat. Tetapi orang Samirah itu ragu untuk mengimani Nabi Musa. Ia mencoba menahan diri sehingga ia mendapatkan keyakinan siapa sebenarnya Musa itu. Ia mulai hidup di tengah-tengah Bani Israil. Bahkan, ia menikahi seorang wanita di antara mereka, tetapi tidak dikaruniai seorang anak pun, karena ia seperti baghal yg tidak memiliki keturunan. Ia tampaknya memiliki keturunan yg jelek---dari air mani haram, ditambah air mani halal, dicampur dengan air mani syetan. Jadi, ia seperti baghal yg terlahir dari hasil perkawinan kuda jantan dan keledai betina. Orang Samirah itu sering menyaksikan mukjizat Nabi Musa yg ditujukan kepada Fir'aun dan kaumnya, Bani Israil. Bahkan, ia pun menyaksikan peristiwa keluarnya Bani Israil dari Mesir secara besar-besaran, dan ia ikut bersama mereka. Sampai disini, saya (penulis) berhenti sejenak untuk memperhatikan kesaksian Al-Quran yg begitu mengagumkan sebagaimana tercantum dalam susah Thaha. Hal itu saya bentangkan di sela-selanya dengan izin Allah, tanpa didahului karunia Allah SWT kecuali yg saya isyaratkan di permukaan buku ini sebagai ajakan kepada para ulama, budayawan dan intelektual Muslim. Pertama, pikirkan dan renungkanlah teks Alquran. Kedua, setelah anda membacanya tiga kali dengan cermat, mari kita pecahkan masalah ini, lalu mengambil kesimpulan seraya bermohon kepada Allah agar memberi ilham penyingkapan. "Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu hai, Musa" Berkata Musa: "Itulah mereka sedang menyusulku, dan aku bersegera kepada-Mu, ya Tuhan-Ku, agar engkau ridha kepadaku." Allah berfirman: "Maka sesungguhnya kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah di sesatkan oleh Samiri. Kemudian Musa kembali pada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yg baik?" Maka apakah terasa lama masa yg berlalu itu bagimu, atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, lalu kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?" Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya. Dan demikian pula Samiri telah melemparkannya." Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yg bertubuh dan bersuara. Maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa." Maka, apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka, dan tidak (pula) memberi kemanfaatan? Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu itu. Dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) yg Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku." Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami." Berkata Musa: "Hai Harun, apa yg menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat (sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku? Harun menjawab: "Hai putra ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): 'Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku." Berkata Musa: "Apakah yg mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri? Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yg mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujuk aku." Berkata Musa: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu didalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: 'Janganlah menyentuh (aku).' Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yg kamu sekali-sekali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yg tetap kamu menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian sungguh-sungguh kami akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yg berserakan). Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah yg tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu." (Q.S. Thaha, 20:83-89) Perhatikanlah, dengarkanlah baik-baik, pikirkanlah, dan renungkanlah! Sesungguhnya dialog antara Nabi Musa dengan Allah SWT tidak berhenti pada kalimat "Dan mereka telah disesatkan oleh Samiri", tetapi masih ada dialog penyempurna setelah itu dalam masalah dan kesempatan yg sama. Ini disebabkan oleh gaya bahasa Alquran menggunakan kata iltifat (berpalingnya rujukan dari orang kedua ke orang ketiga atau sebaliknya dalam dialog---penerj.) untuk mengajak bicara kepada kita mengenai berbagai peristiwa tertentu, kemudia diakhiri dengan sesuatu yg merupakan sisa dialog atau perintah Tuhan kepada Nabi Musa di akhir dialog. Musa pun berkewajiban menyampaikan pesan Tuhan itu tanpa penambahan dan atau pengurangan, juga tanpa pengaruh apa pun dari dirinya sendiri. Sebab, keadaannya tidak seperti keadaan Bani Israil yg tidak bertobat, melainkan paling membunuh. Kembalilah Nabi Musa kepada kaumnya dengan membawa kemarahan besar, penyesalan, dan perasaan dongkol. Ia harus bergabung dengan tujuh puluh orang pilihan untuk memenuhi panggilan Tuhan. Mereka meminta alasan kepada Nabi Musa, sekembalinya dari memenuhi panggilan Tuhannya, bahwa mereka terpaksa tinggal bersama Harun yg menggantikannya, yg ditinggalkan Musa untuk menemani Bani Israil. Mereka mengatakan: "Ia memperingatkan kaum kami sebelum kami memperingatkan mereka untuk tidak kufur dan menyekutukan Allah SWT. Harun berkata kepada mereka: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) yg Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku. Dan Musa adalah nabi dan rasul Allah yg diutus kepadamu yg memperingatkanmu dari segala macam fitnah, bahkan fitnah Dajjal. Boleh jadi, ia adalah Samiri ini. Musa memperingatkanmu bahwa Dajjal adalah pembuat fitnah yg ulung. Kami sebanyak tujuh puluh orang, menyebar di sekitar Bani Israil. Masing-masing kami mengatakan kepada mereka: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka, serta tidak (pula dapat memberi) kemanfaatan?" Mereka menjelaskan kepada Musa apa yg telah terjadi. Mereka berkata, "Kami telah mengetahui bahwa kebanyakan kaum itu mencuri rumah-rumah orang Mesir dan membawa perhiasan emasnya sebagai curian atau pinjaman yg menjadi amanat. Ketika itu Musa Samirah berkata kepada mereka, "Akulah rasul utusan Tuhan yg sesungguhnya kepada kalian dan kepada Musa yg lupa kepada Tuhannya ketika ia ada di hadapan-Nya, jika ia berpikir. Sesungguhnya, anak lembu inilah yg disembah oleh nenek moyang kita di Samirah. Ia dicuri oleh orang-orang Mesir dari kita, dan mereka menamainya 'anak lembu Ubays'. Sementara itu, orang-orang Mesir tidak tahu bahwa para dukun telah menipu mereka." Si laknat itu memberitahu mereka bahwa ia mampu memperlihatkan Allah jika mereka mempersembahkan emas dan segala apa yg mereka curi sebagai kurban yg dimasukkan ke dalam suatu lubang atau diletakkan di atas batu. Samiri mencoba mengumpulkan arsitek-arsitek ulung, dan bersama mereka ia mencairkan emas dalam bejana dan mendinginkannya dengan air laut. Dari emas itu ia membuat patung anak lembu yg di pahat dari batu besar lalu dilemparkan ke dalam emas yg telah mencair. Lalu keduanya dipisahkan setelah didingnkan dengan air laut. Lalu masing-masing mereka melemparkan perhiasannya. Akhirnya, mereka memberitahukan Musa Samirah bahwa sudah tidak ada lagi orang yg melemparkan perhiasan emasnya karena telah habis. Lalu berdirilah Samiri, Dan demikian pula Samiri melemparkannya (Alquran). Tetapi mereka tidak mengetahui bahwa yg digenggam Samiri adalah tinta basah dari Jibril. Dan, bejana itu selalu disimpan dan dibawanya. Ia mengeluarkannya hanya pada waktu yg tepat. Tiba-tiba seekor lembu yg sempurna bentuknya berada di depan mereka. Tubuhnya besar bagaikan Dinosaurus dan semua anggota tubuhnya tampak berdenyut. Ia bahkan dapat bersuara seakan-akan memanggil mereka untuk tunduk kepadanya, dan mengisyaratkan bahwa Samiri adalah rasulnya yg diutus kepada mereka. Lalu ia mengisyaratkan kepada mereka supaya segera ruku' pada patung lembu itu. Mereka pun mulai ruku' kecuali Harun dan Yusya' bin Nun, yg masih kecil itu, serta orang-orang yg mengikhlaskan hatinya kepada Allah. Dalam kitab Tafsir karya Ibn Katsir disebutkan ada sebuah riwayat dari Ibn 'Abbas yg pada intinya menyatakan bahwa Harun berkeinginan menyelamatkan Bani Israil dari kekejian perhiasan-perhiasan yg mereka curi itu dengan mengumpulkannya pada suatu lubang. Jika Nabi Musa telah kembali, tentu ia akan melihat dan mengeluarkan pendapatnya sesuai dengan kehendaknya. Kemudian datanglah Samiri. Ia melemparkan tinta yg digenggamnya ke dalam perhiasan itu. Ia meminta kepada Harun uuntuk berdo'a kepada Allah agar mengabulkan permintaannya. Kemudian, Nabi Harun berdo'a tanpa mengetahui persis apa yg diminta Samiri kepada Allah, dan ternyata do'a itu dikabulkan. Ketika itu Samiri berkata, "Aku meminta kepada Allah agar perhiasan itu berubah menjadi anak lembu. Lalu ia menjadi anak lembu yg bersuara." Patung emas itu berubah menjadi seekor anak lembu sungguhan yg bisa bersuara dan berjalan. Ia bukan sekadar patung yg mempunyai dua lubang dibelakang dan di depan yg, jika ada hembusan angin yg menerpanya, berubah menjadi kuning. Tidak, tidak demikian. Sesungguhnya khuwar (suara) anak lembu itu tidak disebut shafir (suara pluit). Demikian pula sebaliknya, shafir tidak disebut khuwar. Keistimewaan Alquran adalah bahwa konotasi makna kata-katanya terbatas dan tertentu. Bahkan, disini pun tidak berlaku bentuk tasybih, yg menyerupakan khuwar dengan suara lembu yg sebenarnya (shafir). Alquran hanya menyebutkan, Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lubang itu) anak lembu yg bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata, "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa." (Q.S. Thaha, 20:88). Yg aneh ialah bahwa Bani Israil ternyata mau dipermainkan setan dan khususnya Samiri yg menyuruh mereka untuk menyembah anak lembu, padahal mereka sendiri tahu benar siapa yg membuat, menahat, dan merancangnya. Mereka juga menyaksikan patung itu dilemparkan ke api yg menyala, dipukuli dengan palu, kemudian didinginkan dengan air laut, dan bahkan dibolak-balik oleh pembuatnya. Yg juga aneh ialah bahwa mereka tidak cukup mengakuinya sebagai Tuhan, tetapi bahkan memandangnya sebagai Tuhan Nabi Musa. Dengan berani sekali mereka menyeret Nabi Musa untuk menyekutukan Tuhannya, Allah SWT. Mereka sampai hati berbuat demikian. Mereka benar-benar bodoh lantaran menyembah binatang paling dungu dan tolok, yg tidak dapat menolong dirinya sendiri. Pantas jika penyembahan berhala diakui sebagai perilaku paling bodoh, dungu, dan tolok. Bahkan tanpa ragu-ragu, mereka menyatakan bahwa benda yg mereka buat bersama-sama itu adalah Allah, yg pernah mengajak Nabi Musa berdialog. Lebih jahat lagi, mereka menuduh Nabi Musa sebagai orang yg tersesat dan salah. Mereka mengatakan, seperti disebutkan Alquran, Lalu Nabi Musa lupa. Menurut Ibn 'Abbas, yg dimaksud dengan Nabi Musa "lupa" ialah bahwa beliau tersesat dan salah jalan. Dalam satu riwayat lain dari Ibn 'Abbas disebutkan bahwa Nabi Musa pergi mencari Tuhannya dan ia tersesat serta tidak mengetahui "tempat-Nya". Dalam satu riwayat lain dari Ibn 'Abbas disebutkan juga bahwa Nabi Musa lupa menyebutkan kepada Bani Israil bahwa Allah adalah Tuhan mereka semua dan juga Tuhan Nabi Musa. Itulah pendapat yg masyhur seputar "lupa"-nya Nabi Musa. Jelaslah bahwa tuduhan "lupa"-nya Nabi Musa berasal dari Samiri dan orang-orang yg mengikutinya dalam menyembah patung anak lembu. Ibn 'Abbas juga masih mempunyai riwayat lain berupa pemberitahuan dari Allah ihwal Samiri bahwa ia meninggalkan kewajibannya untuk beriman. Bani Israil yg bersikap tidak baik kepada Nabi Musa adalah para pengikut Samiri terkutuk itu, yg telah membeli mereka dengan harta kekayaan, perhiasan emas, dan barang-barang lainnya sesudah ia mengklaim dirinya sebagai seorang rasul yg sebenarnya. Bahkan, ia mengaku sebagai anak Tuhan. Meskipun Nabi Harun memperingatkan mereka untuk hanya menyembah Allah, mereka tetap saja menyembah patung anak lembu itu dan bernyanyi untuknya. Anak-anak lembu itu kembali ke keadaannya semula: diam dan tidak bersuara. Ia hanya sekadar patung dari emas tanpa suara dan tanpa gerakan karena pengaruh Jibril telah lenyap. Namun, fitnah tetap ada. Bani Israil terus saja menyembah berhala yg tidak mampu melakukan apa-apa, tidak sanggup mendatangkan bahaya dan tidak pula dapat memberi kebaikan. Di saat Nabi Musa marah, ia menarik kepala dan janggut saudaranya, Nabi Harun. Ia memcelanya, "Hai Harun, apa yg menghalangimu ketika kamu lihat mereka telah tersesat (sehingga) kamu tidak mengikutiku?" (Q.S. Thaha, 20:92-93). Artinya, apa yg menghalangimu dari memberitahuku ihwal kesesatan mereka sejak awal? Lalu disebutkan, "Apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?" maksudnya, seperti apa yg pernah aku kemukakan kepadamu, yakni berupa perkataannya, "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yg membuat kerusakan." (Q.S. Al-A'raf, 7:142). Untuk lebih santun, Harun memanggil saudaranya dengan kata-kata halus, "Wahai putra ibuku." Padahal mereka hanya saudara seayah saja. Sebab, penyebutan ibu tampaknya lebih halus. Ia berkata, "Wahai putra ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan pula kepalaku." (Q.S. Thaha, 20:94). Inilah permohonan maaf Nabi Harun kepada saudaranya, Nabi Musa, karena terlambat menemuinya untuk memberitahukan bahaya besar yg telah terjadi. Nabi Harun berkata, "Sesungguhnya aku takut kamu akan berkata (kepadaku), "Kami telah memecah antara Bani Israil, dan kamu tidak memelihara amanatku."" (Q.S. Thaha, 20:94). Mengapa kamu membiarkan mereka sendirian dan tidak menjaga apa yg aku perintahkan kepadamu untuk menggantikanku dalam mengurus dan mengawasi mereka. Wallahu a'lam bis shawab. BAHAYA BESAR DAN TEMPAT MENYEMBUNYIKAN RAHASIA.Kesaksian berikut ini merupakan kesaksian yg paling berbahaya, yakni pertemuan antara Nabi Musa dan Samiri. Di dalam kejadian akbar ini, terkandung rahasia paling besar menyangkut problematika Dajjal. Rahasia itu tersimpan begitu rapi dan tersembunyi seperti api pada kayu bakar. Nabi Musa adalah sosok hamba Allah yg sangat fanatik dan berjiwa keras ketika sedang marah karena Allah. Bahkan, ia betul-betul seorang perkara di bumi ini jika sedang memperlihatkan kemarahannya. Saking besar kemarahannya karena Allah, ia sangat terpengaruh oleh kemarahannya itu sehingga tidak mengetahui kapan ia marah. Meskipun demikian, ketika ia kembali menemui kaumnya sesudah menemui Tuhannya dan melihat mereka menyembah patung anak lembu, padahal ia sedang memegang beberapa lembar batu tulis, ia pun melemparkannya. Karena peristiwa itu, ia dikatakan telah memecahkan batu tulis tersebut. Demikian pula penilaian dari ahli kitab. Namun, Allah menggantikannya dengan lembaran-lembaran lain. Hanya saja, tidak ada sesuatu pun dalam Alquran yg menunjukkan hal itu, walaupun ia memang melemparkannya ketika menyaksikan apa yg terjadi. Menurut ahli kitab, lemparan itu ada dua. Tetapi menurut versi Alquran, secara lahirnya, batu tulis itu berjumlah banyak. Nabi Musa tampaknya hanya terpengaruh dengan berita dari Allah SWT ihwal penyembahan patung anak lembu. Maka Allah SWT pun memerintahkannya untuk menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri. Oleh sebab itu, disebutkan dalam hadist yg diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibn Hibban dari Ibn 'Abbas. Ibn 'Abbas berkata bahwa Rasulullah saw. berbada, "Berita itu tidak seperti yg disaksikan oleh mata". Bagaimanapun, entah lembaran batu tulis itu pecah atau tidak---dan saya cenderung mengakui tidak pecah---reaksi dari Nabi Musa dengan melemparkan batu tulis itu, menjadi dalil lain yg menambahkan kewaspadaanya, yg menguatkan betapa keras kemarahannya sampai suatu takaran yg melewati batas. Oleh sebab itu, ia sampai berani menarik kepala dan memegang janggut saudaranya, Harun. Mungkin anda setuju dengan saya, bagi orang yg dikenal mempunyai watak keras dan pemarah seperti itu, tidaklah rasional, aneh, tidak sesuai dengan kewajaran, dan tidak sejalan dengan sifat-sifatnya yg digambarkan oleh Alquran kalau ia mengajak berbicara dengan Samiri dengan tutur kata sangat halus, santun, dan lemah-lembut. Malahan, awal perbincangannya pun hanya sekedar minta penjelasan tentang alasan yg mendorongnya melakukan fitnah sangat besar dan bagaimana ia berhasil dalam usahanya itu. Mungkin anda juga setuju dengan saya bahwa Nabi Musa---yg melemparkan lembaran-lembaran batu tulis ketika menyaksikan Bani Israil ada disekitar anak lembu yg mereka buat sendiri---segera bereaksi dengan mengatakan bahwa ia tersesat dan mengingkari Allah. Apakah normal dan tidak aneh jika ia hanya berdialog dengan Samiri yg ada di depannya, dan tidak melakukan tindakan lainnya? Bukankah anda setuju dengan saya bahwa Nabi Musa memarahi saudaranya dengan menarik kepalanya, "Hai Harun, apakah yg menghalangimu memberitahukan aku ketika kamu melihat mereka telah tersesat sehingga tamu tidak mengikuti aku?" (Q.S. Thaha, 20:92-93) Apakah hal itu adalah reaksi keras Nabi Musa disertai ucapan dengan nada penuh kemarahan? Bukankah kita telah biasa menengar bahwa jika Nabi Musa marah, maka seketika kut juga ia melampiaskan kemarahannya? Atau, ia marah, lalu kemarahannya itu diikuti dengan ucapan, kemudian melakukan tindakan lain dalam kesempatan lain, hatta kepada orang Mesir yg ditamparnya sampai mati? Meskipun para ulama tafsir mengatakan bahwa kata al-khathb yg dipergunakan Nabi Musa dalam berdialog dengan Samiri menunjukkan betapa jeleknya bencana itu, yg jelas adalah bahwa Nabi Musa hanya mengucapkan kata-kata itu dan tidak melakukan tindakan apa pun. Kalau begitu, kita boleh menuliskan seribu tanda tanya. Semuanya tidak mungkin di benarkan kecuali hanya dalam satu keadaan, yakni bahwa tiadanya reaksi keras berupa tindakan lain---kecuali dialog dari Nabi Musa---hanyalah wahyu dari Allah kepadanya. Itulah sisa dialog yg tidak disebutkan Alquran. Diharapkan bahwa ia kembali menjelaskan wasiat khusus dari Allah kepadanya ketika melakukan dialog dengan Samiri, selain risalah yg disampaikan kepadanya. Allah berfirman, Ia berkata: "Apa yg mendorongmu untuk melakukan (hal demikian), wahai Samiri?" Kata Al-khathb sebetulnya berarti urusan yg penting. Namun, gaya bahasa yg dipakai Nabi Musa yg dipakai dalam dialognya dengan Samiri betul-betul lembut, lunak, dan tenang seakan-akan ia berbicara dengan anaknya atau ia seperti berbincang-bincang dengan kedua putrinya Nabi Syu'aib, Musa bertanya: "Bagaimana keadaan kalian berdua?" Mereka menjawab, "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami) sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua renta yg telah lanjut usia." (Q.S. Qashash, 28:23). Samiri menjawab, "Aku mengetahui sesuatu yg mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari kelak rasul (ajaran-ajarannya) lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku." (Q.S. Thaha, 20:96). Anehnya, jawabn Samiri mempunyai ekspresi dan penuturan yg keras, seakan-akan ia telah melakukan sesuatu yg menjadi haknya. Atau, seakan-akan ia telah mempunyai rencana sebelumnya untuk mengadakan uji coba kepada mereka. Ketika ada kesempatan, ia tidak berpikir panjang lagi dan langsung melakukannya. Dan ternyata berhasil. Sekarang mulailah tabir dirinya terbuka. Ia mengaku mengetahui banyak hal yg tidak diketahui Bani Israil. Ia juga, dengan usia relatif panjang, memiliki banyak pengalaman yg belum diketahui dan dilalui Bani Israil yg relatif masih sangat muda itu. Sungguh, ia adalah seorang manusia luar biasa. Ia mempunyai banyak kekuatan yg tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Daya nalarnya pun telah jauh melampaui daya nalar kebanyakan Bani Israil. Ia mempunyai pemikiran cemerlang yg tidak mereka miliki. Bahkan, ia pun sampai mengetahui beberapa akidah ilmiah---kimia dan fisika---yg memungkinkannya berinovasi dalam melakukan banyak hal yg tidak dapat dilakukan orang lain. Ia banyak belajar dari berbagai pengembaraanmya dalam usianya yg panjang itu. Ia pun telah memelihara peninggalan utusan Allah, malaikat Jibril yg diutus dari langit, sebagaimana diberitakan oleh seekor binatang raksasa yg rajin mengunjunginya dan mengawasi serta membimbingnya. Padahal, ketika itu ia masih kecil dan hidup di suatu pulau yg berada di jantung laut Yaman. Dalam kitab Tafsir karya Ibn Jarir ath-Thabari disebutkan qira'at lain, yakni bashartu bi ma lam tubshiru bih (aku mengetahui apa yg belum kamu ketahui). Ucapan itu ditujukan kepada Nabi Musa dan para pengikutnya. Dengan pengertian lain, Samiri berkata kepada Nabi Musa demikian, "Aku mengetahui apa yg tidak engkau dan sahabat-sahabatmu ketahui." Tetapi, dalam kitab tafsir Mafatih al-Ghaib karya ar-Razi terkesan makna, "Aku melihat apa yg tidak mereka lihat." Menurut ar-Razi, kata ra'a dapat juga diartikan "mengetahui". Di sini, Nabi Musa mulai menyadari bahwa ia sedang berhadapan dengan seorang Dajjal. Ia juga diperintahkan oleh Allah untuk memperingatkan kaumnya dari fitnah yg akan ditimbulkannya. Jika saja Nabi Musa diberi kekuasaan untuk memeranginya, tentu ia akan menebas lehernya begitu melihat dan mengetahui wataknya yg buruk dan sangat biadab itu atau setelah menanyainya dan membuktikan alasan perbuatannya. Teristimewa lagi, Samiri terang-terangan mengaku bahwa dirinya bertanggung jawab penuh. Ia juga menyadari sepenuhnya bahwa ia telah dibujuk dan terpedaya oleh nafsunya sendiri. Menanggapi pertanyaan Samiri itu, Nabi Musa hanya mengatakan, "Pergilah kamu!" Ya, Nabi Musa hanya menyuruhnya pergi dengan sepenuh kebebasan dan kemerdekaan. Ia tidak menyiksanya atau apakah membunuhnya. Ia tidak memenjarakannya, bahkan tak menahannya sesaat pun. Ia hanya menyuruhnya pergi. Ya, pergi untuk melancong di muka bumi kemana saja sesuai dengan kemauan dan kehendaknya. Ia bebas berhubungan dengan siapa saja. Ia bebas melakuklan apa saja dan dimana saja serta bergaul dengan siapa saja. Yg penting, ia bebas dan merdeka! "Sesungguhnya bagimu didalam kehidupan (di dunia ini). Menurut para sarjana etimologi, al-ma'rifah, yg didalamnya ada alif lam untuk kata benda, dalam tiga bagian, yakni untuk mengenalkan al-ahd, sesuatu yg telah diketahui sebelumnya, untuk mengenalkan jenis, maupun untuk menerangkan istighraq. Yg ada dalam kata al-hayat adalah istighraq, yakni cakupan seri kehidupan macam apa pun yg ingin dilakukan oleh Samiri boleh dilakukan. Artinya, segala macam seri kehidupan terbuka lebar untuk engkau lakukan. Engkau boleh bersenang-senang dan melalukakan apa saja seperti yg dilakukan binatang buas dan liar di hutan belantara dan di daratan. Engkau berhak melakukan apa saja yg engkau suka. Engkau boleh memilih jalan hidup yg engkau inginkan. Selamanya, engkau berhak mengatakan, "Jangan kau sentuh aku." Tak seorang pun boleh menyentuhmu untuk mengganggumu. Dan tak boleh ada yg membahayakanmu selama engkau masih diberi kesempatan hidup oleh Allah. Yg aneh ialah bahwa banyak ahli tafsir menangkap makna dari ungkapan, "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat mengatakan), 'Janganlah menyentuhku,' menyatakan bahwa Samiri mempunyai penyakit kulit yg ganas dan menular sehingga membikin takut orang untuk mendekatinya." Ibn Katsir mengatakan, "Sebagaimana engkau telah mengambil dan menyentuh apa yg tidak pantas engkau ambil dan sentuh berupa kelak utusan Allah dari langit, maka siksaan bagimu di dunia adalah mengatakan, "Tidak boleh menyentuh.' Engkau tidak boleh menyentuh orang lain, dan orang lain pun tidak berhak menyentuhmu. Dan termasuk hal yg aneh dari Ibn Katsir, semoga Allah meridhai dirinya dan ijtihadnya, ialah bahwa Samiri pantas dihukum karena ia telah menyentuh jejak utusan Allah dan mengambilnya, bukan karena ia telah memfitnah Bani Israil. Padahal, jika seseorang berkesempatan seperti Samiri, melihat Jibril dan kudanya, serta mengetahui bahwa kudanya itu---jika menyentuh tanah---akan menjadikan tanah itu subur, maka ia pasti akan mengambil jejak rasul itu, meskipun tidak pernah mempunyai niat untuk melakukan suatu kejahatan. Sayyid Quthb mengatakan bahwa, Pergilah kamu, karena kamu telah terusir. Dan tak boleh ada yg menyentuhmu dengan kejahatan, atau pun dengan (memberikan) kebaikan. Dan kamu pun tidak berhak untuk menyentuh seseorang, adalah salah satu bentuk siksaan yg berlaku dalam agama Islam pada masa Nabi Musa, yakni siksaan pengasingan. Di samping adanya pernyataan mengenai ketidakbersihan seorang penjahat, maka ia tidak boleh mendekati, dan tidak boleh didekati orang lain. Bagian pertama apa yg dikatakan Sayyid Quthb memang benar. Namun, bagian kedua masih bisa dikritik. Sebab, lapangan atas Samiri untuk tidak menyentuh seseorang tidaklah rasional. Jika ia diusir dari Bani Israil dan itu tidak terjadi, maka ia masih berhak bergaul dengan yg lain. Jika Nabi Musa menyiksanya dengan pengasingan, yg demikian itu menguatkan pandangan saya bahwa Samiri telah meninggalkan Bani Israil dan bahwa Nabi Musa tidak melakukan apa-apa, selain menyampaikan bahwa ia berhak mengenyam kehidupan dengan penuh keleluasaan. Akan tetapi, ia harus pergi jauh dan menjauhi Bani Israil serta tak seorang pun boleh menyentuhnya. Jika ada orang yg berusaha menyentuhnya dengan menimpakan sesuatu kejahatan, maka ia berhak mengatakan, "La misasa (tidak boleh menyentuhku)." yakni tidak boleh ada yg bertindak sewenang-wenang kepadaku dan tidak boleh seorang pun mendekatiku untuk menggangguku. Barangsiapa mencoba menggangguku, maka ia tidak akan berkuasa. Imam ar-Razi mempunyai pendapat yg bagus. Pada intinya, ucapan Nabi Musa kepada Samiri itu adalah, Sesungguhnya aku menjadikanmu dalam golongan orang-orang terusir, dengan pengertian bahwa jika kamu ingin memberitahukan pada orang lain tentang keadaanmu, maka engkau hanya mengatakan, "Tidak boleh menyentuhku." Pendapat ar-Razi itu saya setujui karena mendekati kebenaran. Samiri memang betul-betul terusir dai Bani Israil dengan kata, "Pergilah!." Pengusiran itu tidak sama dengan siksaan. Jika ia disiksa oleh Nabi Musa, maka ia hidup dalam keadaan tidak baik. Alasannya ialah tobat bagi mereka yg telah mencoba menyembah patung anak lembu adalah dengan cara saling membunuh seperti diisyaratkan Alquran. Apakah logis jika siksaan bagi pelaku fitnah, yg memalingkan orang dari penyembahan kepada Allah, hanya berupa pengusiran saja? "Dan sesungguhnya bagimu ada janji (hukuman) yg kamu sekali-kali tidak dapat mengingkarinya" (Q.S. Thaha, 20:97). Kebebasanmu tidak mutlak karena akan ada yg memberikan siksaan kepadamu dan membunumu. Hingga kini, waktunya yg tertentu hanya diketahui oleh Allah SWT. "Maka sesungguhnya bagi kamu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Tidak boleh menyentuh (aku)." (Q.S. Thaha, 20:97) Atas dasar itu, Rasulullah saw. menolak memberikan izin kepada 'Umar bin Khaththab untuk membunuh Ibn Shayyad yg ketika itu disangka sebagai Dajjal. Ia bermohon, "Biarkan aku menenggak lehernya, wahai Rasulullah!" Rasulullah saw. menjawab, "Jika benar ia adalah Dajjal, maka engkau tidak mempunyai kekuasaan atasnya. Tetapi jika ia bukan Dajjal, maka tidak ada manfaatnya bagimu membunuhnya." (Al-Qurthubi dalam karyanya at-Tadzkirah). Dalam sahih Muslim disebutkan hadist panjang dari Jabir bin 'Abdullah: Maka berkatalah 'Umar bin Khaththab, "Berilah aku izin untuk membunuhnya, wahai Rasulullah!" Rasulullah saw. bersabda, "Jika benar ia adalah Dajjal, maka kamu bukan tandingannya. Lawannya adalah Nabi 'Isa. Tetapi jika ia bukan Dajjal, maka engkau tidak berhak membunuh seorang dari ahl al-ahd." Abu Dawud ath-Thayalisi meriwayatkan dalam Musnad-nya, sebagaimana disebutkan dalam al-Jami' ash-Shaghir susunan Imam as-Suyuthi, bahwa al-'Alqami berkata: Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada seorang pun punya kekuasaan untuk mengatasi Dajjal kecuali Nabi 'Isa bin Maryam". Bahkan Imam Mahdi yg akan melawan Dajjal tidak sanggup membunuhnya sendirian. Yg akan membunuh Dajjal, dengan izin Allah dan pada saat yg telah ditentukan serta tidak dapat diingkari adalah Nabi 'Isa al-Masih, yg akan melenyapkan kepribadian Dajjal sampai punah. Pikirkan, wahai pembaca budiman, sekali lagi: Dan sesungguhnya bagimu ada janji (hukuman) yg kamu sekali-kali tidak dapat menhindari (mengingkari)-nya. Tidak diragukan lagi bahwa janji hukuman itu berlaku didunia ini, sesuai dengan pengetahuan Allah SWT. Sebab, seperti dimaklumi bersama, terjadinya kiamat merupakan janji yg tidak dapat dihindari oleh semua makhluk Allah dan tentunya bukan janji khusus untuk Samiri saja. Janji yg tidak dapat diingkari itu keras sekali dan berkaitan dengan perkataan sebelumnya, yakni ia boleh pergi dengan bebas tanpa ada yg menyentuhnya. Dajjal bebas bergerak dan menentukan pilihan. Tidak akan ada yg mampu mengalahkan Dajjal kecuali pada saat janji hukuman yg telah di tentukan. Nabi Musa pernah berkata seperti kepada orang zalim, "Kamu mempunyai satu hari." Tetapi satu hari yg dimaksud bukanlah satu hari pada hari kiamat." Demikianlah kata para ulama tafsir. Kita semua termasuk dalam janji hari Kiamat. Janji itu bukan janji khusus yg tidak dapat diingkari. Janji ini berlaku pada suatu zaman yg bukan zaman Nabi Musa, sebagaimana dipahami dari nashsh. Jika tidak, Musa memiliki hubungan lain dengannya. Namun, Dajjal tidak bersentuh pada zaman Nabi Musa. Jadi ia tersentuh pada zaman lain. Wallahu a'lam. "Dan lihatlah Tuhanmu itu yg kamu tetap menyembahnya, sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya kedalam laut (berupa abu yg berserakan). Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yg tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu." (Q.S. Thaha, 20:97-98). Patung yg pembuatannya dipimpin Samiri dan didesain secara khusus ini dibakar oleh Nabi Musa dan dihanbur-hamburkannya ke laut. Nabi Musa membakarnya karena patung itu bukan hanya sekadar emas, melainkan juga berupa daging dan darah sebelumnya, meskipun hal itu hanya diperlakukan secara khayalan belaka seperti pengaruh sihir pada indera atau dengan perantaraan jejak rasul yg disalahgunakan. Sebab, emas akan bertambah jika dibakar atau dicairkan diatas api. Akan tetapi, Nabi Musa tidak menginginkan apa pun. Oleh karena itu, ia membakarnya sampai menjadi abu dan kemudian membuangnya ke Laut Merah. Nabi Musa menjadikannya abu yg berhamburan di hadapan kaum Bani Israil dan di hadapan Samiri sendiri. Hal itu dilakukan untuk menyadarkan mereka semua bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yg mengetahui segala sesuatu yg ada dahulu, sekarang, dan yg akan datang. Sangsi berdiri sambil menitipkan tuhannya yg telah dihancurkan. Sementara itu, Nabi Musa mengajak kaumnya untuk pergi menuju lembah di Sina. Kemudia Samiri berdiri dipinggir pantai Laut Merah seraya menitipkan Bani Israil. Ia berkata pada mereka, "Sampai berjumpa lagi, wahai Bani Israil pada saat Musa tidak ada." Wallahu a'lam bish shawab. Pertemuan Kedua dengan Seorang Agung (Nabi) dalam Kehidupan Dajjal yang Membentang Luas. Setelah diusir oleh Nabi Musa, Samiri mulai mengembara sendirian melalui jalan-jalan di Sina menjauhi Nabi Musa dan kaumnya. Lalu, suatu ketika, ia duduk-duduk di puncak suatu gunung tinggi memandangi orang-orang yg berpergian dengan menaiki perahu dilautan. Ia berharap dapat pergi menumpang perahu pergi ke negeri mana saja yg dapat dikunjunginya. Untuk pertama kalinya ia pergi ke suatu negeri yg dikenal dengan nama Bilad al-Ghal (negeri makmur). Lalu ia tinggal disitu sebentar. Kemudian ia pergi menuju kabilah-kabilah al-Bulghar. Setelah itu, ia tinggal cukup lama bersama penduduk al-Awral. Ia juga pernah mencoba hidup dilingkungan kabilah al-Ghuzz. Dari situ ia melanjutkan pengembaraannya ke Chorcha. Ketika merasakan kerinduan untuk kembali ke kampung halamannya, ia kembali melalui laut untuk menuju pulau hijau di laut Yaman. Yg aneh dari Samiri adalah bahwa ia betul-betul telah mencapai usia sangat lanjut, tetapi tidak tampak adanya keriput pada wajahnya. Ia bergerak dan biasa melompat bagaikan seorang laki-laki yg baru berusia tiga puluh tahun. Padahal, ia lahir seratus tahun sebelum kelahiran Nabi Musa. Ia telah mendapatkan banyak pengalaman dari perjalanannya ke berbagai bangsa di berbagai negeri yg dikunjunginya. Saking banyaknya negeri dan bangsa yg dikunjunginya, tak seorangpun bisa membayangkan bagaimana caranya melakukan itu semua. Bahkan, ia juga menguasai berbagai bahasa dari Hierogliph hingga bahasa-bahasa yg digunakan bangsa-bangsa yg berada antara dua sungai (Eufrat dan Tigris). Ia hidup disebuah pulau sebagai seorang raja. Pada mulanya, ia mencoba mencari binatang raksasa. Tetapi ia tidak mendapatkannya. Seakan-akan ia telah bersembunyi atau telah menjadi abu. Ia menyangka bahwa temannya itu telah mati. Ia menduga demikian karena betapa panjang umurnya. Lalu ia mencoba pergi melihat-lihat tujuh batu besar tempat berbagai tulisan yg mengajarinya mengenal Allah SWT. Tiba-tiba ia mendapatkan binatang raksasa aneh itu, tetapi keadaanya sudah berubah. Kemampuannya berbicara telah hilang. Binatang itu hanya dapat mengucapkan: "La ilaha illa Allah (Tidak ada tuhan selain Allah). Hanya milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia menghidupkan dan mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu". Pada mulanya Samiri kebingungan. Tetapi hatinya kembali pada apa yg telah diusahakan dan dilakukannya. Ia tidak mengubah niatnya, bahkan tidak menyesali kesalahannya. Ia tetap saja mengikuti kehendak nafsunya, seperti kata penyair, "Ia rasakan cinta hingga jatuh cinta tatkala sendiri, ia tak kuasa. Tampak laut dikira ombak ketika mendekat, ia tenggelam." Namun, ia tidak dapat hidup sendiri di pulau itu tanpa binatang tersebut. Maka ia kembali ke Samirah tanah moyangnya. Ia mendapatkan dunia tidak seperti pernah dilihatnya. Disitu ia menemukan sekelompok manusia yg disebut as-Samiriyyah, campuran orang-orang Yahudi dan orang-orang Assyria. Kelompok manusia tersebut terbentuk setelah kembalinya sebagian kelompok Yahudi menyusul kejatuhan negeri Babilonia yg besar itu. Lalu mereka membangun kuil khusus untuk mereka. Di dalam kuil itu mereka biasa membaca syiar-syiar kuil Bait Al-Muqaddas. Ia menemukan bahwa nama Samirah telah menjadi Jirzim sebagai bukti, yaitu gunung terkenal di Samirah. Dajjal mengetahui bahwa orang-orang Samirah mengaku sebagai keturunan para penganut agama Musa yg benar dan bahwa Musa menjadikan Bait Iyl, yakni Rumah Allah, sebagai kiblatnya setelah tersebar kabar bahwa Nabi Ya'qub, nenek moyang tertinggi bangsa Ibrani telah membangun tempat ibadahnya yg disucikan Allah di tempat itu. Tetapi yg paling mengherankannya adalah bahwa ia mendengar tentang seseorang keturunan dari Nabi Dawud, dari pihak ibu, mengaku sebagai nabi. Ia adalah al-Masih, sang penyelamat kaum Yahudi dari pertikaian, kezaliman, dan kepunahan. Ia datang bukan untuk menghapus, melainkan untuk menyempurnakan Namus (ajaran agama). Dajjal ingin mengetahui apakah orang itu betul-betul nabi atau bukan. Ia memutuskan untuk mengujinya agar menjadi pertemuan besar kedua dalam hidupnya, yg pernah dijanjikan kepadanya. Ia pergi ke tempat tinggalnya dan mengutus seseorang, sementara ia tetap tinggal diluar. Orang itu berkata, "Jika engkau benar-benar seorang nabi, katakan padaku siapa berada diluar!" Nabi Isa al-Masih berhenti sejenak, lalu berkata, "Wahai saudaraku, beritahukan kepada orang yg mengutusmu bahwa Allah yg Mahaperkasa lagi Mahaagung menerima taubat dan mengampuni dosa-dosa segenap hamba-Nya. Jika hamba itu mau bertaubat, mengesakan Tuhan, maka ia benar-benar kembali. Dia-lah yg melindungi anak kecil yg sedang tidur dari kekejaman penguasa. Dia-lah yg memeliharanya di pulau tempat tinggal binatang raksasa itu disaat ia masih kecil. Dia-lah yg mengajarkan kepadanya keesaan Tuhan dan salat melalui tulisan kepercayaannya, Jibril. Dia Mahakuasa untuk memaafkan fitnah yg telah dilakukannya kepada Bani Israil jika ia beriman kepada Masih ar-Rabb dan apa yg diturunkan padanya berupa Injil." Utusan itu keluar menemui orang yg cacat kedua matanya, lalu menyampaikan kabar yg diterimanya. Tetapi ia tidak menanggapinya selain mengatakan, "Ia adalah tulang sihir. Setan-setan telah masuk kedalam dirinya. Jika ia seorang nabi, ia tidak akan mengetahui siapa aku dan apa yg telah terjadi, sebab para nabi itu tidak akan memberitahukan yg gaib. Hanya Allah yg mengetahui yg gaib, meskipun ada diantara setan yg mencuri kabar sebagaimana diajarkan dukun Mesir kepadaku." Dajjal mencampurkan satu kegaiban dan kegaiban lain. Padahal, semua kegaiban baik yg telah, sedang, akan, atau tidak akan ada hanya diketahui oleh Allah SWT. Adalah mungkin bahwa Allah memberitahukan yg gaib kepada salah seorang nabi untuk menguatkan hujjah-nya. Sementara itu, kegaiban yg diketahui para setan adalah kabar yg dicuri dari langit. Mereka mendengar dari para Malaikat, lalu membicarakannya. Selanjutnya, mereka kembali kepada pemimpin mereka, mengabarkannya dan mencampurnya dengan seratus kebohongan. Ini semuanya adalah kegaiban yg bukan kegaiban. Sebagai contoh, seseorang bersembunyi dibalik dinding, lalu kami tanyakan sepada seseorang, "Siapakah yg berada dibalik dinding itu?" Ini adalah ketersembunyian, bukan kegaiban. Jin atau malaikat menampakkannya dengan wahyu yg benar, atau dengan penyingkapan dari Allah kepada nabi dan wali-Nya. Namun Dajjal tidak mau berhadap-hadapan. Ia ingin membenarkan dirinya dengan hujjah yg lemah untuk tidak mengimani Nabi 'Isa al-Masih. Bahkan, ia tidak akan menemuinya sama sekali. Padahal, dalam sanubarinya, ia meyakini bahwa 'Isa bin Maryam adalah nabi kedua yg ia baca pada batu tulis. Namun, ia tidak ingin menjadi pengikutnya, walaupun Nabi itu mengangkatnya sebagai penguasa atau raja suatu negara atau negeri. Ia menginginkan sesuatu yg lain yg menurutnya cocok untuk dirinya, yakni mengapa ia tidak menjadi nabi? Bahkan, mengapa ia tidak menjadi Tuhan? Mengapa ia tidak menguasai seluruh negeri yg ia kelilingi, ia tinggali, ia kunjungi, bahkan yg belum ia kunjungi? Ia ingin segala sesuatu tunduk padanya, tetapi bagaimana caranya? Binatang raksasa itu memberitahukannya bahwa kesempatan terakhir baginya adalah mendustakan nabi kedua. Jika ia mendustakannya dan datang nabi ketiga, maka ia akan menjadi tuhan yg memerintah tetapi tidak berkuasa. Sekarang, ia berketetapan untuk menjadi tuhan yg memerintah dan berkuasa. Sebab, tidak ada yg dapat memerintah tanpa kekuasaan. Bagaimana perkataan ini bisa terjadi? Pasti, binatang itu adalah setan yg telah mencuri berita dari langit, dan ia mengetahui bahwa aku akan menjadi orang mulia di dunia ini. Tetapi, ia berbohong dalam pemberitaannya kepadaku. Atau berita-berita itu disampaikan kepadaku setelah dicampuri berita-berita lain. Begitulah pembohong membenarkan dirinya dalam dusta apapun. Pembunuh membenarkan dirinya dalam kedurhakaannya. Penipu membenarkan dirinya dalam tipuannya. Itulah penyakit jiwa lama yg merasuki akal dan hati pendurhaka di setiap zaman dan di setiap tempat. Nabi 'Isa al-Masih menunggu kembalinya seseorang yg ada di luar. Tetapi, hal itu tidak mungkin terjadi. Orang itu yg akan mencuri nama dan gelarannya di kemudian hari. Nabi 'Isa al-Masih memperingatkan kaum dan para pengikut (hawariyyum)-nya akan fitnah Dajjal yg mengaku sebagai al-Masih, padahal sesungguhnya bukan. Ia juga mengaku sebagai tuhan semesta alam, padahal sesungguhnya bukan. Nabi 'Isa memperingatkan mereka akan kejahatan dan sihirnya. Dajjal menutskan untuk pergi mengembara ke negeri-negeri yg jauh. Ia akan pergi melancong ke negeri-negeri India, Buddha, Jepang dan Cina. Ia mulai menjelajahi lautan, tanah-tanah tandus, padang pasir, dan daratan. Ia bergaul dengan berbagai kehidupan dan makhluk-makhluk hidup. Ia mempelajari berbagai pengalaman tanpa batas. Tetapi, ia belum melihat kerajaan. Anehnya, ia melakukan banyak kejahatan, menumpahkan darah, mencuri, merampas, merampok seperti pembajak laut ulung. Tetapi ia tidak memiliki lebih dari kendaraannya. Dajjal telah tergila-gila dengan pemikiran untuk menguasai dunia. Ia berpikir untuk kembali ke pulaunya yg dulu di laut Yaman. Ia ingin mengasingkan diri dari segala urusan dunia. Ia berpikir dan merencanakan uuntuk menguasai seluruh negeri yg pernah dilaluinya. Ia menaiki perahunya beserta para pengikutnya menuju Yaman. Disitu ia turun menuju salah seorang pengikutnya. Lalu ia membawa sejumlah besar perhiasan emas didalam perahu besar yg dikemudikannya sendiri menuju pulau yg ditujunya. Setelah ia berlabuh dan berjalan menuju gua, tiba-tiba binatang raksasa itu merintangi jalannya. Binatang itu bersama dua puluh orang yg berwajah seperti matahari yg bersinar dan bercahaya, tubuh mereka tinggi melebihi pohon-pohon yg tinggi. Pada tangan mereka yg besar terdapat rantai besi besar berlapis baja mengkilat seperti emas yg bukan dari dunia ini. Binatang itu juga memegang bel seperti yg digunakan untuk memanggil ikan hiu. Orang yg cacat kedua matanya ini menggigil. Dengan ketakutan, ia bertanya, "Apa ini? Siapa mereka? Bagaimana mereka dapat sampai kesini? Bukankah telah aku katakan bahwa engkau adalah setan betina yg mempunyai pelayan?" Mendengar perkataannya, binatang itu merasa ketakutan, lalu berteriak, "Wahai orang paling bodoh, engkau telah menyia-nyiakan dua kesempatan, dan tidak tersisa bagimu kecuali janji terakhir." Sebelum binatang itu menyelesaikan perkataannya, atau sebelum orang itu bertanya lagi, tiba-tiba dua puluh orang itu menyerangnya. Ia pingsan karena takut. Setelah Dajjal siuman, ia mendapati dirinya telah berada di dalam gua, sementara binatang itu ada di depannya. Ketika ia ingin menggerakkan kedua kaki dan tangannya, ia merasakan berat sekali. Ia mendengar bunyi lonceng yg menakutkan. Sementara itu, cahaya pagi telah menyinari guanya melalui celah-celah diatas, disamping pintunya yg selalu terbuka. Ia mendapati dirinya terikat. Kedua tangan dan kakinya terbelenggu dengan rantai yg sangat panjang agar dapat bergerak, berdiri, duduk, berjalan, atau buang air dibelakang yg jauh dari gua itu yg disiapkan sebelumnya dan disiapkan pula sumur dirampinya. Binatang itu sangat memperhatikan kebersihan dan mengurus badannya. Ia diliputi ketakutan yg tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia mencoba melepaskan ikatan dirinya. Tetapi, bagaimana mungkin ia dapat melakukan itu, sementara belenggu yg mengikat kedua kaki dan tangannya sangat kuat. Hal seperti itu belum pernah ia lihat sebelumya. Bahkan, ia tidak pernah menengarnya di berbagai penjara dinasti para Fir'aun atau dari para penguasa lainnya pernah ia lihat. Semua badannya terbelenggu dan ujungnya diikatkan ke dinding gua yg terbuat dari batu. Kalaupun ia dapat melepaskan rantai itu dari batu, maka bagaimana ia dapat melepaskan rantai yg mengikat kedua tangan dan kakinya. Keadaanya jadi lebih sulit daripada menemukan burung gagak di atas samudra yg luas. Dalam keadaan jiwanya, otot-ototnya yg laku, batinnya yg lemah dan membisu, binatang itu berkata padanya, "Wahai Dajjal masa depan, dewa kekufuran dan kejahatan, sekarang engkau berada di zaman penutup para nabi, kekasih Allah, Muhammad saw. Ia telah lahir beberapa hari yg lalu ketika engkau berada di tengah lautan seraya melalaikan ketentuan yg berjalan. Engkau berada di penghujung akhir zaman di bumi. Janji Allah telah datang masanya. Engkau tidak akan terlepas dari rantai yg membelenggumu kecuali setelah wafatnya kekasih Allah, Muhammad saw. yg berpulang ke hadirat yg Mahatinggi. Tanda telah dekatnya masa keluarmu dari gua adalah hijrahnya Nabi Muhammad saw. ke tanah suci (Madinah al-Munawwarah) setelah orang-orang Arab memeranginya dan mengusir pengikutnya dari Makkah, dan kemenangannya atas mereka. Sedangkan tanda keluarmu sebagai orang sombong di dunia adalah, terputus pohon kurma Baisan, berkurangnya air danau Thabary, keringnya mata air Zughar, dan banyak terjadi gempa bumi dahsyat sebelum keluarnya musuhmu yg akan memarahimu." Sambil berusaha melepaskan diri dari belenggu, Dajjal berkata kepada binatang itu, "Bagaimana aku dapat meyakini bahwa perkataanmu itu benar? Mengapa engkau tidak mencabut sihirmu dan menjauhi setan-setanmu? Sungguh aku ingin keluar untuk memerintah dunia. Dunia ini tidak ada rajanya kecuali aku. Sedangkan engkau berusaha menghalangi hakku? Aku adalah manusia paling tua karena waktu tidak berpengaruh kepadaku. Seluruh dunia di sekitarku telah berubah, tetapi aku tidak pernah berubah, tidak beruban, dan tidak menjadi renta. Jadi, aku adalah anak para dewa. Binatang itu ingin menutup dialog dengannya, lalu ia berkata, "Engkau bersabar atau tidak, janji Allah pasti benar. Engkau di laknat, di usir, dan dilemparkan seperti Iblis terkutuk, yg telah di peringatkan kepadamu melalui tulisan-tulisan utusan kepadamu. Kemudia binatang itu pergi darinya. Binatang itu senantiasa mendatanginya dengan buah-buahan untuknya tetapi berbicara kepadanya. Ia berusaha membuka pembicaraan, tetapi binatang itu tidak menjawabnya kecuali dengan pandangan-pandangan keprihatinan kepadanya. Sampai pada suatu hari, binatang itu melihat seorang laki-laki bersama teman-temannya berlabuh dengan perahu kecil di tepi pantai pulau itu. Binatang itu menghampirinya untuk mengatakan bahwa ada seseorang di gua yg sedang menanti kabar gembira darinya. Laki-laki itu mendekatinya dengan rasa takut. Maka binatang itu berkata, "Hilangkan rasa takutmu orang-orang yg bersamamu. Aku bukan setan. Aku di perintah oleh Allah ke pulau ini untuk melindungi seseorang mempunyai kaitan dengan masa depan dunia. Aku adalah suruhan utusan Allah untuk mengucapkan selamat kepadamu dan berbicara kepadamu mengenai orang itu." Orang baru itu tidak lain adalah seorang sahabat Rasulullah saw., Tamim ad-Dari bersama kawan-kawannya. Ungkapan yg disebutkan dalam manuskrip kuno mengenai riwayat ini ditemukan oleh salah seorang ulama al-Quds. Ungkapan itu ditujukan kepada Tamim sendiri. Riwayat yg disebutkan dalam Shahih Muslim itu mengemukakan bahwa dialog itu dilakukan dengan sekelompok orang yg diantaranya adalah Tamim ad-Dari. Wallahu a'lam. Berikut ini peristiwa mengenai Tamim ad-Dari yg disebutkan dalam shahih Muslim; Telah menyampaikan kepada kami Ibnu Buraidah dari Amir bin Syurahbil asy-Sya'bi kabilah Hamdan, bahwa ia pernah bertanya kepada Fathimah binti Qais, saudara perempuan adh-Dhahhak bin Qais dan termasuk kelompok perempuan pada hijrah pertama. 'Amir berkata, "Sampaikanlah kepadaku suatu hadist yg engkau dengar dari Rasulullah saw., yg tidak engkau sandarkan kepada siapapun selain beliau." Fathimah berkata, "Jika engkau mau, niscaya aku lakukan." Amir berkata, "Tentu, sampaikanlah kepadaku." Fathimah berkata, "Aku menikahi Ibn al-Mughirah. Ia termasuk pemuda pilihan kaum Quraisy ketika itu. Lalu ia terkena musibah pada permukaan jihad bersama Rasulullah saw. Ketika aku telah menjadi janda, aku dilamar oleh 'Abdur Rahman bin 'Awf untuk salah seorang sahabat Rasulullah saw. Sementara itu, Rasulullah melamarku untuk mawla-nya, Usamah bin Zaid. Aku pernah diberitahu bahwa Rasulullah saw. bersabda, 'Barangsiapa mencintaiku, maka hendaklah ia mencintai Usamah.' Maka ketika Rasulullah saw. berbicara kepadaku, aku berkata, 'Urusanku ada ditangan Anda. Nikahkanlah aku kepada siapa saja yg Anda suka.' Lalu Rasulullah saw. bersabda, 'Pindahlah kamu ke Ummu Syarik.' Ummu Syarik adalah perempuan kaya dari kalangan Anshar yg telah banyak memberikan sumbangan di jalan Allah, dan disinggahi banyak tamu. Aku berkata, "Aku akan melakukannya.' Maka beliau bersabda, 'Jangan engkau lakukan. Sesungguhnya Ummu Syarik adalah seorang wanita yg banyak tamunya. Aku tidak suka kerudungmu jatuh, atau baju tersingkap dari kedua betismu, sehingga kaum itu akan melihat auratmu. Tetapi, pindahlah ke putera pamanmu, 'Abdullah bin 'Amr bin Ummi Maktum, seorang laki-laki dari Bani Fihr.' Fathimah pun pindah kepadanya. Ketika masa iddah-ku berakhir, aku mendengar seruan seorang sahabat Rasulullah saw., 'Marilah shalat berjamaah!' Maka aku pergi ke mesjid dan shalat bersama Rasulullah saw. pada barisan wanita yg berada tepat di belakang kaum itu. Setelah menyelesaikan shalatnya, Rasulullah saw. duduk di mimbar. Sambil tersenyum, beliau bersabda, 'Hendaklah setiap orang tinggal di tempat shalatnya.' Selanjunya beliau bersabda, 'Apakah kalian mengetahui sebab aku mengumpulkan kalian?' Mereka menjawab, 'Hanya Allah dan Rasulnya yg lebih mengetahui.' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya aku, demi Allah, tidak mengumpulkan kalian bukan karena ada pengharapan ataupun ketakutan. Melainkan aku mengumpulkan kalian adalah karena Tamim ad-Dari, yg dulunya seorang Nasrani, datang untuk berbai'at masuk Islam. Ia menceritakan kepadaku seperti apa yg telah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal. Ia menceritakan kepadaku bahwa ia mengendarai perahu bersama tiga puluh orang dari Lakhm dan Judzam. Mereka dipermainkan ombak selama sebulan di laut. Lantas mereka berlabuh menuju suatu pulau di laut itu sampai terbenam matahari. Mereka duduk-duduk di pantai dekat perahu. Lalu mereka naik ke pulau itu. Maka mereka didatangi seekor binatang yg banyak bulunya, yg mereka tidak dapat membedakan mana bagian depan dan mana bagian belakangnya. Mereka berkata, 'Celaka kamu, apakah kamu ini?' Binatang itu menjawab, 'Aku adalah mata-mata.' Mereka bertanya, 'Mata-mata apa?' Ia menjawab, 'Wahai kaum, pergilah kepada orang yg berada di dalam gua, karena ia merindukan berita dari kalian.' Tamim ad-Dari berkata, 'Ketika binatang itu menyebutkan kepada kami seseorang, kami meninggalkannya karena mungkin ia adalah setan perempuan. Selanjutnya ia berkata, 'Lalu kami berangkat segera hingga memasuki gua. Tiba-tiba didalamnya ada seorang manusia yg paling besar badannya dan diikat dengan rantai yg kuat. Kedua tangan dan lehernya disatukan dan diikat dengan besi diantara hingga kedua mata kakinya. Kami katakan, 'Celaka kamu, mahluk apakah kamu ini?' Ia menjawab, 'Kalian telah mengetahui perihalku, kini beritahukan kepadaku, siapakah kalian ini?' Mereka menjawab, 'Kami adalah manusia dari Arab. Kami mengendarai perahu lalu dihantam gelombang laut besar, dan ombak mempermainkan kami selama sebulan. Kemudian kami berlabuh di pulaumu ini. Maka kami duduk-duduk dekat perahu, lalu memasuki pulau ini. Kami didatangi seekor binatang yg berbulu lebat sehingga tidak diketahui mana bagian muka dan mana bagian belakangnya. Kami bertanya, "Celaka kamu, mahluk apa kamu ini?" "Saya adalah mata-mata." "Mata-mata apa?" "Pergilah kepada orang yg ada di gua ini, karena ia sangat merindukan berita dari kalian." Maka kami pun bersegera menjumpaimu. Kami takut pada binatang itu, dan kami tidak tenang jangan-jangan ia adalah setan betina. Orang itu berkata, "Beritahukan kepadaku tentang kurma Baisan! "Tentang apanya yg engkau tanyakan? "Aku bertanya kepada kalian, apakah kurma berbuah?" "Ya." "Serumitinya pohon kurma itu hampir tidak akan berbuah." Lalu ia berkata lagi, "Beritahukan kepadaku tentang danau Thabariyah!" "Tentang apanya yg engkau tanyakan?" "Apakah danau itu masih berair?" "Ya, danau itu masih banyak airnya." "Sesungguhnya air danau itu hampir habis." Ia berkata, "Beritahukan kepadaku tentang mata air Zughar!" "Mengenai apa yg kamu tanyakan?" "Apakah mata air itu masih memancarkan air? Dan, apakah penduduknya masih bercocok tanam dari mata air itu?" "Ya, mata air itu masih memancarkan banyak air, dan penduduknya bercocok tanam dari air tersebut." "Terangkan kepadaku tentang nabi yg diutus kepada orang-orang buta huruf, apa yg dilakukannya?" "Ia telah keluar dari Makkah menuju Yastrib." "Apakah orang Arab memeranginya?" "Ya." "Bagaimana caranya ia memperlakukan mereka?" "Ia telah menundukkan orang-orang Arab terdekatnya, sehingga mereka mengikutinya." "Apakah demikian?" "Ya." "Lebih baik bagi mereka untuk mengikutinya. Aku akan memberitahukan kepada kalian mengenai diriku. Aku ini adalah al-Masih. Aku hampir akan diizinkan keluar, maka aku akan keluar. Lalu aku akan berjalan di muka bumi. Aku tidak melewatkan suatu kampung melainkan aku tinggali selama empat puluh malam kecuali kota Makkah dan Thaibah (Madinah). Kedua kota itu diharamkan atasku. Setiap aku akan memasuki salah satu kota itu, aku dihadang oleh malaikat yg memegang pedang untuk memenggalku. Disetiap celah kedua kota itu dijaga oleh para malaikat." Fathimah berkata, "Sambil memukulkan tongkatnya pada mimbar, Rasulullah saw bersabda, 'Ini adalah Thaibah, yakni kota Madinah. Ingatlah, apakah hal itu telah aku sampaikan kepada kalian?' Orang-orang menjawab, 'Benar.' Nabi Muhammad saw. bersabda, 'Sungguh cerita Tamim itu sesuai dengan apa yg telah aku sampaikan kepada kalian, juga mengenai kota Makkah dan Madinah. Ketahuilah, sesungguhnya Dajjal itu berada di laut Syam atau di laut Yaman, bukan dari arah timur, bukan dari arah timur, bukan dari arah timur.' Beliau mengisyaratkan dengan tangannya ke arah timur." Selanjutnya Fathimah berkata, "Maka aku menghafalkan hadist ini dari Rasulullah." (Lihat shahih Muslim dengan syarah Imam an-Nawawi, Mathba'ah al-Mishriyyah, XVIII, hlm. 78-82). Kemudian Tamim ad-Dari pergi bersama teman-temannya dan tidak kembali lagi. Kalaupun mereka berpikir untuk kembali lagi, mereka tidak akan dapat sampai ke pulau itu, meskipun dengan pengalaman berlayar mereka. Sebab, setelah peristiwa ini, pulau tersebut menjadi jauh untuk dapat dikunjungi. Ombak-ombaknya digerakkan dengan kekuasaan Allah SWT. Seakan-akan ombak-ombak itu sendiri adalah perahu yg bergerak di lautan. Allah menetapkan bahwa tidak ada seorangpun yg mendatangi pulau itu setelah ada Dajjal di dalamnya. *** Kekasih Allah adalah Muhammad saw. Tiba-tiba, pada suatu hari, Dajjal bangun dari tidurnya. Ia melihat rantai yg mengikat kedua tangan dan kakinya bagaikan garam yg mencair dalam air. Atau, seakan-akan besi berumur enam puluh tiga tahun itu, yg merupakan keseluruhan umur Nabi Muhammad saw., telah termakan. Masalahnya bukan karena ini dan itu. Yg jelas, semua itu merupakan pemuliaan kepada Nabi Muhammad saw. seperti tipuan para setan dilakukan dengan mencuri berita ke langit setelah kelahiran Nabi Muhammad saw., maka begitulah tipuan orang yg cacat kedua matanya ini dan pengembaraanmya di bumi pada zaman Nabi Muhammad saw. Dajjal yg mengaku dirinya sebagai tuhan baru ini menemukan dirinya bebas dari ikatan kuat itu. Tiba-tiba binatang itu telah ada dihadapannya dan berkata, "Selamat tinggal, wahai orang yg paling jahat di muka. Engkau menuju dunia yg penuh kepalsuan, sementara aku menuju kepada kerajaan Allah, Tuhanku, Tuhanku, dan Tuhan segala sesuatu. Aku menuju Barzakh yg hanya diketahui oleh Allah SWT. "Kemana?" "Apakah engkau tidak ingat? Sesungguhnya ajalku datang bersamaan dengan saat keluarmu. Saat keluarmu bersamaan dengan tenggelamnya pulau ini keluar menuju dunia yg fana. Segala ukuran adalah milik Tuhan semesta alam ini, yakni Allah. Tiada Tuhan selain Dia. Sementara itu, engkau hanya seorang hamba yg diciptakan. Engkau telah memilih qadar-mu sendiri. Laknat Allah ditimpahkan atasmu dan atas orang yg melindungimu di rumahnya." Binatang itu pergi ke hutan belantara. Dan Dajjal yg sesat itu menaiki perahunya ke negeri-negeri baru yg ia pernah dengar dan pernah dicapai dinasti Fir'aun sebelum Nabi Musa. Mereka membicarakannya bahwa negeri-negeri itu berwarna emas. Disana mereka mengukir gambar-gambar pada batu yg menunjukkan bahwa mereka telah sampai ke negeri ini. Mereka pun membicarakan kaum-kaum yg menyembah setan. Disana setan memiliki lautan dan daratan. Ingatannya menyimpan seluruh perkataan ini. Sekali lagi nafsunya menggodanya bahwa ia layak menjadi tuhan bagi kaum-kaum yg menyembah sesuatu yg tidak mereka lihat itu. Kemudian waktu berlalu. Akalnya berpikir dan membayangkan. Orang itu masih mempunyai kekuatan dan kehebatan seakan-akan ia dilahirkan hari ini, bukan tiga ribu tahun yg lalu. Sebelum pergi mengembara ke negeri-negeri baru itu, Dajjal berpendapat bahwa sebaiknya ia menengok terlebih dahulu negeri Arab. Ia ingin mengenal lebih dahulu agama yg dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Lalu ia pergi ke Yaman, Syam, dan Irak. Selanjunya ia menuju Afrika Selatan, dan kemudia ke Maroko. Ia menyimpan berbagai ilmu dan pengetahuan. Ia berpikir untuk pergi ke negeri barat (Maroko) dan dunia baru. Ia tinggal di salah satu negeri itu dan selanjutnya pergi kemana saja yg diinginkannya. Tujuannya adalah negara-negara di benua Amerika. Ada apa disana? Dan apa yg terjadi? Yg terjadi adalah satu hal saja. Persoalannya jelas dan susul-menyusul. Pandangannya disusul dengan pandangan lain. Wallahu a'lam bis shawab.DAJJAL DI NEGERI-NEGERI BERTETANGGA (LAUT SETAN) Dajjal berlayar melalui pantai-pantai Amerika Latin dan pulau-pulaunya yg tersebar untuk berlabuh menuju suatu pulau bernama Bermuda. Ia ingin hidup disana, di dunia lain yg penuh kenikmatan dengan segala kebebasannya tanpa ikatan dan larangan. Sebab, sebagian besar---bahkan seluruh---penduduknya menyembah setan. Selain menyembah setan, mereka juga menyembah farji wanita. Sebagian lagi ada yg menyembah anjing hutan dan rubah. Masyarakat yg aneh. Itulah masyarakat penyembah setan. Dajjal menemukan miliknya yg hilang pada mereka. Maka mulailah ia membual pada mereka bahwa ia adalah raja yg berkuasa di muka bumi ini, dan bahwa setan adalah tuhan agung yg ia utus pada mereka. Ia mengaku sebagai tuhan penengah yg memperantarai manusia dengan tuhan mereka, setan. Ia adalah satu-satunya perantara. Ia juga tuhan yg esa di hadapan mereka, dan tidak ada sekutu baginya. Maka para tulang sihir dukun-dukun terkemuka mengumumkan peperangan kepadanya. Ia dapat mengalahkan mereka dengan apa yg dibawanya berupa tipuan ilmiah dengan menggunakan hukum Allah di alam berupa fisika dan kimia. Ia juga menggunakan tipu daya ahli sihir Fir'aun yg dipelajarinya dari sebagian mereka, sampai-sampai seorang diantara mereka berkata, "Orang ini adalah anak tuhan." Inilah kalimat yg memadai bagi masyarakat yg bingung dan mengulang-ulang perkataan itu seakan-akan sedang mengigau. Namun, sebagian lagi merasakan bahwa kebinasaan dan kehilangan kebaikan mereka disebabkan perbuatannya. Mereka pun memutuskan untuk membebaskan diri darinya. Sebagian orang yg telah mengikutinya mewaspadainya. Ia pun berlayar melarikan diri. Angin membawanya menuju arah tanpa tujuan. Tiba-tiba, ia berada di Inggris, Irlandia, Scotlandia, dan kemudian Perancis. Ia berkenalan dengan penduduk negara-negara ini dan mengenal letak geografisnya, tetapi tidak ada tempat yg baik baginya. Maka, ia pun kembali lagi ke Amerika Selatan dengan perahu besarnya. Namun, kali ini, ia berlabuh di pantai sebuah pulau yg bernama Puertorico. Ia mendapati penduduknya lebih tulus daripada penduduk kepulauan Bermuda dalam menyembah setan. Ia bertanya mengenai rahasia penyembahan ini dan bagaimana penyembahan itu tersebar diantara mereka hingga mereka memiliki keyakinan kuat kepadanya. Dikatakan kepadanya, "Ada seorang laki-laki bertubuh besar menampakan diri dalam bentuk cahaya terang seperti api kepada penduduk pulau itu tepat sebelum matahari terbenam diatas gunung dan menyeru nenek moyang kami: 'Aku adalah tuhanmu. Jika kalian tidak bersujud kepadaku, maka aku akan getarkan bumi ini.' Karena takut, maka mereka bersujud. Dajjal bertanya, "Apakah orang itu tampak kini?" Mereka menjawab, "setiap tahun ia muncul satu atau dua kali di atas gunung yg oleh nenek moyang kami dinamakan Gunung Terbit, karena setan agung, tuhan kami, menerbitkan cahayanya diatas gunung itu." Dajjal pun menjalin perjanjian dengan tokoh-tokoh terkemuka di kalangan kaum itu untuk menghadiri serta tahunan ini atau "terbit tahunan". Mereka menyetujuinya dengan syarat bahwa ia bersujud kepadanya bersama mereka dan membaca doa yg ditetapkan bagi mereka. Ia bertanya kepada mereka, "Doa apa ini?" Mereka menetapkan baginya beberapa syarat. Ia pun menyetujuinya. Mereka mengucapkan, "Wahai tuhan kami. Wahai sahaya wujud dan pembawa obor cahaya kepada seluruh mahluk, aku hadapkan jiwaku kepadamu dengan keimanan, kecintaan, dan penyucian. Engkaulah kebaikan dan inti kebaikan. Oleh karena itu, aku berjanji kepadamu untuk menjadi hambamu yg taat dan mencintaimu, dan musuh dewa kejahatan. Engkaulah ruh kebenaran. Engkaulah, wahai Iblis, cahaya keabadian. Engkau tampak kepada kami. Karena itu, kami membenci tuhan yg tersembunyi lantaran hidup di dalam kegelapan. Karena itu, aku akan membenci kegelapan dan mengubahnya jadi api dan cahaya. Aku serahkan padamu, wahai Iblis, jasad, ruh, dan darahku. Maka lakukanlah padaku apa yg dapat memuliakan namamu. Wahai tuhan kami, Iblis yg agung, terimalah doa dan ketundukanku, sinari jalanku dengan keindahanmu yg memancarkan sinar dan ketika mendekat hari terakhirku. Engkau mendapatiku sebagai pemberani dan tenang ketika menghadapi kematian dan kesempurnaan persiapan untuk pindah ke haribaanmu dalam api keabadian. Amin." Dajjal setuju dengan mereka, padahal ia menyembunyikan sesuatu dalam dirinya. Tibalah saat yg dinantikan. Dajjal menghadiri upacara kemunculan setan. Tetapi anehnya, setan yg mengaku tuhan itu tidak datang, atau ia datang tetapi tidak menampakkan diri. Setelah berlalu dua hari, ketika mereka yakin bahwa ia tidak akan muncul karena berbagai kesibukannya mengurus alam ini, menurut dugaan mereka, tiba-tiba pada hari ketiga ia menampakkan diri kepada mereka diatas gunung dalam kegelapan. Tubuhnya seakan-akan fosfor menyala atau membiaskan cahaya. Ia menyeru mereka uuntuk bersujud. Mereka pun bersujud kecuali seorang, yaitu yg cacat kedua matanya, karena memang dirinyalah yg menampakkan diri kepada mereka dan menggantikan Iblis. Hal itu dilakukannya karena yakin bahwa Iblis tidak akan muncul setelah berlalu dua hari. Maka ia meminyaki tubuhnya dengan suatu bahan seperti fosfor. Atau, bahan itu memang benar-benar fosfor yg dioleskan pada tubuhnya. Lalu ia menampakkan diri pada mereka dengan sinar cahaya atau permainan-permainan api. Ia berkata kepada mereka, "Tanda keridhaanku atas kalian adalah seseorang yg akan hidup ditengah-tengah kalian. Ia adalah putraku. Aku mengutusnya kepada kalian dan seluruh alam. Ia adalah raja kalian dan anak tuhan. Ia akan menjaga dan memelihara kalian. Ia tampak aneh bagi kalian dan utusan baru ke bumi kalian. Jika ia memerintahkan sesuatu, taatilah. Jika ia melarang sesuatu, janganlah membantahnya. Jika ia meminta sesuatu, berilah. Jika ia memberi kepada kalian, maka bersujudlah kepadanya. Ia adalah dariku, dan aku adalah darinya. Kami adalah satu seperti matahari dan cahayanya. Isyarat ketuhanannya ialah keanehan kedua matanya. Barangsiapa memandang kedua matanya, maka dia akan mendapatkan syurga dan keridhaan" Kemudian, ia menghilang, dan mereka pun tidak melihatnya lagi. Mereka mulai mencari orang asing, utusan itu. Akhirnya, mereka menemukannya dibawah pohon ditengah hutan. Mereka membangunkannya. Ia pun bangun. Kemudian, mereka bersujud di hadapannya seraya bergumam memohon keridhaan. Ia pun berkata kepada mereka, "Berdirilah! Bapakku, tuhan yg agung, telah mengampuni segala dosa kalian. Setelah hari ini, lakukanlah apa saja yg kalian mau. Barangsiapa melakukan dosa, maka hendaklah dia mendatangiku dan mengaku kesalahannya di hadapanku. Aku akan memintakan syafaat baginya kepada bapakku. Bapakku tidak akan menolak doa dan permintaanku." Mulailah Dajjal menemukan ketenangan lagi. Akan tetapi, keserakahannya tak terbatas. Angan-anganxa melantur panjang. Ia ingin menguasai seluruh negeri yg pernah disinggahi atau dilaluinya. Di sinilah awal mulanya. Penduduk kota itu mulai mempersembahkan ketundukan dan ketaatan. Mereka memberikan apa saja yg dimintanya berupa perhiasan. Ia meminta kepada mereka untuk dibuatkan perahu besar. Ia sendiri yg merancang kerangkanya seperti pesawat terbang Fir'aun. Mereka pun membuatkannya. Dengan perahu besar itu, ia ingin mengelilingi dunia. Ia menyenangkan mereka bahwa ia akan menjadikan seluruh alam tunduk pada pulau itu, dan semuanya akan menjadi kerajaanya dengan ibu kotanya adalah pulau tersebut. Ia berlayar dengan para pembantu dan pengawalnya yg kuat-kuat menuju Amerika Utara. Perjalananya ini berlangsung pada awal abad ke-8 M (abad ke-2 H). Mula-mula, ia memasuki Amerika melalui Florida, pantai Miami. Saat itu belum ada nama Florida dan pantai Miami. Yg ada hanyalah padang sahara luas dan gersang. Bersama para pengawalnya, ia berhenti di pantai luas. Ia berkata kepada para pengawalnya, "Tanah ini akan menjadi miliku." Akan tetapi, Dajjal---ketika masuk ke padang sahara---mendapatkan beberapa gua dan rumah-rumah di batu-batu besar. Ia menemukan kaum hampir telanjang yg disebut Kasmas atau Harmas, yakni para penyembah Harmas---salah satu nama Iblis, karena memang ia suka berdusta. Mereka adalah para penyembah si pendusta. Namun, mereka menyimpangkan makna harmas menjadi makna rabb, ilah atau as-sayd al-musaithir (tuan yg berkuasa). Wallahu a'lam bis shawab KOTA DUKUN YG DITUNGGU ATAU TUHAN MASA DEPAN. Mereka ditipu Iblis dengan fitnah sebagian dari mereka dan menyentuh akalnya. Tetapi kaum lain yg dekat dengan mereka menyembah matahari. Mereka inilah yg mengikuti mazhab-mazhab Fir'aun, yg tiba di tanah Amerika sejak enam atau tujuh ribu tahun. Mereka meninggalkan beberapa peninggalan yg disucikan oleh nenek moyang mereka. Tentu saja, setan suka kepada mereka disebabkan penyembahan kepadanya, dan bukan kepada Allah. Dajjal mulai menyebarkan mazhabnya dalam bentuk penyembahan dirinya diantara mereka di beberapa daerah pantai Amerika yg disebut Florida. Nama ini berasal dari kata "flor" dan "idah" atau "flory" dan "ida" yg berarti "dukun yg ditunggu" atau "tuhan masa depan". Atas dasar itu, makna sebenarnya dari kota Florida ialah, "kota dukun yg ditunggu" atau "kota tuhan masa depan" dalam dialek India kuno yg telah punah dan dipergunakan orang-orang Indian yg pada zaman dahulu pindah kesana. Kulit mereka menjadi merah karena sengatan matahari dan menikmati kehidupan dari pemberian alam yg masih perawan, yg diciptakan Allah. Tetapi, mereka menyebut tanah ini sebagai tanah Karmas atau tanah raja. Ia mengabarkan kepada mereka bahwa dialah raja yg ditunggu-tunggu, yg pernah diberitakan oleh bapaknya, setan agung. Ia ikut dalam perang melawan para penyembah matahari yg memiliki kekuatan sebanding dengannya. Ia menunjuk seorang hakim untuk mereka yg bernama Kasyih bin Jarmu, seorang Yahudi dari Maroko. Ia adalah pembunuh dan perampok. Ketika hakim itu memutuskan hukuman mati baginya, ia lari ketujuan yg tidak tentu. Akhirnya ia tiba di "tanah kejahatan besar" dalam menemani para pengembara yg memiliki kesenangan serupa pada sesuatu yg fana, yakni mengumpulkan harta dan perhiasan dengan cara apa pun, sehingga Christopher Columbus mengatakan, "Amerika adalah emas bagi pengembara." Maksudnya, orang yg datang ke Amerika tidak akan kembali karena jalannya sulit dilalui. Amerika sendiri sulit dilalui, menakutkan, dan penduduknya tidak berakhlak. Mereka memahami bahwa Amerika adalah tanah emas. Ia benar dan juga tidak benar. Memang benar bahwa Amerika adalah tanah emas karena dipenuhi kebaikan, dan memang benar luiga bahwa orang yg mendatanginya tidak akan kembali karena tersebut disana. Kasyih termasuk orang pertama yg membantu orang yg cacat matanya ini, yakni Dajjal, dan mengumpulkan orang-orang untuk membantunya setelah mengetahui tanda-tanda yg memikatnya. Maka, wajar-wajar saja kalau ia diangkat menjadi wali dibawah kendali orang yg cacat matanya itu. Menurut keyakinan saya sebagai seorang Mukmin, pengakuan Christopher Columbus tahun 1492 M sebagai penemu benua Amerika hanyalah suatu jenis "kekejian Eropa" atau "tipuan" terselubung. Tanah itu sudah ada dan dihuni anak-anak Adam sejak dahulu kala, sejak lebih dari 20.000 tahun. Penduduk aslinya memiliki peradaban tinggi yg diwariskan kepada generasi-generasi sesudah mereka yg membangun peradaban-peradaban lain seperti Maya, Aztek, dan Inka. Mereka telah mencapai peradaban tinggi seperti dinasti Fir'aun. Adapun penamaan benua ini dengan nama benua Amerika dinisbatkan kepada Amrico Fiesbootchi yg hidup di Eropa pada tahun 1451-1512 M. Wallahu a'lam bis shawab PERTEMUAN DENGAN IBLIS TERKUTUK. Tujuh abad sebelum pelayaran seorang Spanyol, columbus, ke Amerika Utara, Dajjal sedang berada di Amerika Selatan melaksanakan kepentingannya di Puertorico. Ia memutuskan untuk menjadikan Puertorico dan pulau Bermuda sebagai penopang bentuk piramida seperti bentuk piramida Fir'aun, dan merupakan yg terbesar pengaruhnya daripada piramida Fir'aun. Sementara itu, puncaknya adalah "kota dukun yg ditunggu", yakni dirinya sendiri. Ia mulai mengirim utusan ke beberapa negara di dunia sebagai pedagang. Namun, pada dasarnya, mereka adalah mata-mata yg mengumpulkan gambar dan telinga guna menghimpun berita dan informasi untuknya. Pada abad ke-8 M (abad ke-2 H), ia berlayar menggunakan kapal bertenaga surya di segitiga yg dibayangkannya guna mengunjungi pantai Florida. Tetapi di tengah malam yg gelap, ia melihat bahaya dari kejauhan. Pada pancaranya terlihat bayangan istana dari kaca seperti kristal, dan pada kilauanya, para pengawalnya melihat makhluk-makhluk seperti anjing dan keledai. Mereka menengar teriakan dan bisikanya dalam bahasa yg tidak dipahami. Dajjal berkata pada para pengawalnya, "Apa yg aku lihat ini?" mereka menjawab, "Wahai tuhan kami, kami hanya melihat cahaya dan menengar bisikan. Kabarkanlah kepada kami apa yg engkau lihat, karena kami tidak dapat melihatnya. Engkau adalah tuhan kami dan melihat apa yg tidak kami lihat." Ia menjawab, "Baiklah, serahkan urusan itu kepadaku." Kemudian ia mengeluarkan beberapa bahan dari kamarnya di atas kapal, lalu mencampurkannya, sehingga tampak bagi setiap orang yg melihatnya bahwa yg demikian itu seolah-olah gunung bercahaya atau binatang liar bertubuh besar yg bersinar. Ia melihat seluruh makhluk yg mengelilingi istana itu dalam patroli penjagaan seperti tampak berjalan cepat ke dalam istana karena ketakutan. Diantara mereka ada yg terbang menjauhi istana dan menjauhi arah kapal yg semakin mendekati istana sehingga merapat kesana. Akan tetapi, yg aneh adalah bahwa semua pengawalnya mulai menguap dan tertidur seakan-akan mereka dibius sehingga tidak berdaya. Ia pun menguap. Namun tanpa disadari ia meletakkan tangannya pada hidung dan mulutnya serta bersiap-siap untuk memasuki istana yg membingungkan ini. Ia pun dikejutkan oleh puluhan, bahkan ratusan makhluk mirip anjing, keledai, kucing, dan ular yg mengelilinginya sambil menunduk sebagai tanda penghormatan. Salah satu diantara mereka maju sambil mengulurkan tangannya. Semuanya hitam. Bulunya hitam kelam seperti bulu anjing atau banteng hitam. Makhluk itu berbicara kepadanya dengan perkataan tidak didengar tetapi dipahami melalui telinganya sebagaimana manusia memahami manusia. Makna perkataannya itu adalah, "Raja agung menantimu. Ia adalah tuhan alam ini. Malam ini engkau menjadi tamunya untuk menyetujui ikatan cinta dan menjalin suatu kerja sama. Engkau menjadi raja yg tampak dan ia menjadi raja tersembunyi." Dajjal memahami seluruh perkataannya. Lalu ia melewati arak-arakan yg menakutkan, sementara ribuan setan berdesak-desakan mendekatinya. Bahkan jutaan dari mereka, dalam berbagai ukuran tubuh dari sebesar semut hingga sebesar lebah, ruas jari tangan, jari, telapak tangan, dan yg panjangnya seperti hasta manusia, menari dan menyanyikan lagu yg tidak dipahami. Namun ia memahami bahwa mereka sedang bergembira, kegembiraan yg luar biasa seakan-akan mereka menemukan harta pusaka. Kemudian Dajjal pergi ke aula besar yg dipenuhi dengan gambar-gambar setan yg didominasi telapak tangan, jemari, jalinan, potongan dan bentuk-bentuk mirip binatang-binatang yg dikenal manusia, sementara yg lainya berbentuk aneh yg belum pernah dilihatnya. Yg paling mencolok adalah gambar kera. Ia melihat pada dinding itu terdapat panel-panel membingungkan. Pada jalinan-jalinannya terhimpun berita, kabar gembira atau makna-makna yg dikhususkan untuk manusia dan jin. Tiba-tiba mereka menghentikannya di hadapan salah satu makhluk yg sedang menunduk agar mereka masuk kepada tuan besarnya sambil menunduk. Ia menolak. Mereka berbisik padanya, "Ini adalah etika masuk kepada raja yg menjadi tuhan." Maka ia berkata kepada mereka, "Aku adalah raja yg menjadi tuhan." Maka mereka menunduk kepadanya, dan meninggalkannya sendirian. Kemudian ia masuk sambil menunduk. Ia mendapati dirinya berada di dalam ruangan luas dan gelap. Namun cahaya berwarna jingga tua bersinar dari salah satu sisinya. Tiba-tiba ia merasakan seakan-akan seluruh ruangan itu diterangi cahaya seperti api. Ia mendapati dirinya berhadap-hadapan dengan makhluk yg jelek rupanya, menyeramkan, hampir-hampir membekukan darah dalam salurannya. Kalau saja ia tidak langsung menampakkan diri sebagai orang tua seperti orang tua Najd yg dikenal oleh Dajjal sebelumnya, maka Iblis terkutuk itu mendekatinya tanpa menunduk dan Dajjal mendekatinya tanpa menunduk. Lalu keduanya paling berjabat tangan. Iblis---semoga Allah melaknatnya---berkata, "Wahai manusia (tanda) kiamat, aku telah menantimu sejak kemunculan nabi dari Arab ini untuk kita hamburkan umatnya yg menghadang dan merintangi kita. Permusuhan antara kita dan mereka tidak akan hilang. Entah mereka yg memang atau kita yg memang. Kalau kita memang, kita telah mengalahkan Allah. Kalau kita mengalahkan Allah, kita menjadi tuhan bersama-Nya, yg tidak ada sekutu bagi kita. Itulah saatnya kita mencipta sebagaimana Dia mencipta. Jika tidak, katakanlah padaku, dari mana Allah mendatangkan makhluk-makhluk ini dan menciptakanya dari kaf dan nun? Pasti dia belajar dari tuhan sebelum-Nya dan dapat memahami rahasia-rahasianya, kemudian mengkhianatinya dan menciptakan ini dengan apa yg diketahui-Nya dari rahasia-rahasia itu. Aku dan engkau dapat mencapai apa yg telah dicapai-Nya hanya dengan memusnahkan umat ini. Allah telah mengampuni Nabi mereka atas dosa-dosanya yg terdahulu dan yg akan datang, memberi mereka malam al-qadar yg lebih baik daripada seribu bulan, memberi mereka tempat wukuf di 'Arafah. Mereka kembali dari 'Arafah bagaikan dilahirkan kembali oleh ibunya, memberi mereka istigfar (permohonan ampunan) dan lalu Dia pun menerima ampunan mereka, dan memberi mereka tobat dan menerima tobat mereka selama belum sekarat. Dia telah memuliakan mereka. Lantas, mengapa kita tidak menguasai dan menghancurkan mereka dengan keinginan-rendah dan cobaan hidup berupa harta, anak, wanita, emas, hukum, kekuasaan, dan kedudukan? Kita kirim kepada mereka pembantu kita dari kalangan setan, jin, dan manusia untuk menghancurkan mereka semuanya serta merobek Al-quran dalam dada mereka sehingga mereka menjadi Muslim hanya dalam nama saja. Kita jadikan orang-orang Yahudi, bangsamu itu, sebagai pemegang kepemimpinan serta penerima kurban dan tebusan sehingga mereka menetapkan pajak dan memperoleh apa yg dijanjikan pada mereka untuk menguasai Palestina. Dengan begitu, mereka menjadi penguasa seluruh dunia. Aku menjadi sahabatmu yg tersembunyi dan sekutumu diatas 'arsy dan kekuasaan. Wallahu a'lam bis shawab IKATAN MENAKUTKAN. Dajjal membuka mulut dan menbelalakan mata. Untuk pertama kalinya ia mendengar perkataan memuaskan dari tuhan yg menciptakan seluruh alamnya. Ia bertanya kepadanya tentang Adam dan Hawa, serta masalah godaan keduanya yg mengeluarkan mereka dari surga sebagaimana diberitakan dalam riwayat-riwayat agama. Iblis tidak mau mengabarkan kepadanya bahwa para nabi itu diberi wahyu dan kemudian mereka menyelewengkannya. Malahan, Alquran yg diturunkan kepada Nabi Muhammad diselewengkan para sahabatnya dalam beberapa bagian. Semua masalah itu tersembunyi dalam kisah kedengkian Adam kepada 'Azazil, nama Iblis waktu kecil, yg berasal dari bahasa Suryani dan berarti "yg diagungkan Allah". Karena masalah ini bukan masalah kedua makhluk jahat itu, secara ringkas ia memuaskan rasa ingin tahu Dajjal bahwa Adamlah yg membuat tipu daya untuk mengeluarkan 'Azazil dari surga melalui Hawa. Namun, 'Azazil menolak dan memberitahukan kepadanya bahwa Tuhan murka kepada Adam dan Hawa karena kedengkian mereka dan mereka ingin berdua tinggal di surga tanpa 'Azazil. Adam memberitahukan kepada Tuhan Yang Maha Besar, untuk menolak tuduhan Iblis, bahwa 'Azazil itulah yg memaksa Hawa memakan buah pohon terlarang itu. Adam dan Hawa memakan buah itu menurut kehendak mereka, padahal aku telah memperingatkan mereka. Tuhan pun murka kepada kami semua. Iblis berkata, "Dia menurunkan kami ke bumi. Dia memberitahukan kepada kami ketika dalam perjalanan turun bahwa pihak yg mengalahkan pihak lain akan menjadi tuhan atau anak tuhan." Dajjal mulai mendengarkan saudara tuanya dengan penuh perhatian seakan-akan terpengaruh oleh sihir yg dimainkan penyihir profesional. Perkataannya indah, idenya menarik, pandangannya menyentuh, dan isyaratnya simpatik. Seolah-olah ia adalah orang tuanya yg telah lama mencarinya. Akhirnya mereka menyepakati perjanjian tertulis. Perjanjian itu menyebutkan, "Keduanya adalah satu makhluk. Yg satu terlihat dan yg lainnya tidak terlihat. Tujuan persahabatan itu adalah 'menghancurkan' Islam dan kaum Muslim, menegaskan dan menampakkan kesalahan Yang Mahabesar yg telah tua-renta, dan menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi adalah umat terbaik yg diutus kepada manusia, bukan kaum Muslim yg memiliki sifat Dajjal." Kemudian ditetapkan bahwa istana pusat Iblis berlokasi dekat Bermuda yg merupakan singgasana Iblis selamanya. Singgasana itu dibangun berdasarkan metode ilmiah dan teknik fisika yg mendahului dunia jin dan hanya bisa dicapai oleh segelintir manusia. Sebuah kota sempurna---sebagain terendam di dalam air dan sebagian lagi berada di atas permukaan air. Kota itu seakan-akan sebuah benteng yg bagian atasnya terapung dan dapat dipisahkan dari bagian bawahnya berupa kota tetap yg dilindung dengan penyinaran dan energi. Rajanya yg bersemayam diatas singgasana adalah penduduk pulau laut timur yg mengendalikan bola bumi sampai tiba saatnya keluar yg sebenarnya. Adapun rincian perjanjian dan langkah-langkah kerja akan dijelaskan dalam pertemuan-pertemuan khusus kita yg sangat rahasia dan dicatat dengan perangkat peka yg merekam pembicaraan. Kita adalah satu. Kita merupakan sekutu Tuhan kita dalam kekuasaan. Tertanda, Raja Yahudi yg ditunggu-tunggu dan dijanjikan kerajaan seribu penduduk. Raja jin dan setan yg terusir secara zalim karena Adam terkutuk dan anak cucunya yg tidak mengikuti kami. Iblis terkutuk itu menyatakan kemenangan dan kecerahan dengan harapan bahwa di masa depan ia dapat melaksanakan rencananya atas anak cucu adam. Ia mendatangi seluruh dunia jin kafir dan setan, dan menyampaikan pidato berikut ini; "Dengan namaku, akulah tuhan yg agung bagi duniamu dan seluruh dunia ini. Dengan nama sahabat dan pendampingku serta saudara kembarku, anak Samirah, aku senang memanjakannya dengan membuang huruf namanya, yg tidak seperti orang-orang Arab membuang huruf nama itu dengan membuang huruf akhirnya. Kami, raja, membuang dua huruf namanya sehingga sahabatku itu menjadi 'Sam' atau 'Paman Sam' bagi seluruh manusia. Ia adalah saudara dan bayanganku bagi mereka. Oleh karena itu, Paman Sam adalah paman kalian dan paman setiap orang yg beriman kepada kami. Sebab, ia adalah saudaraku dan penjelmaan dariku. Ia adalah pemberi syafaatku bagi manusia. Jika saja ia tidak datang, pasti aku akan melahap semua manusia dengan mulutku. Tetapi ia datang untuk menyelamatkan mereka dan untuk mewujudkan harapan umat tersiksa di bumi Yahudi. Berkumpullah hai anak-anak kegelapan. Hari adalah permulaan umur baru di dalam sejarah bumi ini dan sejarah kalian. Inilah sejarah yg mengizinkan kalian untuk menguasai manusia demi bakti tuhan kalian dan saudara kembarnya. Aku adalah orang ini, dan orang ini adalah aku. Minumlah arak, karena akal perlu istirahat. Adakanlah pesta selama empat puluh hari empat puluh malam. Setelah itu, kalian akan meninggalkan saudara kembarku yg akan pergi memerintah manusia dan menggantikanku. Hendaklah kita membantunya dalam membangun benteng raksasa di dalam air dan di permukaannya, serta di atas sebidang tanah di dunia ini yg dekat dengan istanaku ini. Malam ini pesta dimulai. Menyebarlah." Istana itu ramai dengan hiruk-pikuk dan malam-malam indah. Iblis mengajak saudara kembarnya ke kamar tamu besar yg telah disiapkan untuknya. Setiap malam mereka berdua mengadakan pertemuan hingga pagi hari. Lalu masing-masing kembali ke kamarnya. Selama empat puluh hari selesailah pembuatan "aturan kerja" dan "penetapan langkah-langkah setan untk memerintah dunia". Dibentuk pula konsep protokoler bagi pengendalian dunia dan metode penguasaannya. Pada pesta perpisahan dengan sahabatnya, Dajjal pun keluar. Ia menggerakkan kapalnya beserta para pengawalnya yg mulai bangun dari tidur selama empat puluh hari empat puluh malam. Yg pertama kali mereka lakukan adalah bersujud kepada Dajjal. Mereka berkata, "Engkau menjadi suci, wahai junjungan dan tuhanku. Engkau telah menjadikan mati dengan kebijaksanaanmu, dan sekarang kami hidup dengan rahmatmu." Ia menjawa, "Apakah kalian tahu berapakah umur kalian ketika mati di hadapanku?" Mereka menjawab, "Kami tidak tahu" Ia berkata, "Empat puluh hari. Hendaklah selalu membiasakan pesta kematianmu selama empat puluh hari. Pada empat puluh hari aku menghidupkan mereka sekali lagi untuk memasukkan mereka ke dalam Firdaus, namun kalian tidak melihat mereka." Sangat disayangkan bahwa perayaan empat puluh hari menjadi perbuatan bid'ah yg diwarisi kaum Muslim dari Dajjal Yahudi dan Fir'aun yg juga merayakan empat puluh hari setelah kematiannya, karena ruh dihentikan dari penghisaban. Ini benar-benar kebohongan yg ditiru Dajjal untuk dirinya dari Fir'aun dan kemudian dari Iblis dalam pestanya. Semoga Allah melaknati mereka semua. Wallahu a'lam bis shawab SETELAH BERTEMU DENGAN IBLIS. Berabad-abad lamanya dilalui Dajjal dalam mewujudkan impiannya yg paling besar, yakni membangun benteng piramida. Ia mulai berpindah-pindah dari suatu negeri ke negeri lain untuk menambah ilmu pengetahuan melebihi apa yg telah diketahuinya. Ia tidak merasa puas pada harta maupun ilmu. Hingga pada abad ke-16 M, ia menetap di Prancis. Ia merencanakan untuk melakukan Revolusi Prancis pada tahun 1789 M bersama pengikutnya, pendeta saat itu, Meyer Rothschild. Ia pun menetapkan dasar-dasar penipuan---kemerdekaan, persaudaraan dan persamaan hak. Di balik tabir indah ini, para pengikut Dajjal keluar untuk menguasai berbagai negara. Kemudian keluarlah tentaranya untuk memerangi dunia, mencuri sumber-sumber daya alamnya, dan menyiapkan jalan menuju al-Quds. Seorang jenderal Amerika, William Gay Karl, mengaku bahwa sejak Revolusi Prancis tahun 1789 M sampai sekarang masih ada kekuatan misterius yg menggerakkan berbagai revolusi dan menggunakan orang-orang berpengaruh, seperti Mirabeau, Lafayette, dam Duke Dourlian. Sejumlah orang masih mewakili kekuatan misterius gerakan-gerakan ini. Walaupun nama-nama mereka berbeda, mereka tidak keluar dari tangan-tangan kekuasaan misterius yg mewujudkan gerakan-gerakan itu. Mereka diperalat untuk menimbulkan pemberontakan-pemberontakan. Ketika mereka melaksanakan kepentingan itu, mereka dibersihkan dari kekuatan-kekuatan yg di belanya. Kekuatan-kekuatan misterius itu melemparkan tuduhan dan memikulkan dosa yg sebenarnya adalah tanggungan mereka. Beginilah orang-orang itu mati karena noda dan dosa mereka, padahal kekuatan-kekuatan misterius itu tetap ada di belakang komplotan-komplotan internasional yg berlepas diri dari setiap prasangka. Kemudian Dajjal berpindah ke Inggris untuk belajar dan mengajar, serta membalas dendam pada orang-orang yg pernah menghukumnya. Raja Edward I adalah raja Inggris pertama yg mengusir orang-orang Yahudi dari berbagai negara. Oleh karena itu, ia harus menebar benih-benih perpecahan antara raja dan pemerintahannya. Ia meninggalkan benih-benih perpecahan ini di tangan para intelektual. Hasilnya adalah: bangsa Inggris terbagi menjadi kelompok penganut Protestan dan Katolik. Kemudian militer Protestan terbagi menjadi dua: penganut yg kukuh dan penganut yg bebas. Salah seorang kaki tangan Dajjal, Munasih bin Isra'il, mengutus seorang Inggris yg membangkang, Oliver Cromwell, untuk menghancurkan singgasana kerajaan. Pada tahun 1653 M, Cromwell menyatakan dirinya sebagai pelindung Inggris. Si laknat itu terus pindah ke tempat-tempat lain untuk menebarkan benih kekacauan dan mendirikan berbagai perkumpulan legal dan ilegal. Ia gerakkan semua boneka itu dengan benang-benang misteriusnya secara lembut dan aneh. Ia selalu kenali bersembunyi didalam bentengnya. Bentengnya mulai membesar dan meluas. Kemasyhuran Segitia Bermuda mulai tersebar sejak abad ke-18 M. Sungguh, kehidupan Dajjal sejak abad ke-17 M sampai abad ke-20 M dan memasuki abad ke-21 M, merupakan kehidupan yg penuh pengembaraan, penemuan, pengajaran, perencanaan, dan pelaksanaan berbagai kejahatan. Pengetahuannya yg komprehensif kini tidak dipahami manusia. Padahal, pengetahuannya tidak mencapai setetes dari lautan ilmu nabi atau rasul Allah, atau wali dari hamba-hamba Allah yg saleh. Semua yg saya maksudkan adalah kekuatan akidah dan kekuasan pemahaman mengenai eksistensi Allah melalui kajian, tafakur, dan perenungan. Dajjal adalah fitnah yg menakutkan. Panjang umur + kekuatan dan ketegaran---ia adalah "orang tua yg tetap muda" atau "pemuda berusia lanjut"--- + aktif + kekayaan melimpah + bantuan para sahabat dalam kejahatan dan kezaliman = raja Yahudi yg ditunggu, penumpah darah yg pengecut, yg takut keluar secara terang-terangan. Dari sisi lain, kehidupan Dajjal yg panjang dan banyaknya pengalaman layak untuk dibukukan. Ia seperti Iblis, telah menyaksikan zaman. Tetapi itu merupakan kesaksian batil yg menginginkan kehancuran kebenaran dan kesaksian pendusta mengenakan matahari sebagai jubah kegelapan. Kadang-kadang para pembaca yg budiman merasa heran kalau saya katakan, "Dajjal menuliskan sebagian autobiografinya dan beberapa kisah yg di ubah menjadi film Holywood." Autobiografinya yg tersembunyi, kisah-kisah petualangan, dan rencana-rencana kezalimannya pun tersimpan di bukit dalam benteng besarnya di perpustakaan yg tersembunyi. Sesudah ditulis tangan, semuanya itu ditulis dengan perangkat komputer. Si sombong, pengaku sebagai tuhan dan pendusta ini telah menulis sekitar 10 jilid buku. Setiap jilid memuat 2.000 halaman besar. Pada tiap jilid ia tulis bab penutup dan diberi judul. Lima jilid pertama berjudul "Ketika Aku Menguasai Dunia". Lima jilid kedua berjudul "Suatu Hari Dunia dalam Genggamanku dan Bola Bumi adalah Kantorku". Ia berlebihan dalam cita-citanya untuk menguasai seluruh dunia. Meskipun kekuatan, kesewenangan, dan penemuannya menakjubkan, ia hanya akan keluar dengan penuh kemarahan. Al-Mahdi, yg menunggunya di al-Quds, akan membuatnya marah setelah penaklukan-penaklukan tentaranya sampai ke kerajaan rahasia, negara Vatikan. Maha Suci Allah Yang Maha Agung. Jika seseorang tak diciptakan bahagia, Akal pengasuh pun jadi bingung dan putus asa "Musa" yg diasuh "Jibril" jadi kafir dan Musa yg diasuh Fir'aun pun diutus Tuhan. Wallahu a'lam bis shawab. BENTENG DAJJAL DI SEGITIGA BERMUDA DAN MASALAH MESIR. Planet tempat kita hidup adalah bumi. Allah memberinya nama demikian ini sejak penciptaanya. Perhatikan firman-Nya, Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di (muka) bumi" (Q.R. al-Baqarah, 2:30). Bumi memuat tanah (daratan) plus air atau tanah (daratan) yg mengapung di dua lautan yg melingkupinya. Satu lautan air dan lainnya lautan udara. Masing-masing lautan itu menyebabkan tekanan pada tubuh manusia. Di udara dan di atas permukaan bumi, udara memberikan tekanan pada tubuh sebanyak 15 pound pada setiap satu inci persegi pada tubuh. Tekanan ini adalah timbangan tabung udara yg ukurannya adalah satu inci persegi pada permukaan bumi dan akan naik ke udara yg dapat melebihi batasnya. Demikian pula tekanan dalam air, yaitu berat satu silinder air laut yg permukaan bawahnya adalah satu inci persegi di dalam laut, sedangkan permukaan atasnya pada permukaan laut. Dajjal sangat pandai berinteraksi dengan air, berlayar, menyelam, dan berenang. Bagaimana tidak, ia adalah anak pulau hijau itu. Jika anggota perkumpulan penyelam di california, pada tahun 1959 M, telah mencatat rekor dalam menahan nafasnya di dalam laut selama 13 detik dan 42,5 detik untuk kedua kalinya, maka Dajjal lebih mahir lagi. Ia termasuk orang yg menyadari bahwa bumi hanyalah daratan kecil di tengah samudera. Oleh karena itu, diperlukan usaha ilmiah untuk berinteraksi dengan air, terutama ketika menyelam. Khususnya, tekanan pada tubuh manusia pada permukaan air mencapai 14,6 pound pada setiap inci persegi dari tubuh manusia. Itu adalah tekanan udara. Jika manusia turun ke air, tekanannya pada tubuh bertambah satu tekanan udara untuk untuk setiap 33 kaki. Atas dasar itu, maka tekanan tersebut mencapai lebih dari 150 tekanan udara pada kedalaman 5.000 kaki. Ini tekanan yg besar sekali. Tekanan itu menekan dada manusia sehingga mencegah keleluasaan bernafas, sekalipun penyelam menggunakan tabung udara. Kelak, kita dapat turun sampai kedalaman 6.000 kaki di bawah permukaan air dengan menggunakan alat penyelaman. Padahal, sejak puluhan atau ratusan tahun sebelumnya, Dajjal telah mengetahui peralatan yg kemudian dikenal dengan nama bathy sphere dan bathy scaphe. Selanjutnya, alat itu dikenal dengan nama kapal selam. Jika kapal selam biasa dapat mencapai kedalaman 700 kaki lebih sedikit, dengan keterbatasan pandangan dan gerak khususnya ketika mencapai 1.000 kaki di bawah permukaan air, maka Dajjal telah berkelana di dasar laut di bawah 2.000 dan 3.000 kaki bersama para pengawalnya di dalam laboratorium bergerak. Laboratorium itu mempunyai jendela kaca. Di laboratorium itu mereka mempelajari makhluk-makhluk hidup laut dan dasarnya. "Demi Allah, orang itu jenius. Saya tidak memungkiri kemampuannya. Tetapi ia seorang jenius yg jahat. Semoga kutukan Allah selalu mengiringi orang-orang jahat." Terdapat peninggalan-peninggalan tertulis langka, yg ditemukan oleh orang-orang Arab kaya yg selamanya menetap di Jerman, dan saya telah menelaah beberapa darinya, berupa risalah pendek yg berjudul "Percikan dalam Berita Kejahatan Manusia". Risalah itu ditulis oleh seorang ilmuwan Muslim bernama al-Kamil bin Rih al-Barr. Ilmuwan Muslim itu berkata, "Jin dan setan membantu orang yg mencintai ahli fitnah. Oh akhir zaman nanti, ia dikenal dengan nama Dajjal---yakni anak jin, setan, dan manusia. Ia menginginkan kerajaan seperti Nabi Sulaiman. Para jin dan setan membangun istana laut yg besar dari besi, mutiara, dan marmer untuknya dengan mengecualikan aturan laut dan memudahkan segala urusannya. Hal itu merupakan ketentuan Allah bagi orang yg menginginkan kejahatan. Dia membentangkan baginya kesesatan dan kejahatan. Allah akan menghinakannya melalui tangan Imam Mahdi, manusia terbaik. Al-masih mengenali ihwalnya dalam Alquran yg menyebutkan bahwa ia merupakan pertanda Kiamat. Kiamat datang satu periode sesudahnya pada abad-abad yg penuh peristiwa. Kemudia hal itu akan datang." Pada tulisan itu juga, yg dibuat dalam bahasa sajak, ada teks yg berbunyi: "Dajjal mempunyai mata besar. Ia bersembunyi di daratan dan lautan, di tanah berkerikil, di kerajaan setan terkutuk. Para pengikutnya bekerja di hadapannya dengan paksaan dan membangun istana untuk si laknat di akhir zaman." Yg aneh dari manuskrip itu ialah bahwa perkataan itu tidak disandarkan kepada Nabi, sahabat, dan tidak pula tabi' at-tabi'in. Tetapi yg dipahami dari manuskrip itu ialah bahwa pengarangnya menulisnya dalam bentuk informasi biasa dan turun-temurun hingga zamannya. Dari tulisan ini dipahami bahwa jin dan setan yg memiliki hubungan dan pengalaman dengan masalah air selalu membantu Dajjal. Bantuan jin dan setan pada Dajjal ditegaskan dalam hadist Nabi, perkataan para sahabat, dan tabi'in. Saya katakan dalam buku Ihdzaru al-Masikh ad-Dajjal bahwa Ka'ab al-Ahbar benar ketika mengatakan, "Setan berkata kepada Dajjal, 'Mintalah tolong kepada kami atas apa yg engkau inginkan.'" Imam Ahmad meriwayatkan hadist dari Jabir bin 'Abdullah bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Dajjal akan keluar dengan meremehkan agama dan menjauhih ilmu. Dan aku mendengar (wa sami'tu) bahwa bersamanya ada setan-setan yg berbicara kepada manusia." Tampaknya kata ganti dalam wa sami'tu (dan aku mendengar) kembali kepada Jabir, yg berarti, "Dan aku mendengar demikian (atau diatas ini) dari Rasulullah saw., bahwa bersamanya (Dajjal) ada beberapa setan yg berbicara pada manusia." Riwayat tersebut sejalan dengan riwayat Abu Umamah al-Bahili dari Nabi saw., yg bersabda, "Diantara fitnah Dajjal adalah bahwa ia akan berkata kepada orang Arab badui, 'Apakah jika aku membangkitkan ayah dan ibumu, engkau akan bersaksi bahwa aku tuhanmu?' Ia menjawab, 'Ya.' Maka dua setan menjelma dalam rupa ayah dan ibunya. Keduanya berkata, 'Wahai anakku, ikutilah ia, karena ia adalah tuhanmu.'" Dalam riwayat Nu'aim bin Hamad dituturkan, "Seorang perempuan datang kepadanya dan berkata, 'Wahai tuhanku, hidupkanlah anak, saudara, dan suamiku.' Perempuan itu memeluk setan dan rumah mereka dipenuhi para setan. Orang Arab badui itu datang, lalu berkata, 'Wahai tuhanku, hidupkanlah unta dan kambing kami.' Dajjal pun memberi mereka beberapa setan yg menyerupai unta dan kambing mereka, baik dalam umur maupun tandanya." Bantuan jin air dan para setan pada Dajjal barangkali berupa konsultasi dan mungkin berupa kerjasama aktif. Tetapi saya menduga bahwa kerjasama aktif mereka ada batasnya dan tidak melampaui permohonan Nabi Sulaiman: Wahai Tuhanku, berikanlah kepadaku kerajaan (kekuasaan) yg tidak layak (dimiliki) seseorang sesudahku (Q.S. Shad, 35:38). Dajjal lebih dahulu mengetahui---disebabkan pengembaraannya di bumi---bahwa air menutupi lebih dari 70% permukaan bumi. Ia pun mengetahui bahwa matahari adalah sumber utama bagi energi yg tersembunyi di berbagai lautan. Ia termasuk orang pertama yg menghasilkan energi dari ombak laut, gerakan pasang surut, dan penggunaan daerah-daerah pertemuan arus laut yg berbeda berdasarkan pemikiran yg masih berupa teori, padahal merupakan hakikat baginya. Teori itu menyebutkan bahwa sejumlah besar air yg jatuh dari jarak dekat menghasilkan jumlah energi yg sama dengan yg dihasilkan dari air yg jatuh dari jarak jauh. Anehnya, ia beserta para pekerjanya selalu mendahului teknologi bumi sekitar satu atau dua abad. Wallahu a'lam. Sejak lebih dari 100 tahun, Dajjal menciptakan tenaga listrik dari gerakan ombak. Padahal tahun 1968 adalah tahun pertama diciptakannya tenaga listrik sederhana oh Norwegia. Ia adalah juga orang pertama yg menemukan bahwa energi dapat dihasilkan dari gerakkan pasang surut ombak. Ia mengetahui bahwa energi yg dihasilkan dari kekuatan pasang surut ombak sebanding dengan satu areal persegi air. Artinya, satu air pasang yg menutupi areal sembilan meter persegi menghasilkan 27 kali energi yg dihasilkan dari air pasang yg menutupi areal tiga meter persegi. Wallahu a'lam bis shawab BENTENG SILINDER DAN MASALAH MESIR.Setidaknya, gambaran benteng Dajjal adalah khurafat atau dongeng belaka. Jadi, masalah pembangunannya di Samudera Atlantik, baik di permukaan laut, di dasar samudera, atau di tengah-tengahnya, merupakan bagian yg tampak dan bagian yg terapung secara tersembunyi. Ini adalah khurafat. Namun, ia sangat suka mengubah khurafat menjadi kenyataan. Setelah berakhir masa kenabian, ia akan mengaku sebagai nabi. Ia tidak akan berhenti dan bahkan mengaku sebagai tuhan. Ia tidak berhenti dan akan memperdaya manusia dengan ilmunya untuk menghidupkan dan mematikan dengan pemalsuan. Dajjal adalah orang Yahudi pertama yg menyebarkan kebohongan bahwa orang-orang Yahudilah yg membangun piramida. Yang demikian itu disebabkan oleh kecintaannya kepada Mesir dan piramidanya. Sekiranya ia dapat mengaku bahwa dirinyalah yg membangun piramida itu, ia pasti akan melakukannya. Dalam darahnya terdapat kenangan Mesir bersama para pengikutnya. Dalam darahnya ada ketakutan pada Mesir, dan ia menakut-nakuti para pengikutnya pada negeri itu. Bagaimana tidak, Mesir adalah getaran Allah di bumi-Nya. Tentaranya adalah paling baik di muka bumi. Para tokohnya adalah paling sabar. Para wanitanya adalah yg melahirkan para pahlawan. Dari sini kita tahu rahasia komplotan Yahudi Raya untuk menguasai Mesir. Mesir adalah kembalinya kekhalifahan Islam. Mesir adalah pusat pembangunan Islam modern dan negara paling kaya di dunia. Pena arsitek suci menggores Mesir dari seluruh sisinya. Dajjal adalah musuh Nabi Musa. Ia menentang Taurat yg asli. Namun, bersama Taurat, kini ia adalah sekutu di dalamnya, dan menetapkan kenabian khayalannya yg ingin diwujudkannya kini. Dajjal diusir dari Mesir dua kali. Ia diusir dalam pelariannya bersama kaum Musa a.r. Ia orang asing bagi penduduk Mesir. Seluruh rupanya, hingga hidungnya, adalah orang Yahudi tulen. Bagaimana ia dapat tinggal? Padahal ia sangat berharap. Ia diusir dari Sina ketika Nabi Musa berkata kepadanya, "Perilai kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan dunia ini (hanya dapat) mengatakan, 'Janganlah menyentuhku'"(Q.S. Thaha, 20:97). Kecintaan dan kebencian pada Mesir adalah dua pertentangan yg menyatu dalam hati orang terkutuk ini. Ia telah berdusta kepada Allah. Allah Yang Mahaagung dan Mahatinggi berlepas diri dari apa yg dinisbatkan kepada-Nya. Ia mengatakan dalam Taurat, "Dan tahulah semua penduduk Mesir bahwa aku adalah tuhan bagi mereka, penolong negeri Israil." "Aku jadikan tanah Mesir itu hancur dan gersang dari Majdal hingga Aswan terus ke Tukham Kusy sehingga tak dilewati kaki manusia dan tidak pula kaki binatang, dan tidak dihuni selama empat puluh tahun. Aku jadikan tanah Mesir Gersang ditengah-tengah bumi gersang, dan kota-kotanya hancur. Kegersangan itu berlangsung selama empat puluh tahun. Aku cerai-beraikan orang-orang Mesir diantara umat-umat. Akan aku sebarkan mereka di tanah itu. Sebab, Tuhan berkata diakhir empat puluh tahun itu, 'Aku kumpulkan orang-orang Mesir dari bangsa-bangsa yg bercerai-berai. Aku bebaskan tawanan Mesir dan mengembalikan mereka ke tanah Fatrus, tanah kelahiran mereka. Disana mereka membentuk kerajaan hina dan paling hina. Mereka tidak lagi diagungkan oleh bangsa-bangsa. Aku sedikitkan mereka agar tidak menguasai bangsa-bangsa.'" di atas segalanya, ia berharap kepada Mesir dan penduduknya. Ia terus berharap. "Aku lemparkan rasa takut pada tanah Mesir. Aku luapkan kemarahanku terhadap sin benteng Mesir, ..." Lenyapkan kebesaran dan keagungannya. Wahai anak Adam, berteriaklah pada masyarakat Mesir. Turunkanlah ia dan anak-anak perempuan bangsa-bangsa besar ke tanah terendah bersama orang-orang yg turun ke dalam sumur yg dalam." Sesungguhnya Dajjal, yg dikutuk Allah, tidak menyukai Mesir dalam esensinya sebagai Mesir. Ia tidak menyukai Mesir dalam esensinya sebagai negeri Islam. Ia membenci Mesir dalam esensinya sebagai pusat Alquran. Ia menyukai Mesir jika mengikuti pemikirannya dan pemikiran-pemikiran orang-orang dungu. Semua orang dungu bersuara keras. Tetaplah Mesir sebagai duri dalam tenggorokan para tiran. Dengannya zaman menghias para pemimpin dunia. Dengan (kekuasaan) Allah kita akan menakuti musuh-musuh Allah. Mesir adalah busur dan sedang yg tak dapat bengkok. Dari jazirah Arab menjadi mahkota, peperangan dan perdamaian. Jalal ad-Din as-Suyuthi meriwayatkan hadist dari Ibn Zawlaq bahwa Mesir disebutkan dalam Alquran pada dua puluh delapan tempat. Ia berkata, "Bahkan Mesir disebutkan pada lebih dari tiga puluh tempat secara eksplisit dan kiasan." Dinukil dari Al-Kindi yg memberikan komentar atas beberapa ayatnya, ia berkata, "Tidak diketahui suatu negeri di penjuru bumi yg dipuji Allah dalam Alquran dengan pujian seperti ini, tidak disifati dengan sifat seperti ini dan tidak dipersaksikan dengan kemuliaan selain Mesir." Akhnukh---Nabi Idris---hidup di Mesir. Nabi Ibrahim pernah mengunjungi Mesir, tinggal disana selama beberapa waktu, dan menikahi Hajar, seorang Mesir, yg melahirkan Nabi Ismail dan yg perjalanannya di antara Shafa dan Marwah menjadi kewajiban bagi hamba-hamba Allah SWT dalam haji dan 'umrah. Sesungguhnya shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yg berhaji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i di antara keduanya (Q.S. al-Baqarah, 2:158). Bahkan Nabi Ibrahim berdoa di tanah Hijaz untuk kebaikan penduduknya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yg tidak mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yg dihormati. Ya Tuhan kami, (yg demikian itu) agar mereka mendirikan salat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur (Q.S. Ibrahim, 14:37). Hal itu hanyalah kehausan yg terlihat di Mesir: lembah Nil dan deltanya yg ditumbuhi tanaman-tanaman, buah-buahan, dan selalu subur. Hati manusia tertarik melancong dan berdagang ke sana. Penduduknya selalu berada dalam kesenangan dan kemakmuran. Nabi Ibrahim meninggalkan anaknya, Ismail, dan istrinya, Hajar, di lembah yg tidak ditumbuhi tanaman sesudah mengunjungi lembah subur seperti surga ini. Mesir juga adalah tempat tinggal, pengajaran, dan pemerintahan Nabi Yusuf. Dan orang Mesir yg membelinya berkata kepada istrinya, "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yg baik, boleh jadi dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak." Dan demikian pula Kami memberikan kedudukan yg baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap segala urusan-Nya. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya (Q.S. Yusuf, 12:21). Kemudian perjalanan abadi kedua orang tua Yusuf pun menuju ke Mesir. Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf, Yusuf merangkul ibu bapaknya dan dia berkata, "Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman" (Q.S. Yusuf, 12:99). Bahkan Nabi Musa melewatkan seluruh hidupnya di Mesir. Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yg lain, yaitu ketika kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yg diilhamkan, yaitu "Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi supaya di ambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuh-nya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yg datang dari-Ku, dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku" (Q.S. Yusuf, 12:37-39). Kata al-yamm dalam bahasa Arab berarti laut atau sungai. Demikian pula dalam bahasa Mesir kuno. Sebab, kata al-yamm merupakan lafal bahasa Samiyah yg dikenal di Mesir sejak keluarga kedelapan belas sekitar abad ke-16 S.M. Orang-orang Mesir meyebut laut, sungai, dan danau luas sebagai al-yamm. Dari situ terbentuk kata fayum (sesuatu yg rendah) dengan penambahan huruf fa sebagai bentuk ta'rif dalam bahasa Mesir. Yg perlu diperhatikan disini ialah bahwa kata itu disebutkan di dalam Alquran sebanyak delapan kali. Kata itu disebutkan hanya khusus untuk Mesir. Yg disebutkan dengan makna sungai Nil sebanyak tiga kali dan disebutkan untuk laut tempat tenggelamnya Fir'aun sebanyak lima kali. Seakan-akan Alquran hanya menunjukkan tempat-tempat yg diketahui sebagaimana penduduknya memanggil dengan namanya yg diketahui pula. Nama Musa berasal dari bahasa Mesir, bukan bahasa Ibrani. Pada saat itu tidak ada perempuan yg mengambil namanya untuk anaknya dengan nama dari kalangan kaum yg dibenci. Maka lafal "Musa" terbentuk dari kata kelahiran yg berarti anak, dan bukan dari kata "musyah" yg berarti pembebas atau penyelamat. Seakan-akan orang-orang yg menamainya tahu apa yg akan terjadi pada anak yg diasuhnya itu. Oleh karena itu, ketika seorang ahli sejarah Yahudi, Josephus, kebingungan untuk menyelaraskan antara maknanya dalam bahasa Ibrani dan maknanya dalam bahasa Mesir, lafal itu dikembalikan pada asal dan etimologi Mesir dengan menghubungkannya dengan apa yg terdapat dalam Taurat dalam hal kaitan nama itu dengan pemungutannya dari sungai. Ia mengatakan, "Orang-orang Mesir menyebut air dengan kata mu. Mereka menyebut sesuatu yg diselamatkan dari air dengan kata uwasis, padahal kata itu mengandung makna 'yg terpuji'. Namun, ia menggiring orang-orang Yahudi untuk melakukan pemalsuan. Hingga pertemuan antara Musa a.r. dan hamba yg saleh pun terjadi di tempat yg disifati Allah sebagai majma' al-bahrain (pertemuan dua lautan). Sebagaimana firman-Nya: Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, "Aku tidak akan berhenti berjalan sebelum sampai ke pertemuan dua lautan atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun" (Q.S. al-Kahf, 18:60). Itu hanyalah tempat yg tidak jauh dari Mesir, di terusan Suez, yg merupakan pertemuan antara Laut Tengah dan Laut Merah. Barangkali ini adalah pertemuan antara keduanya dengan danau-danau al-Manzilah, al-Balah, al-Murrah, dan at-Timsah. Atau, pertemuan itu terjadi di salah satu muara sungai Nil. Namun, yg dikabarkan dalam sejarah Nabi Musa adalah bahwa ia tidak pernah meninggalkan Mesir kecuali ketika pergi ke Madyan terlebih dahulu. Kemudian, ia meninggalkan Mesir bersama Bani Israil. Ia wafat di padang sahara di Sina. Sina adalah bagian dari Mesir. Mesir juga adalah tempat tinggal Nabi 'Isa dan ibunya, Maryam, ketika ia masih dalam buaiannya. Allah SWT berfirman, Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya suatu bukti yg nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yg datar yg banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yg mengalir (Q.S. al-Mu'minun, 23:50). Ibn Abi Hatim meriwayatkan dari 'Abd ar-Rahman bin Zaid bin Aslam berkenaan dengan ayat tersebut bahwa daerah itu adalah Mesir. Ia berkata, "Tanah tinggi itu adalah Mesir. Ketika air dialirkan, daerah itu menunjukkan bahwa ada tanah tinggi di atasnya, yakni perkampungan. Kalau tidak ada tanah tinggi, maka perkampungan itu tenggelam." Ibn al-Mundzir, di dalam tafsirnya, meriwayatkan dari Wahab bin Munabbih mengenai firman Allah: .... ke suatu tanah tinggi yg datar yg banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yg mengalir. Itulah Mesir. Ibn 'Asakir meriwayatkan dalam Tarikh Dimasyq melalui Jarir dari ad-Dhahhak dari Ibn Abbas bahwa, ketika masih kecil, Nabi Isa banyak melihat keajaiban-keajaiban sebagai Ilham dari Allah SWT. Berita itu tersebar di kalangan Yahudi. Nabi Isa mulai tumbuh dewasa. Bani Israil menyusahkannya. Ibunya mengkhawatirkannya. Lalu, Allah mewahyukan kepadanya untuk membawanya ke Mesir. Firman-Nya: .... dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yg datar ... (Q.S. al-Mu'minun, 23:50). Maksudnya adalah tanah Mesir. Maka Dajjal pun marah kepada Mesir. Betapa tidak! Gambaran terbaik tentang Mesir dikemukakan oleh 'Amr bin al-'Ash, ketika menaklukannya, dalam suratnya kepada Amir al-Mu'minin, 'Umar bin al-Khaththab: "Mesir adalah tanah kering dan subur, dikelilingi gunung dan padang pasir. Di tengah-tengahnya terbentang sungai Nil yg membawa berkah setiap saat. Sungai itu mengalir dengan airnya yg kadang-kadang banyak dan kadang-kadang pula berkurang, bagaikan peredaran matahari dan bulan, memiliki masa makmur dan banyak yg mengambil berkahnya. Sumber air bumi melanggengkan alirannya sehingga, jika ombaknya membesar, air meluap ke kedua tepinya. Tidak mungkin menyeberanginya dari suatu kampung ke kampung lain tanpa menumpang perahu kecil dan sampan. Jika airnya melimpah, kembali seperti keadaan alirannya semula, dan meluap, maka orang-orang membajak tanah dan menanam benih. Ketika tumbuh tunas, embun memberinya minum dan tanah lembab memberinya makan. Di samping itu, wahai Amir al-Mu'minin, Mesir adalah mutiara, zamrud, sutera, dan minyak ambar. Mahasuci Allah yg melakukan apa yg dikehendaki-Nya." Bagaimana mungkin Dajjal tidak marah pada Mesir dan penduduknya serta membenci mereka? Pelajaran terpenting yg di petik Dajjal dari beberapa dukun adalah bahwa piramida terbesar merupakan simpanan rahasia dan gudang ilmu pengetahuan. Ia mengetahui, sebelum ilmuwan Prancis, M. Bovis, bahwa bangunan-bangunan yg didirikan mirip piramida terbesar itu dibangun dengan cara yg sama di atas pusat magnetik yg mengalir dari kutub utara ke kutub selatan. Yg demikian itu menghasilkan medan-medan energi yg sekurang-kurangnya tampak efeknya di dalam: mengawetkan daging, menjaga kesegaran makanan, menajamkan pisau, menjernihkan air, menumbuhkan tanaman, dan mempercepat penyerbukan bunga. Dajjal telah mengetahui, sejak ratusan tahun, bahwa binatang apa pun yg mati di kamar raja di dalam piramid terbesar itu tidak membusuk, hanya mengering seperti diawetkan. Dajjal---semoga Allah melaknatnya---benar-benar mengetahui bahwa agar kita mengetahui sebab terjadinya suatu peristiwa, kita harus mengetahui sedikit tentang medan-medan energi, potensi elektromagnetik, sinar gamma, sinar kosmik, cairan-cairan kimia, dan struktur logam. Maka wawasan pun menjadi luas, dan ekspedisi-ekspedisi pun dapat mulai dilakukan. Ia mengetahui segala sesuatu yg terjadi lewat tangannya, memiliki kemampuan dalam berbagai hal, dan menciptakan peralatan. Bukankah sebelumnya ia pernah berkata kepada Musa: Aku mengetahui apa yg belum mereka ketahui (Q.S. Thaha, 20:96)? Dua orang ilmuwan, Bill Schul dan Ed Pettit, mengatakan, "Dikatakan bahwa segala sesuatu di dunia ini berlawanan. Atas dasar itu, kadang-kadang ada bahaya bagi piramida di suatu tempat, atau kadang-kadang ada bentuk lain yg bekerja melawan kebaikan manusia. Jika masalahnya demikian, maka sebaiknya kita meyakini bahwa ia akan tetap terkubur di akan gaib selamanya." Lihat, apakah pengetahuan tentang sesuatu telah sampai kepada pendengaran mereka? Atau, apakah perkataan mereka hanya secara kebetulan atau main-main? Kemudian, siapa yg akan tetap terkubur itu, apakah Dajjal atau benteng piramidanya? Menurut hemat saya, kedua ilmuwan itu melontarkan dugaan yg terlalu jauh. Benteng piramida Dajjal akan tetap terkubur, dan kemudian dihancurkan sebelum muncul ke permukaan. Benteng itu tidak akan muncul selamanya. Keberadaan piramida dalam air atau diatas permukaan air merupakan paduan potensi energi yg menakutkan + kesenangan hidup dan rahasianya. Profesor Michel Guaquelin, dalam bukunya as-Sa'at al-Kawniyyah, mengatakan, 'Air itu tidak hanya mengalir dalam bumi kita saja, melainkan juga dalam kehidupan kita." Selanjutnya ia mengatakan, "Makhluk-makhluk hidup di alam ini tampak seperti benda-benda yg melekat pada tabung-tabung kimia. Di dalamnya potensi-potensi alam bekerja melalui air yg terdapat di dalam tubuh." Kedua peneliti itu, Bill Schul dam Ed Pettit, mengatakan bahwa Inez Pettit pernah menggunakan air yg tersimpan di dalam piramida selama dua minggu untuk mencuci wajahnya. Ia tidak menggunakan alat-alat kecantikan lainnya. Setelah lima minggu, mulailah teman-teman wanitanya mengatakan padanya, "Wahai temanku Inez, apa yg engkau pergunakan untuk merawat wajahmu? Sungguh kulitmu halus sekali." Seorang pembaca wanita pernah menulis surat kepada kedua peneliti itu. Ia bernama Mrs. C.M. dari Miami, Florida. Isi suratnya adalah sebagai berikut, "Kalian berdua telah menyebutkan dalam buku kalian mengenai 'kekuatan misterius dalam piramida', yakni manfaat penggunaan air yg tersimpan dalam piramida itu untuk mencuci wajah. Aku telah lama meragukan kebanyakan bahan kosmetika yg membahayakan kulit, terutama dalam penggunanaanya untuk jangka waktu lama. Tetapi empat minggu lalu, aku tidak pernah lagi menggunakan apa pun untuk mencuci wajahku selain air dari piramida itu. Rupanya, ini adalah ide positif. Tampaknya, hal itu memberikan kesempatan bagi kulitku untuk bernapas lagi. Tetapi, apa pun yg terjadi, kulitku tampak halus, suatu hal yg tidak pernah terjadi dua puluh tahun sebelumnya." Ada juga seorang pembaca yg mengirim surat kepada kedua peneliti itu dengan nama inisial T.M. Ia seorang penduduk Denver di distrik Colorado, Amerika. Di antara yg ia tulis kepada kedua peneliti itu adalah, "Air piramid itu lebih manis rasanya daripada air biasa. Air itu turun ke dalam perut dengan mudah sekali, benar-benar seperti aliran energi langsung dari solar plexus." Kedua peneliti itu mengomentari kedua surat itu, "Ini adalah catatan penting. Sebab, solar plexus dianggap sebagai salah satu dari tujuh pusat bioelektrik atau pusat-pusat energi pada manusia. Solar plexus inilah yg menerima energi matahari. Di dalam yoga, pusat ini disambungkan dengan api. Sebagian orang mendefinisikan piramida itu sebagai 'api di tengah-tengah'. Di dalam piramida terbesar terdapat kamar raja, yg terletak di tengah-tengah bangunan piramida itu. Selain itu, solar plexus juga terdapat di pusat tubuh manusia. Oleh karena itu, api yg ada di pusat piramida kadang-kadang tertarik ke air dan menyebabkan perubahan." Ungkapan ini sangat penting. Sebagian darinya dapat kita perhatikan dari apa yg dilakukan Dajjal dalam menghasilkan energi elektromagnetik besar yg digunakan di daerah isthmus (pertemuan dua aliran sungai, yg satu panas dan lainnya dingin). Bangunannya berupa benteng berbentuk piramida besar atau beberapa piramida sebagai rantai pertahanan. Bagian dalam benteng besar ini terbagi menjadi beberapa lokal. Semuanya merupakan vila untuk tempat tinggal, jalan raya, lapangan terbang, dan laboratorium. Semuanya tertutup rapat. Tidak ada sedikit pun sinar matahari yg masuk. Namun, yg demikian ini justru merupakan puncak kemewahan. Tidak ada keluarga. Kehidupannya adalah bohemianism (kehidupan bebas). Kaum wanitanya hidup bersama (komunal). Anak-anak laki-laki dan perempuan adalah anak-anak tuhan. Tidak ada kebapakan dan keibuan. Pendidikannya berupa perburuan binatang buas. Ia adalah orang pertama yg menyebarkan di kalangan orang-orang Amerika bahwa wanita yg tetap perawan menyebabkan penyakit kanker. Oleh karena itu, mereka harus segera dibebaskan dari keperawanan. Dajjal---semoga Allah melaknatnya---bersama pengikut khususnya, laki-laki dan perempuan, melakukan hubungan seksual sangat jelek dan melebihi binatang. Mereka juga di didik untuk membenci Islam dan kaum Muslim, dan tidak mencintai wanita-wanita Muslim. Wallahu a'lam bis shawab SURAT SIA-SIA. Dajjal mempermainkan akal sebagian orang dengan menyebarkan tipuan aneh. Dengan menggunakan inisial M.N.Y., ia mengirim surat ke lembaga-lembaga ilmiah penting di Prancis. Di dalam surat itu ia menulis dengan bahasa yg sangat ilmiah, "Saya ditugaskan untuk mengirim surat kepada Anda. Surat itu saya dapatkan dari penduduk planet Proksima. Penduduk planet ini bernama "Pafy", yakni bangsa Pafy yg hidup disebuah planet yg besarnya satu setengah kali besar bumi. Suhu panasnya seperti suhu panas bumi. Tetapi, orang-orang di planet ini hidup tanpa ikatan kekeluargaan. Tidak ada keluarga. Ketika seorang bayi lahir, maka bayi itu diambil dari kedua orang tuanya dan diletakkan di tempat umum. Hal itu berlanjut sampai sepuluh tahun sehingga tidak ada seorang pun yg mengetahui siapa ayah atau ibunya. Setelah itu, mereka membantunya dengan kekuatan khusus: akal dan pemahaman. Lalu mereka meninggalkannya." Saya telah mengomentari surat sia-sia ini dalam catatan kaki buku Ihdzaru al-Masikh ad-Dajjal. Saya katakan, "Orang itu mengumumkan hakikat cara hidup dan pergaulan dengan para pengikutnya. Jika tidak, lalu siapakah yg dimaksud dengan kata-kata 'Mereka mengambilnya' dan 'Mereka membantunya'?" Apakah jika ada kehidupan di planet lain, lalu ia jauh dari genggaman Allah? Apakah kehidupan itu akan dikecualikan dari aturan-Nya berupa segala kebaikan, kemaslahatan, petunjuk, dan ketakwaan? Betul. Sesungguhnya bukanlah mata itu yg buta, tetapi yg buta ialah hati di dalam dada (Q.S. al-Hajj, 22:46). Dajjal menginginkan anak-anak. Ia menghendaki agar mereka tidak mempunyai hubungan atau kecenderungan selain kepada yg menolong hidup dan mendidik mereka. Ia adalah tuhan mereka. Ia adalah segalanya bagi mereka. Jika tidak, melepaskan mereka dari orang tua mereka merupakan suatu hal yg tidak diperbolehkan ajaran agama apa pun. Islam tidak membolehkannya, tidak pula Kristen dan Yahudi, bahkan hukum positif sekalipun kecuali komunisme. Adalah tuhan-tuhan selain Allah yg mensyariatkan suatu aturan bagi kehidupan planet Pafy dengan asumsi bahwa berita itu benar? Padahal berita itu tidak benar menurut akal. Mahabenar Allah Yang Mahaagung, yg berfirman, Ingatlah, sesungguhnya (hanya) milik Allah semua yg ada di langit dan semua yg ada di bumi, ... (Q.S. Yunus, 10:66). Yg mengerikan, Profesor Anis Manshur menyebutkan surat ini dalam bukunya Al-Ladzina Habathu min as-Sama' (Mereka Yang Turun dari Langit), dengan gaya bahasa menarik dan banyak argumentasi aneh yg tidak berdasarkan bukti ilmiah bahwa penghuni slame-planet lain dapat berhubungan dengan kita. Padahal para peneliti ruang angkasa dan astronomi menegaskan bahwa ini tidak terjadi dan tidak akan terjadi. Dalam buku Rijal min as-Sama' (Manusia dari Langit) karangan seorang peneliti Amerika, John Watson, dalam alinea dibawah subjudul "Dajl ba'dahu Dajl" (Kebohongan demi Kebohongan), ia berkata, "Banyak orang terpesona dengan pemikiran adanya makhluk-makhluk yg akan datang dari planet-planet lain di langit. Mereka tidak menyadari bahwa mereka terpengaruh candu yg bernama 'Kehilangan Kepercayaan dalam Mengendalikan Pemerintahan di Bumi' dalam kemampuan mereka untuk memecahkan berbagai persoalan bumi. Oleh karena itu, mereka mencari penyelesaian dari langit. Hal itu merupakan suatu jenis kepercayaan pada kekuatan langit seperti kepercayaan orang-orang primitif pada ketuhanan fenomena alam. Di antara mereka ada suatu kelompok pengikut Dajjal yg menolak kalian ilmiah murni yg berharga. Sesungguhnya, mereka adalah agen-agen yg ingin mengubah pemikiran kita menjadi fatamorgana yg kita tidak akan mendapatkan setetes air pun di saat kita kehausan. Penulis itu mengakhiri tulisannya dengan ungkapan. "Saya tidak mengesampingkan bahwa pemikiran ini adalah rekayasa intelijen Rusia untuk menarik perhatian kita pada hal-hal yg tidak penting. Padahal, secara pribadi, mereka mengetahui bahwa hal itu dilakukan untuk menghancurkan kita." Di tempat lain ia mengatakan, "Beberapa orang yg bisa di percaya mengabarkan kepada saya bahwa para penghuni planet-planet lain di duga sebagai para pelayan Masih al-Yahud yg ditunggu-tunggu. Tetapi, saya sama sekali tidak mempercayai al-Masih dan seluruh agama. Saya melihat bahwa semua itu merupakan propaganda dan sandiwara dari orang-orang yg mengetahui karakteristik perbuatan-perbuatan rahasia mereka." Karena Dajjal dikuasai akalnya, segala urusannya diarahkan pada kegiatan mata-mata, yakni perkataan yg ada benarnya. Namun, yg demikian itu merupakan intelijen khusus untuk orang tertentu. Orang-orang yg mengabarkan kepadanya bahwa mereka adalah pelayan Dajjal memang benar. Kalau pun ia beriman kepada Allah, niscaya kebanyakan orang memahami secara pasti karakteristik permainannya, mengapa, dan kemana arahnya. Saya melihat bahwa Profesor Anis Manshur telah tertipu, sebagaimana ia meniru dirinya sendiri. Sebab, ia berusaha meraba-raba setiap dalil bagi pemikiran yg telah mantap di kepalanya. Ia mempercayainya dengan hatinya. Ia berusaha membelanya dengan segala daya, dengan setiap metode ilmiah, juga tanpa metode dan tidak ilmiah. Yg penting adalah pemikiranku. Yg penting adalah "aku". Herbert Spencer benar ketika mengatakan, "Itulah prinsip yg diciptakan untuk merintangi segala informasi dan menghalangi diskusi yg membangun. Prinsip ini adalah ide pra-konsepsi dan merupakan jaminan untuk mengekalkan kemanusiaannya dalam kebodohan total." Benteng piramida Dajjal dan benteng-benteng yg bersambung dengan segitiga setan, semoga Allah melaknat keduannya, masih merupakan mutiara yg indah bentuknya, indah susunannya, dan indah pembuatannya. Sayang sekali, keunikan ini digunakan dalam kejahatan dan demi kejahatan. Sama sekali tidak ada sedikit pun digunakan untuk kebaikan. Wallahu a'lam bis shawab tunggu kelanjutan......
Terima kasih telah membaca artikel: Sepenggal kisah tentang DAJJAL.Silahkan baca artikel ©Blog Yhudiyuba yang lainnya!!!
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Komentar sesukanya sob...
yang penting sopan dan membangun.........
Nyepam langsung di hapus....